Pemerintah menetapkan target untuk mendapatkan tarif impor yang lebih rendah bagi dua komoditas utama, yaitu pakaian jadi dan sepatu Indonesia. Misi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ekspor Indonesia secara global.
Menurut Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, pakaian jadi dan sepatu merupakan produk yang tidak dapat diproduksi Amerika Serikat dalam waktu dekat. Oleh karena itu, pemerintah ingin memanfaatkan kemampuan Indonesia untuk meningkatkan ekspor ini.
"Kita tetap akan upayakan untuk bisa dikerjasamakan dengan tarif yang lebih rendah. Misalnya, pakaian jadi dan sepatu. Itu harus (diupayakan tarif di bawah 19%) karena kita juga sudah banyak memberikan manfaat kepada mereka," kata Edi.
Negosiasi tarif ini sedang berlangsung dan diharapkan akan rampung pada November ini. Pemerintah ingin menyelesaikan negosiasi ini sebelum November tiba, karena fleksibilitas pemerintah AS sangat penting dalam hal ini.
Selain itu, Edi juga menekankan bahwa Indonesia tidak menjadi penyebab dari defisit perdagangan Amerika Serikat. Pemerintah berkomitmen untuk memfasilitasi apa pun persoalan yang terkait dengan barang-barang impor dari Amerika Serikat, bukan hanya dengan Amerika saja.
Pengurangan tarif ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan ekspor Indonesia dan membantu meningkatkan ekonomi negara.
Menurut Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, pakaian jadi dan sepatu merupakan produk yang tidak dapat diproduksi Amerika Serikat dalam waktu dekat. Oleh karena itu, pemerintah ingin memanfaatkan kemampuan Indonesia untuk meningkatkan ekspor ini.
"Kita tetap akan upayakan untuk bisa dikerjasamakan dengan tarif yang lebih rendah. Misalnya, pakaian jadi dan sepatu. Itu harus (diupayakan tarif di bawah 19%) karena kita juga sudah banyak memberikan manfaat kepada mereka," kata Edi.
Negosiasi tarif ini sedang berlangsung dan diharapkan akan rampung pada November ini. Pemerintah ingin menyelesaikan negosiasi ini sebelum November tiba, karena fleksibilitas pemerintah AS sangat penting dalam hal ini.
Selain itu, Edi juga menekankan bahwa Indonesia tidak menjadi penyebab dari defisit perdagangan Amerika Serikat. Pemerintah berkomitmen untuk memfasilitasi apa pun persoalan yang terkait dengan barang-barang impor dari Amerika Serikat, bukan hanya dengan Amerika saja.
Pengurangan tarif ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan ekspor Indonesia dan membantu meningkatkan ekonomi negara.