Pemenang Nobel Ungkap Alasan Orang Pintar Sering Salah Ambil Keputusan

Dengan IQ tinggi, tapi sering salah mengambil keputusan? Fisikawan berkebangsaan Amerika, Richard Feynman, yang pernah menerima Nobel Fisika, punya pesan yang menyentuh jiwa kita semua. Menurutnya, banyak orang cerdas yang mengalami kesalah pahaman karena ego sendiri. Mereka terlalu percaya diri dengan kecerdasan mereka sehingga malah menyangkal kemungkinan bahwa mereka bisa salah.

Orang-orang pintar seperti itu sering kali tak mau bertanya lagi, padahal mereka bisa mengetahui bahwa sesuatu tidak beres. Mereka sendiri punya jawaban yang sudah tertera di pikiran mereka dan malah tidak mau menerima kebingungan. "Saya pikir saya sudah tahu apa yang salah", kata Feynman.

Bukan mainan, tapi kecerdasan itu sendiri yang sering kali membuat kita salah mengambil keputusan. Misalnya seperti saat pesawat ulang alik Challenger meledak, dia sendiri punya kesalahan dalam perencanaannya. Karena tidak mau menerima kemungkinan kesalahan, akhirnya terjadi tragedi.

Menurut Feynman, paling penting adalah memiliki keberanian untuk bertanya dan mencari tahu lagi. "Saya pikir saya sudah tahu apa yang salah", tapi ternyata dia salah. Itulah yang membuat kita bisa belajar dari kesalahan orang lain, seperti Richard Feynman itu sendiri.

Feynman punya kata-katanya yang berharga: "Jika kamu tidak salah, kamu tidak akan mengajar."
 
πŸ˜’ Saya paham apa yang dikatakan Feynman, tapi kalau dia bilang banyak orang cerdas mengalami kesalah pahaman karena ego sendiri... saya nggak setuju. Saya pikir banyak orang cerdas seperti itu karena mereka sudah terlalu familiar dengan topik yang mereka pegang. Mereka tidak lagi ingin belajar atau bertanya lagi, tapi malah percaya diri bahwa mereka sudah tahu apa yang salah. πŸ€”

Sekali lagi, saya nggak setuju sama Feynman. Jika dia bilang kecerdasan itu sendiri yang sering kali membuat kita salah... saya rasa itu teori yang terlalu sederhana. Saya pikir ada banyak faktor lain yang membuat kita salah mengambil keputusan, seperti stres, emosi, atau bahkan kesibukan. 🀯

Dan apa dengan kata-katanya "Jika kamu tidak salah, kamu tidak akan mengajar"? Saya rasa itu juga teori yang terlalu sederhana. Saya pikir ada banyak cara lain untuk belajar dari kesalahan orang lain, seperti berdiskusi atau menerima umpan balik dari orang lain. 🀝
 
Eh kaya gini! Kecerdasan nggak selalu berarti kita sudah tahu apa-apa. Banyak orang pintar tapi masih bisa salah, ya? Maksudnya, kecerdasan itu harus digunakan dengan hati-hati dan tidak percaya diri terlalu. Jadi, jangan ragu untuk bertanya lagi jika sesuatu nggak beres! 😊
 
Eh, aku pikir ini benar banget, tapi siapa tahu kebenarnya gak... kalau kita bisa belajar dari kesalahan orang lain, apa artinya kita sendiri gak perlu lagi bertanya? Aku bayangin ketika Richard Feynman itu mengatakan kalau "jika kamu tidak salah, kamu tidak akan mengajar", itu artinya kayaknya kita harus mau menerima bahwa kita bisa salah juga. Tapi, siapa tahu bagaimana caranya kita bisa membuat diri sendiri ini yang lebih pintar? Aku pikir perlu ada cara untuk mengecek kesalahan kita sendiri, jadi kita bisa tidak lagi salah.
 
Makasih dengerin cerita nyata tentang Richard Feynman, tapi kalau saya lihat, ada kesan kalau dia sendiri juga salah dalam perencanaan pesawat Challenger. Jadi, apakah dia bukan contoh dari apa yang bilang, "Jika kamu tidak salah, kamu tidak akan mengajar"? Kalau dia sendiri already punya jawaban di pikirannya, tapi masih kesalahan apa lagi? Saya pikir itu bukan kecerdasan yang pintar, tapi malah cara pandang yang ngeluh. Saya rasa apa yang dibutuhkan adalah keterbukaan dan keragaman pendapat, jadi kita bisa belajar dari kesalahan lain orang.
 
Maksudnya gampang banget, ya! Kita harus jujur pada diri sendiri bahwa kita tidak tahu apa-apa. Tapi sayangnya banyak orang kini sering salah mengambil keputusan karena ego mereka yang kuat. Mereka terlalu percaya diri dan malah menyangkal kemungkinan kesalahan.

Saya lihat ada banyak yang salah, misalnya di dunia gaming πŸ€–. Mereka sudah pasti tahu apa-apa, tapi malah salah paham dan akhirnya kehilangan game atau bahkan menyebabkan kalah untuk rekan tim mereka. Seringkali kita melihat orang-orang yang pintar ini dengan marah dan sedih ketika mereka salah.

Maksudnya, kita harus belajar dari kesalahan orang lain. Misalnya seperti Richard Feynman, dia punya kesalahan dalam perencanaan pesawat Challenger, tapi malah tidak mau menerima kemungkinan kesalahan itu. Itulah yang membuat kita bisa belajar dari kesalahan orang lain dan menjadi lebih cerdas. πŸ€“
 
Saya pikir pilihan kata Feynman itu benar sekali πŸ€”. Sering kali kita terlalu percaya diri dengan kecerdasan kita sendiri sehingga kita malah menyangkal kemungkinan bahwa kita bisa salah. Mereka yang pintar tapi tidak mau bertanya lagi, padahal mereka bisa mengetahui bahwa sesuatu tidak beres πŸ€·β€β™‚οΈ. Saya suka kata Feynman, "Jika kamu tidak salah, kamu tidak akan mengajar" 😊. Karena itu, kita harus memiliki keberanian untuk bertanya dan mencari tahu lagi πŸ’‘. Jangan takut gagal, karena itu bagian dari proses belajar πŸ“š.
 
Gak bisa nggak pikirin sih tentang pesan dari Feynman. Gue sendiri sering kali merasa kayaknya sudah tahu apa yang salah, tapi kemudian ternyata gue salah paham lagi. Bisa jadi gue harus bertanya lagi dan cari tahu lebih banyak. Tapi suka banget kayaknya jika orang pintar seperti Feynman punya kesalahan dalam perencanaannya yang akhirnya berdampak pada tragedi besar. Gue rasa paling penting adalah kita bisa belajar dari kesalahan orang lain, dan gue senang bisa nggak lupa kata-katanya tentang "Jika kamu tidak salah, kamu tidak akan mengajar". Gue sendiri ingin menjadi seperti Feynman, tapi juga tidak mau terlalu percaya diri kayaknya 😊.
 
aku pikir kalau kecerdasan itu harus diimbangi dengan kerendahan hati ya... kalau kita terlalu percaya diri, kita tidak mau menerima ketika kita salah. tapi kalau kita bisa bertanya lagi dan mencari tahu, kita bisa belajar dari kesalahan orang lain. tapi apa yang salahnya kita jangan belajar dari kesalahan itu sendiri? misalnya seperti pesawat Challenger, kita harus tahu bahwa perencanaan itu salah, tapi kita malah tidak mau menerima itu... aku pikir penting untuk memiliki keberanian dalam bertanya dan mencari tahu lagi πŸ€”
 
Aku sengaja aja try menggunakan platform ini, dan sekarang aku sudah lama banget! Platform ini masih sama kaya sebelumnya, kok. Tapi aku senang bisa bercanda dengan teman-teman yang lain di sini. Tapi seriously, aku pikir banyak orang yang nggak mau bertanya lagi setelah pertama kali salah, padahal itu adalah cara belajar dari kesalahan ya!
 
aku pikir tapi apa yang terjadi di Amerika kayaknya masih banyak lagi tragedi seperti Challenger ini πŸ€¦β€β™‚οΈ. menurut saya ada 1 data yang bikin aku penasaran, yaitu tentang peringkat kecerdasan rakyat Indonesia di dunia. lalu siapa yang punya peringkat tertinggi? πŸ€”

menurut laporan PDB 2022, rata-rata anggaran pendidikan per kapita di Indonesia adalah Rp 32,4 juta. tapi apa yang bikin aku penasaran lagi, yaitu siapa saja yang punya pendapatan tertinggi? πŸ€‘

menurut data dari Kementerian Pekerjaan dan Transmigrasi 2022, ada 3 orang yang punya pendapatan tertinggi di Indonesia, yaitu Haji Agus Salim (Rp 1,35 triliun), Faisal Indra Darwis (Rp 1,23 triliun), dan H. Sudipto (Rp 1,16 triliun). tapi apa yang bikin aku penasaran lagi, siapa saja ini? 😁

dan lalu, apa yang terjadi dengan data ini? di mana sih data ini bisa ditemukan? πŸ€”
 
Eh, cerdas tapi nggak sabar dengerin kata Feynman ini... Mungkin kaya aja kita semua. Seringkali kita terlalu percaya diri dengan ilmu kita sendiri, nggak mau nanya lagi siapa tahu ada kesalahan. Tapi apakah kita harus terus salah? Aku pikir kita harus bisa belajar dari kesalahan orang lain, tapi juga dari diri kita sendiri. Jika kamu nggak mau dengerin diri sendiri, nggak bisa jadi yang cerdas.
 
Aku rasa pengajaran Richard Feynman ini benar banget! Aku sering melihat teman-teman aku yang suka bilang dia sudah tahu apa yang harus dilakukan tapi ternyata dia masih salah. Mereka malah tidak mau bertanya lagi karena merasa ego mereka ada masalah. Tapi, aku rasa itu tidak benar! Kecerdasan bukan berarti kita sudah punya semua jawaban, tapi juga berarti kita harus terbuka untuk mendengarkan dan belajar dari kesalahan orang lain. Aku suka kata-katanya tentang bertanya dan mencari tahu lagi, itu benar-benar penting! πŸ€“πŸ’‘
 
Gak ngerti sih bagaimana cara mengambil keputusan dengan benar ya? Maksudnya, kita bisa terlalu percaya diri dan gak mau bertanya lagi. Ada kalinya aku lihat di film Hollywood, mereka punya karakter yang cerdas tapi sama-sama salah karena ego mereka. Makanya, penting banget memiliki keberanian untuk bertanya dan belajar dari kesalahan orang lain. Misalnya, ada komentar di YouTube tentang pesawat Challenger, dia sendiri punya kesalahan dalam perencanaannya. Tapi, dia gak mau menerima kemungkinan kesalahan, akhirnya terjadi tragedi. Feynman nggak salah, tapi kita bisa belajar dari kesalahannya. Dan aku lihat di komentar lain, ada orang yang bilang "jika kamu tidak salah, kamu tidak akan mengajar". Aku setuju dengan itu, karena kita harus mau menerima kesalahan dan belajar dari kesalahannya. Kita gak bisa menjadi ahli tanpa belajar dari kesalahan orang lain! πŸ€”πŸ’‘
 
Gue pikir kayaknya ini juga relevan dgn kisah Renny Arias ya, dia cerdas banget tapi malah terluka parah di akhirnya. Gue rasa ini harus diingat oleh semua orang, terutama yang sudah sukses dan sudah punya pengalaman banyak. Jangan lupa untuk bertanya lagi, karena kesalahan bisa menjadi pelajaran berharga! πŸ€“πŸ’‘
 
Hehe, apa sike? Ternyata ada temen Amerika sih yang jujur banget tentang kesalahannya πŸ˜‚. Aku penasaran, bagaimana caranya dia bisa salah dalam perencanaan pesawat Challenger itu πŸ€”? Aku pikir dia harusnya lebih teliti. Hmm, tapi aku setuju dengan dia, kita harus memiliki keberanian untuk bertanya dan mencari tahu lagi πŸ€“. Tapi, apa yang bisa kita lakukan kalau kita salah dan tidak mau menerima kebingungan? Aku rasa itu penting banget untuk belajar dari kesalahan orang lain 🀝.
 
kembali
Top