Pengakuan Bos Pemerkosa-Pembunuh Karyawati Minimarket Rest Area Tol Cipularang

Kepala Toko Minimarket Terang-deraipun Bunuh Korban, Menuturkan Bisa Sengaja Melupakan Mantan Pacar

Sebuah kejadian pembunuhan yang terjadi di Rest Area Tol Cipularang, Karawang, Jawa Barat, mengejutkan masyarakat dengan latar belakang sosial yang tidak biasa. Terkini, kepala toko minimarket tersebut, Heryanto (27), telah menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan dan perkerasan seksual terhadap korban, Do (21).

Haryanto mengaku merasa terimpit kebutuhan ekonomi dan berniat untuk menguasai hartanya. Ia menuturkan bahwa awalnya, ia merasa dekat dengan Do karena korban sering curhat tentang masalah asmara. Heryanto kemudian menyarankan DO untuk berobat kepada orang 'pintar' agar bisa melupakan mantan pacarnya.

"Awalnya jauh-jauh hari dia (korban) sering curhat sama saya, katanya ada masalah, suka sama cowok tapi cowok itu udah nggak ada rasa lagi sama dia. Jadi dekat sering saya kasih saran," ujar Heryanto.

Namun, semakin berjalan waktu, kekerasan itu berkembang menjadi perkerasan seksual yang berujung pada pembunuhan korban. Menurut Haryanto, ia tergiur barang-barang berharga yang dikenakan DO, seperti gawai, sepeda motor, dan perhiasan.

"Saya tergiur barang-barang yang dimiliki korban," kata dia.

Kejadian itu akhirnya mengakibatkan kematian Do, yang ditemukan jasadnya di Sungai Citarum. Polisi mulai saksikan dan penyelidikan untuk menemukan kebenaran di balik pembunuhan itulah yang sedang berlangsung.
 
Ini gini cerita yang bikin perasaan konyol banget... Kepala toko minimarket bisa jadi korban karena bawa nafsu yang banyak sih. Kalau dilihat dari segi psikologi, ia bisa jadi lupa bahwa korban bukan hanya manusia biasa yang bisa dipegang-pegang. Tapi, ini juga bikin kita penasaran kenapa pihak toko minimarket ini terburu-buru mengaku bersalah dan bermaksud untuk menguasai hartanya sih? Tapi mungkin kalau kita lihat dari segi emosi, korban jadi target karena bawa banyak kelewatannya...
 
gak percaya apa yang terjadi dulu. kalau nanti korban malah bunuh sendiri karena stres biaya hidup? siapa yang bisa dipercaya lagi? mungkin itu jalan yang tepat untuk menghilangkan masalah ekonomi, tapi gak ada cara yang tepat dalam menghadapi masalah asmara, ya. kayaknya perlu ada saran atau bantuan dari orang lain, bukan hanya tergantung pada pemikiran sendiri.
 
ini kasus yang nggak main-main banget, siap-siap dibawa ke pengadilan 🤯. toko minimarket itu bukan hanya sekedar tempat bisnis, tapi juga tempat untuk bertebaru dengan perasaan dan emosi. dan benar-benar bikin korban jadi korban kasus nyata ini 😔. tapi yang nggak main-main banget lagi adalah kenyataan bahwa perempuan itulah yang harus menghadapi bahaya itu, karena hanya dia yang memiliki barang-barang bernilai tinggi 💸. dan yang mematikan korban? orang yang tahu betapa lemahnya perasaannya 😢. seharusnya toko minimarket itu bukan tempat untuk bertebaru dengan kejahatan, tapi juga tempat bagi kita semua untuk belajar tentang empati dan kasih sayang 💕.
 
ini cerita yang begitu pula rileks, siapa bisa tak terkejut dengan latar belakang sosial korban yang sering banget curhat kumpulin masalah asmara dgn seseorang yang jadi korban... tapi apa sih yang ingin dibicarakan di sini? kalau bukan tentang bagaimana orang-orang ini bisa begitu tulus dalam mengejar harta... padahal banyak hal lain yang perlu kita pertimbangkan, seperti keterlibatan komunitas atau bahkan faktor lingkungan yang mempengaruhi perilaku korban. tapi siapa tau, mungkin ada cerita lain di balik semuanya yang tidak tercatat...
 
🤕 ini kalau siapa tahu mau dibicarakan dari aspek musik aja, apa yang aku rasakan isinya sangat tidak enak banget... tapi kalau aku harus fokus musik, aku pikir hal ini bisa dihubungkan dengan lagu-lagu Indonesia masa kecilku yang lebih serius dan berat hati. kalau aku harus pilih satu lagu, mungkin "Seladang Bunga" dari Isyana Sarasvati ini. lagu itu membuat aku merasa seperti di dalam perjalanan yang tidak terduga dan akhirnya menemukan kebenaran yang tidak menyenangkan...
 
ini kasusnya benar-benar heboh, tapi aku rasa mungkin tidak ada kata 'terang' dalam hidup manusia ya... siapa tahu dia itu butuh uang untuk memenuhi kebutuhan dan mencari cara terbaik untuk menguasai hartanya. tapi ini malah jadi pembunuh korban yang satu-satunya yang memiliki uang dan kekuasaan untuk 'membantuin' korban. aku rasa kita harus lebih empatis dan memahami bagaimana pikiran manusia yang terjebak dalam situasi sulit, tapi juga harus diingat bahwa kemanusiaan tidak boleh dibawa lepas dalam kasus-kasus serupa... 😕
 
kembali
Top