Harga Bitcoin Terkoreksi, Kenapa?
Pasar aset kripto bergerak melemah setelah harga bitcoin turun ke bawah level support di kisaran US$96.000. Penandatanganan rancangan anggaran oleh Presiden Donald Trump mengakhiri shutdown terpanjang dalam sejarah AS dan memulihkan pendanaan federal hingga 30 Januari 2026.
Namun, reaksi pasar kripto relatif datar, bahkan bitcoin masih berada di bawah tekanan. Shutdown yang berkepanjangan menyebabkan gangguan pada proses pengumpulan data ekonomi penting, seperti Consumer Price Index (CPI) dan laporan pekerjaan (nonfarm payrolls) untuk Oktober 2025.
Tingkat inflasi tahunan di AS naik menjadi 3% pada September 2025--tertinggi sejak Januari--dari 2,9% pada Agustus. Data CPI terakhir ini masih menjadi acuan utama bagi The Fed karena perilisan data terbaru yang tertunda akibat shutdown.
Kembalinya regulator utama seperti SEC dan CFTC bekerja penuh membuat perhatian pasar mulai bergeser dari urusan politik ke arah kejelasan regulasi kripto yang lebih terarah. Proses persetujuan ETF Kripto dan lanjutan pembahasan regulasi stablecoin bisa menjadi pondasi penting bagi perkembangan industri kripto dalam jangka panjang.
Fluktuasi harga saat ini harus dilihat sebagai konsolidasi pasar menuju fase pematangan. Ketidakpastian kebijakan suku bunga masih menjadi faktor utama yang menentukan arah pergerakan harga Bitcoin. Sinyal pemangkasan suku bunga di Desember nanti bisa menjadi titik balik penting, sebab perubahan arah kebijakan moneter berpotensi membuka ruang pemulihan harga di pasar kripto global.
Penurunan harga bitcoin di bawah US$100.000 dipengaruhi beberapa faktor makro yang bersifat eksternal. Volatilitas saat ini tidak perlu disikapi dengan kepanikan. Setiap investor perlu meninjau kembali strategi investasi jangka panjang sesuai profil risiko masing-masing.
Pasar aset kripto bergerak melemah setelah harga bitcoin turun ke bawah level support di kisaran US$96.000. Penandatanganan rancangan anggaran oleh Presiden Donald Trump mengakhiri shutdown terpanjang dalam sejarah AS dan memulihkan pendanaan federal hingga 30 Januari 2026.
Namun, reaksi pasar kripto relatif datar, bahkan bitcoin masih berada di bawah tekanan. Shutdown yang berkepanjangan menyebabkan gangguan pada proses pengumpulan data ekonomi penting, seperti Consumer Price Index (CPI) dan laporan pekerjaan (nonfarm payrolls) untuk Oktober 2025.
Tingkat inflasi tahunan di AS naik menjadi 3% pada September 2025--tertinggi sejak Januari--dari 2,9% pada Agustus. Data CPI terakhir ini masih menjadi acuan utama bagi The Fed karena perilisan data terbaru yang tertunda akibat shutdown.
Kembalinya regulator utama seperti SEC dan CFTC bekerja penuh membuat perhatian pasar mulai bergeser dari urusan politik ke arah kejelasan regulasi kripto yang lebih terarah. Proses persetujuan ETF Kripto dan lanjutan pembahasan regulasi stablecoin bisa menjadi pondasi penting bagi perkembangan industri kripto dalam jangka panjang.
Fluktuasi harga saat ini harus dilihat sebagai konsolidasi pasar menuju fase pematangan. Ketidakpastian kebijakan suku bunga masih menjadi faktor utama yang menentukan arah pergerakan harga Bitcoin. Sinyal pemangkasan suku bunga di Desember nanti bisa menjadi titik balik penting, sebab perubahan arah kebijakan moneter berpotensi membuka ruang pemulihan harga di pasar kripto global.
Penurunan harga bitcoin di bawah US$100.000 dipengaruhi beberapa faktor makro yang bersifat eksternal. Volatilitas saat ini tidak perlu disikapi dengan kepanikan. Setiap investor perlu meninjau kembali strategi investasi jangka panjang sesuai profil risiko masing-masing.