Banyak proyek infrastruktur yang dilakukan Jokowi terus masuk ke dalam dugaan korupsi, sehingga membuat publik merasa frustrasi dan bingung. Kegagalan proyek infrastruktur ini justru menimbulkan kerugian negara di masa depan.
Misalnya seperti proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan dilatarbelakangi oleh perencanaan yang salah, pengelolaan modal yang tidak tepat dan biaya yang merugikan negara. Kereta cepat ini juga telah mengalami berbagai kesulitan operasional.
Sementara itu, pembangunan Bandara Kertajati yang diresmikan pada 2018 ternyata sangat sepi dan nyaris tidak digunakan oleh masyarakat. Meski sudah memiliki tujuh rute domestik yang meliputi Denpasar, Balikpapan, Makassar, Kualanamu, Palembang, Batam serta satu rute internasional ke Kuala Lumpur. Namun, karena tingkat okupansi penumpangnya rendah sehingga banyak maskapai menghentikan operasi mereka di bandara ini.
Kemudian masih ada proyek LRT Jabodetabek yang juga menimbulkan kesalahan kebijakan dan kerugian negara. LRT yang berbiaya Rp32,6 triliun telah didera beberapa masalah seperti keterlambatan armada, pembengkakan biaya, kesalahan desain rel dan gangguan pada pintu LRT.
Misalnya seperti proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan dilatarbelakangi oleh perencanaan yang salah, pengelolaan modal yang tidak tepat dan biaya yang merugikan negara. Kereta cepat ini juga telah mengalami berbagai kesulitan operasional.
Sementara itu, pembangunan Bandara Kertajati yang diresmikan pada 2018 ternyata sangat sepi dan nyaris tidak digunakan oleh masyarakat. Meski sudah memiliki tujuh rute domestik yang meliputi Denpasar, Balikpapan, Makassar, Kualanamu, Palembang, Batam serta satu rute internasional ke Kuala Lumpur. Namun, karena tingkat okupansi penumpangnya rendah sehingga banyak maskapai menghentikan operasi mereka di bandara ini.
Kemudian masih ada proyek LRT Jabodetabek yang juga menimbulkan kesalahan kebijakan dan kerugian negara. LRT yang berbiaya Rp32,6 triliun telah didera beberapa masalah seperti keterlambatan armada, pembengkakan biaya, kesalahan desain rel dan gangguan pada pintu LRT.