Pabrik petrokimia terbaru di Cilegon, PT LCI, diproyeksikan akan menghasilkan pendapatan ratusan triliun Rupiah setiap tahunnya. Proyek ini bernilai 3,9 miliar dolar AS dan merupakan proyek terbesar di Asia Tenggara.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan bahwa pendapatan dari proyek ini akan mencapai 2 miliar dolar AS per tahun, atau sekitar Rp33,3 triliun. Pendapatan tersebut akan terdiri dari jualan domestik dan ekspor.
Bahlil menegaskan bahwa proyek ini akan sangat membantu mengurangi ketergantungan impor produk petrokimia. Pabrik ini akan memproduksi berbagai produk turunan, termasuk etilena dan propilena. "70 persen produksinya akan digunakan untuk substitusi impor, sementara 30 persen akan dijual secara ekspor," kata Bahlil.
Pemerintah telah memberikan insentif kepada PT LCI untuk mengembangkan investasi tahap selanjutnya. Pabrik ini membutuhkan pasokan bahan baku sebesar 1,2 juta ton LPG dan 2 juta ton naphtha. Proyek ini akan beroperasi di atas lahan 110 hektare yang masih memiliki potensi untuk ekspansi.
Saat ini, pabrik hanya menggunakan 70 hektare dari lahan tersebut. Bahlil menegaskan bahwa proyek ini sangat penting bagi perekonomian Indonesia. "Proyek ini merupakan proyek terbesar di Asia Tenggara dan akan membantu meningkatkan pendapatan rakyat," kata Bahlil.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan bahwa pendapatan dari proyek ini akan mencapai 2 miliar dolar AS per tahun, atau sekitar Rp33,3 triliun. Pendapatan tersebut akan terdiri dari jualan domestik dan ekspor.
Bahlil menegaskan bahwa proyek ini akan sangat membantu mengurangi ketergantungan impor produk petrokimia. Pabrik ini akan memproduksi berbagai produk turunan, termasuk etilena dan propilena. "70 persen produksinya akan digunakan untuk substitusi impor, sementara 30 persen akan dijual secara ekspor," kata Bahlil.
Pemerintah telah memberikan insentif kepada PT LCI untuk mengembangkan investasi tahap selanjutnya. Pabrik ini membutuhkan pasokan bahan baku sebesar 1,2 juta ton LPG dan 2 juta ton naphtha. Proyek ini akan beroperasi di atas lahan 110 hektare yang masih memiliki potensi untuk ekspansi.
Saat ini, pabrik hanya menggunakan 70 hektare dari lahan tersebut. Bahlil menegaskan bahwa proyek ini sangat penting bagi perekonomian Indonesia. "Proyek ini merupakan proyek terbesar di Asia Tenggara dan akan membantu meningkatkan pendapatan rakyat," kata Bahlil.