Dalil aqli adalah salah satu jenis dalil yang memiliki kedudukannya tersendiri di dalam agama Islam. Pengertian dalil sendiri adalah suatu hal yang dicari pada apa yang dicari. Menurut para ahli ushul fiqh, definisi dalil menurut mereka adalah sesuatu yang dengannya memungkinkan untuk sampai kepada pengetahuan yang bersifat berita (bukan pengetahuan indrawi).
Dalil aqli memiliki kedudukan tersendiri dalam agama Islam. Ajaran Islam bukan hanya mengakui kedudukan dalil aqli sebagai hujjah, tetapi umat muslim juga mencari kebenaran-kebenaran dalil naqli sesuai dengan pemikiran dalil aqli.
Ilmu dalam khazanah Islam hampir semua lahir dari rahim dalil aqli. Sebab, proses untuk memahami dalil naqli sendiri sering kali membutuhkan argumen yang sifatnya rasional dan logis. Misalnya, ilmu tafsir membutuhkan dalil aqli untuk menentukan apa kesesuaian suatu ayat dengan surat lainnya.
Dalil aqli berasal dari proses ijtihad mencakup sejumlah ijma dan qiyas. Ijma adalah kesepakatan pemikir muslim atas suatu hal untuk menentukan hukum syariat, sedangkan qiyas adalah penyesuaian dengan peristiwa yang telah memiliki sumber hukum.
Contoh dalil aqli Islam agama yang benar seperti Al-Qur'an menjadi sumber hukum dalil naqli dalam ajaran dan kepercayaan Islam. Namun, seorang yang meragukan tentang kebenaran agama dan kitab tersebut perlu melalui proses pengkajian dalil aqli atau penalaran logis terlebih dahulu untuk menentukan apakah Al-Qur'an tersebut memang mengandung kebenaran.
Dalil aqli memiliki sifat-sifat tertentu, seperti wajib, mustahil, dan jaiz. Dalil aqli wajib meliputi hal-hal yang tidak bisa diterima secara logis ketiadaannya, sedangkan dalil aqli mustahil mencakup penalaran terhadap suatu hal yang tak bisa diterima keadaannya.
Dalam kesimpulan, dalil aqli memiliki kedudukan tersendiri di dalam agama Islam dan merupakan salah satu jenis dalil yang penting dalam memahami hukum syariat dan kepercayaan umat muslim.
Dalil aqli memiliki kedudukan tersendiri dalam agama Islam. Ajaran Islam bukan hanya mengakui kedudukan dalil aqli sebagai hujjah, tetapi umat muslim juga mencari kebenaran-kebenaran dalil naqli sesuai dengan pemikiran dalil aqli.
Ilmu dalam khazanah Islam hampir semua lahir dari rahim dalil aqli. Sebab, proses untuk memahami dalil naqli sendiri sering kali membutuhkan argumen yang sifatnya rasional dan logis. Misalnya, ilmu tafsir membutuhkan dalil aqli untuk menentukan apa kesesuaian suatu ayat dengan surat lainnya.
Dalil aqli berasal dari proses ijtihad mencakup sejumlah ijma dan qiyas. Ijma adalah kesepakatan pemikir muslim atas suatu hal untuk menentukan hukum syariat, sedangkan qiyas adalah penyesuaian dengan peristiwa yang telah memiliki sumber hukum.
Contoh dalil aqli Islam agama yang benar seperti Al-Qur'an menjadi sumber hukum dalil naqli dalam ajaran dan kepercayaan Islam. Namun, seorang yang meragukan tentang kebenaran agama dan kitab tersebut perlu melalui proses pengkajian dalil aqli atau penalaran logis terlebih dahulu untuk menentukan apakah Al-Qur'an tersebut memang mengandung kebenaran.
Dalil aqli memiliki sifat-sifat tertentu, seperti wajib, mustahil, dan jaiz. Dalil aqli wajib meliputi hal-hal yang tidak bisa diterima secara logis ketiadaannya, sedangkan dalil aqli mustahil mencakup penalaran terhadap suatu hal yang tak bisa diterima keadaannya.
Dalam kesimpulan, dalil aqli memiliki kedudukan tersendiri di dalam agama Islam dan merupakan salah satu jenis dalil yang penting dalam memahami hukum syariat dan kepercayaan umat muslim.