Hubungan Indonesia-Jepang Tetap Kuat Bawah Kepemimpinan PM Baru Jepang Sanai Takeichi
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan bahwa hubungan Indonesia-Jepang akan tetap kuat di bawah kepemimpinan Perdana Menteri baru Jepang, Sanai Takeichi. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu, Abdul Kadir Jailani.
Menurut Kadir, hubungan Indonesia-Jepang sudah terjalin erat selama beberapa dekade dan akan terus berlanjut di bawah kepemimpinan Sanai Takeichi. "Hubungan Indonesia-Jepang secara tradisional sudah cukup mapan. Kami melihat terpilihnya Perdana Menteri baru Jepang justru sebagai kesempatan baru untuk meningkatkan hubungan yang lebih baik," kata Kadir dalam konferensi pers di Jakarta Pusat.
Indonesia memahami bahwa pemerintahan baru Jepang berasal dari kubu konservatif. Namun, hal itu tidak akan mengubah arah kebijakan secara signifikan. "Mungkin akan ada perbedaan prioritas, tapi saya tidak melihat ada pergeseran kebijakan besar. Justru ini peluang untuk memperdalam kerja sama ekonomi dan menghadapi tantangan global bersama," ujarnya.
Kadir menambahkan bahwa kepentingan nasional Indonesia dan Jepang sama-sama bertumpu pada upaya mendorong pertumbuhan ekonomi serta menjaga stabilitas kawasan di tengah dinamika geopolitik dunia. Hubungan ini akan terus menjadi landasan untuk meningkatkan kerja sama bilateral dan regional.
Pemilihan Sanai Takeichi sebagai Perdana Menteri baru Jepang didukung oleh Partai Demokrat Liberal yang berkuasa dan Partai Inovasi Jepang (JIP). Keduanya dilaporkan menandatangani kesepakatan pada akhir pekan untuk membentuk pemerintahan koalisi.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan bahwa hubungan Indonesia-Jepang akan tetap kuat di bawah kepemimpinan Perdana Menteri baru Jepang, Sanai Takeichi. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu, Abdul Kadir Jailani.
Menurut Kadir, hubungan Indonesia-Jepang sudah terjalin erat selama beberapa dekade dan akan terus berlanjut di bawah kepemimpinan Sanai Takeichi. "Hubungan Indonesia-Jepang secara tradisional sudah cukup mapan. Kami melihat terpilihnya Perdana Menteri baru Jepang justru sebagai kesempatan baru untuk meningkatkan hubungan yang lebih baik," kata Kadir dalam konferensi pers di Jakarta Pusat.
Indonesia memahami bahwa pemerintahan baru Jepang berasal dari kubu konservatif. Namun, hal itu tidak akan mengubah arah kebijakan secara signifikan. "Mungkin akan ada perbedaan prioritas, tapi saya tidak melihat ada pergeseran kebijakan besar. Justru ini peluang untuk memperdalam kerja sama ekonomi dan menghadapi tantangan global bersama," ujarnya.
Kadir menambahkan bahwa kepentingan nasional Indonesia dan Jepang sama-sama bertumpu pada upaya mendorong pertumbuhan ekonomi serta menjaga stabilitas kawasan di tengah dinamika geopolitik dunia. Hubungan ini akan terus menjadi landasan untuk meningkatkan kerja sama bilateral dan regional.
Pemilihan Sanai Takeichi sebagai Perdana Menteri baru Jepang didukung oleh Partai Demokrat Liberal yang berkuasa dan Partai Inovasi Jepang (JIP). Keduanya dilaporkan menandatangani kesepakatan pada akhir pekan untuk membentuk pemerintahan koalisi.