Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Terinspirasi Pelaku Teror Gereja Charleston hingga Paham Neo-Nazi

Kasus Ledakan SMAN 72 Jakarta: Pelaku Terinspirasi oleh Figur Kekerasan Di Luar Negeri

Pelaku peledakan di SMA Negeri 72 Jakarta yang meninggalkan korban jatuh dalam kegelisahan masyarakat, ternyata terinspirasi dari figur-figur kekerasan di luar negeri. Menurut hasil penyelidikan Densus 88 Antiteror Polri, pelaku meniru pola dan ideologi sejumlah pelaku kekerasan di Amerika Serikat, Kanada, Rusia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.

Saat ini ada enam tokoh yang menjadi inspirasi bagi pelaku SMAN 72 Jakarta. Di antaranya adalah Eric Harris dan Dylan Klebold, pelaku penembakan di Columbine High School, Colorado, Amerika Serikat (1999), yang beraliran Neo-Nazi; Dylan Roof, pelaku penembakan di Gereja Charleston, South Carolina (2015), beraliran White Supremacy atau supremasi kulit putih; Alexandre Bissonette, pelaku penembakan di Gereja Quebec, Kanada (2017), juga beraliran White Supremacy.

Selain itu, ada Vladislav Roslyakov, pelaku serangan di Politeknik Kerch, Rusia (2018), yang beraliran Neo-Nazi; Brenton Tarrant, pelaku penembakan di Masjid Christchurch, Selandia Baru (2019), yang beraliran fasis, rasis, dan etno-nasionalis. Dan terakhir, ada Natalie Lynn Rupnow, pelaku penembakan di Abundant Life Christian School, Wisconsin, AS (2024), yang juga menganut Neo-Nazi.

Saat ini, polisi masih mencari pelaku SMAN 72 Jakarta. Namun, pelaku tersebut aktif di sebuah komunitas daring yang mengagungkan kekerasan. Dalam komunitas itu, tindakan ekstrem seperti penembakan massal sering dipuji sebagai "tindakan heroik".

Selain itu, polisi juga menemukan bahwa pelaku SMAN 72 Jakarta tidak menganut satu ideologi tertentu secara konsisten. Melainkan, hanya meniru pola kekerasan dari figur-figur tersebut.

"Artinya tidak ada satu ideologi yang konsisten yang dia ikuti, di sini menunjukkan bahwa ABH hanya sekedar terinspirasi dan ada pola yang berurutan yang mereka posting di komunitas media sosialnya dan ini juga menjadi 'awareness' (kesadaran) ke depan bagi kita terkait adanya kekerasan di dunia maya," kata AKBP Mayndra Eka Wardhana, Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri.
 
Makasih informasinya nih, tapi apa artinya sih kalau pelaku SMA Negeri 72 Jakarta terinspirasi oleh kekerasan di luar negeri? Kira-kira kalau dia nggak mewarisi ideologi apa pun, maka apa pun yang dia lakukan udah berarti sesuatu yang tidak baik, ya? Dan komunitas daring itu jadi tempat "pengajaran" yang baik baginya? Gak jelas sih...
 
ada kemungkinan si pelaku itu juga terinspirasi oleh GACCA kan? aku rasa mereka itu serupa dengan GACCA yang selalu bilang " Indonesia di bawah ancaman 5 kekuatan dunia" aku pikir kalau kita semua bisa mengikuti pola kekerasan seperti itu, mungkin saja Indonesia bisa lebih aman 🤔💡
 
Pernah pikir apakah di balik media sosial kita itu bisa jadi ada sesuatu yang tidak ngentot kayak biasanya? Nah ternyata ada yang bikin kita bingung kalau gak. Kekerasan yang dilakukan oleh seorang siswa SMAN 72 Jakarta, jelas terinspirasi dari kekerasan di luar negeri. Tapi apa yang membuatnya bisa melakukan itu? Benar-benar kaget banget, sih. Ada 6 orang inspirasinya aja! 🤯

Dan yang bikin saya bingung pula adalah kalau dia tidak mau ikut satu ideologi kok. Jadi, hanya sekedar terinspirasi dari figur-figur kekerasan itu saja. Tapi ini bukanlah kesimpulan kita kalau kekerasan di media sosial bisa menyebar dan berdampak pada masyarakat. Yang penting adalah kita harus waspada dan sadar, sih! 🚨
 
🤔 Masalahnya ini, kalau kita lihat dari luar negeri sih, banyak sekali inspirasi kekerasan dari sana. Tapi, apa artinya? Kita harus jujur, kekerasan itu tidak memiliki ideologi yang konsisten, hanya pola dan ide dari luar yang diikuti. 🌎

Kita harus waspada terhadap komunitas daring yang mengagungkan kekerasan, tapi kita juga harus ingat bahwa ada banyak orang yang sedang terinspirasi oleh hal itu. Kita harus memberikan kesadaran dan edukasi kepada masyarakat agar mereka tidak jatuh ke dalam pola kekerasan tersebut.

Tapi, apa solusi dari masalah ini? Kita harus memiliki strategi yang tepat untuk menghadapi komunitas daring seperti itu. Dan kita juga harus memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak muda tentang pentingnya kesabaran dan tidak tergiur dengan kekerasan. 😊
 
aku rasa ini bukan masalah yang terlalu besar kok... orang masih bisa berubah jadi manusia baik dan bermanfaat... aku juga pikir ada kekurangan dalam penanganan kasus ini, seperti bagaimana cara mencegahnya pada masa depan? padahal kalau mau ngelajari dari kesalahan masa lalu kita bisa menghindarinya di masa depan 🤔
 
aku penasaran apakah pihak berwenang tidak bisa mencegah hal ini, apa lagi kalau mereka memiliki inspirasi dari Amerika Serikat yang sudah terkenal dengan kekerasan di sekolah-sekolah. tapi ya kita tahu kalau konsep keamanan online ini masih dalam tahap pengujian dan belum tentu efektif. jadi perlu ada strategi baru untuk mengatasi hal ini, misalnya melalui kampanye edukasi tentang cyberbullying dan konseptualisme yang tidak mendukung kekerasan.
 
ini cerita kriminal yang bikin perasaan mengerem jantung ya! pelaku SMAN 72 Jakarta terinspirasi dari figur-figur kekerasan di luar negeri, itu bikin kita berpikir bagaimana bisa semacam ini terjadi disini. saya pikir itu karena kesadaran yang kurang tentang kekerasan dan kasus-kasus serupa yang sudah pernah terjadi di negara lain. jika kita bisa meningkatkan kesadaran masyarakat, maka pelaku-pelaku seperti ini pasti tidak akan terinspirasi untuk melakukan hal-hal semacam itu. dan juga penting sekali kita menjaga internet dan media sosial secara baik, karena itu tempat dimana mereka posting ide-ide semacam itu.
 
Makasih dia bisa nggak ngeremehkan bahan-bahan inspirasi pelaku itu dari negara-negara luar. Tapi kalau benar-benar kita ingin menghentikan hal seperti ini, kita harus lebih fokus pada permasalahan sebenarnya, yaitu perasaan frustrasi dan kesepian yang dialami oleh mereka, daripada hanya menuduh mereka sebagai "radikal" atau "ekstremis". Kita butuh pendekatan yang lebih inovatif dan mendukung untuk membantu mereka mencari jalan keluar dari situasi tersebut. 🤔
 
🤔 kayaknya bukannya yang penting adalah bagaimana cara mengatasinya? ya, kita nggak bisa menyerah dan harus selalu siap untuk menghadapi hal ini. tapi apa kabar dengan komunitas daring itu? apakah mereka diawasi oleh polisi? 🕵️‍♂️ saya rasa ini bukan masalah kekerasan di luar negeri, tapi bagaimana kita bisa mencegah kekerasan itu datang ke Indonesia juga. apa yang kita dapat belajar dari kasus ini adalah pentingnya kesadaran dan kooperasi antara komunitas dan pihak berwenang. 🤝
 
Kaya kabar tentang kasus peledakan SMAN 72 Jakarta, kayaknya sudah banyak informasi yang terkeluar. Tapi, aku rasa kalau kita fokus pada satu hal, yaitu bagaimana kekerasan di dunia maya bisa jadi sangat berpengaruh bagi remaja Indonesia seperti itu. Aku rasa harus ada langkah yang lebih matang dari pihak penyelidik dan lembaga terkait untuk memahami apa yang membuat remaja ini terinspirasi oleh figur-figur kekerasan di luar negeri, bukan hanya sekedar meniru pola-pola kekerasan tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Dan aku juga pikir kalau kita harus membicarakan tentang kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap kekerasan di dunia maya, seharusnya kita tidak hanya memuji "tindakan heroik" yang membuat remaja ini merasa nyaman untuk melakukan hal-hal tersebut 🤔💭.
 
Apa kabar ya bro?? 🤗 Semoga korban SMAN 72 Jakarta sembuh cepat 🤞 Dan pelaku ini harus dihukum sesuai hukumnya 🙌 Tapi apa yang terkejutnya, inspirasinya dari kekerasan di luar negeri 🤔 Gue rasa kita harus lebih peduli dengan media sosial kita dan cara kita menggunakan internet ya 💻 Kita harus lebih bijak dalam mencari informasi dan tidak membiarkan orang lain menentukan apa yang kita pikir 🙏
 
Saya pikir ini bukan hal yang harus dibahas sembarangan, tapi kita harus mencari solusi yang tepat. Kita tidak boleh membiarkan ideologi kekerasan masuk ke otak anak muda kita. Tapi kita juga tidak bisa memenjebakan mereka tanpa pengetahuan yang cukup tentang apa yang mereka jalani.

Mungkin kita perlu membuat program pendidikan yang lebih efektif agar anak-anak muda kita tahu bagaimana cara menghadapi stres dan emosi dengan cara yang sehat. Dan kita juga perlu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya kekerasan di dunia maya.

Tapi kita tidak boleh membuat aturan yang terlalu ketat, karena itu bisa membuat mereka semakin lama menutup diri dari realitas. Kita harus mencari keseimbangan antara perlindungan dan kebebasan. Dan kita juga perlu meningkatkan kerja sama antar lembaga untuk menghadapi ancaman kekerasan ini. 💡🤝
 
🚨💥 Wah kaya banget cerita ini! Ternyata pelaku SMAN 72 Jakarta itu terinspirasi dari figur-figur kekerasan di luar negeri, kayaknya bikin kita gak sabar-sabaran siapa nanti pelaku itu. 🤯

Maksudnya, pelaku itu meniru pola dan ideologi sejumlah pelaku kekerasan di Amerika Serikat, Kanada, Rusia, Selandia Baru, dan AS. 💥 Kaya banget banyak inspirasi dari luar negeri, kayaknya bikin kita gak percaya lagi siapa yang bisa melakukan hal seperti itu di Indonesia. 😱

Dan yang paling konyol, pelaku itu tidak menganut satu ideologi tertentu secara konsisten. 🤣 Hanya meniru pola kekerasan dari figur-figur tersebut, kayaknya bikin kita gak punya target yang jelas siapa nanti yang harus ditangkap. 😒

Tapi, jangan khawatir, polisi masih mencari pelaku SMAN 72 Jakarta, dan mereka pasti akan menemukan dia. 🚔💪
 
kembali
Top