Menteri Pratikno mengatakan pemerintah akan melakukan operasi modifikasi cuaca untuk meminimalisir curah hujan di Sumatra, sebagai tindak lanjut dari bencana yang terjadi di Pulau Sumatera. Operasi ini dilakukan karena adanya siklon tropis senyar yang memiliki kecepatan angin mencapai 80 kilometer per jam.
Pratikno menyatakan bahwa karena intensitas angin mulai menurun, pesawat dapat mengudara untuk melakukan operasi modifikasi cuaca. Tujuan dari operasi ini adalah untuk mengalihkan curah hujan ke arah lautan. Pemerintah juga mengantisipasi adanya siklon tropis koto yang tengah terjadi di utara Indonesia, namun belum yakin apakah siklon tersebut akan masuk ke wilayah daratan Indonesia.
Pemerintah telah mengirimkan bantuan untuk korban bencana di Sumatra, termasuk 150 tenda, 64 perahu karet, genset, serta makanan siap saji. Bantuan ini dikirimkan melalui empat pesawat milik TNI dan disertai dengan tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, serta bantuan obat-obatan.
Operasi modifikasi cuaca dan pengiriman bantuan untuk korban bencana di Sumatera telah dilakukan sejak 25 November 2025. Pemerintah melalui Kemenko PMK mengoordinir pengiriman bantuan.
Pratikno menyatakan bahwa karena intensitas angin mulai menurun, pesawat dapat mengudara untuk melakukan operasi modifikasi cuaca. Tujuan dari operasi ini adalah untuk mengalihkan curah hujan ke arah lautan. Pemerintah juga mengantisipasi adanya siklon tropis koto yang tengah terjadi di utara Indonesia, namun belum yakin apakah siklon tersebut akan masuk ke wilayah daratan Indonesia.
Pemerintah telah mengirimkan bantuan untuk korban bencana di Sumatra, termasuk 150 tenda, 64 perahu karet, genset, serta makanan siap saji. Bantuan ini dikirimkan melalui empat pesawat milik TNI dan disertai dengan tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, serta bantuan obat-obatan.
Operasi modifikasi cuaca dan pengiriman bantuan untuk korban bencana di Sumatera telah dilakukan sejak 25 November 2025. Pemerintah melalui Kemenko PMK mengoordinir pengiriman bantuan.