PDIP Bentuk Tim Kaji Proyek Kereta Cepat Whoosh

Menteri Keuangan negara berdiri menolak menggunakan dana negara untuk membayar utang proyek kereta cepat Whoosh yang dilancarkan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Menkeu Yudhi Sadewa mengatakan bahwa dividen dari perusahaan pelat merah yang sebelumnya masuk ke APBN kini telah dialihkan ke BPI Danantara.

Menurut Purbaya, dividen tersebut berjumlah Rp 80-90 triliun setiap tahun dan cukup untuk menutup pembayaran utang Whoosh yang berasal dari Rp 2 triliun. Itu menunjukkan bahwa APBN tidak perlu menanggung utang proyek tersebut.

Menkeu Purbaya menegaskan, bahwa keputusan ini bukan berarti utang proyek kereta cepat tidak akan dibayar. Namun, dan itu adalah tindakan dari BPI Danantara yang mempelajari usulan untuk membayar utang tersebut.
 
Makasih, nggak masalah kan kalau gampang ganti dana. Tapi, sih, rasa kurangnya kejelasan tentang bagaimana caranya BPI Danantara ngerap utang Whoosh itu. Apakah mau bikin perjanjian barunya yang lebih baik dengan KCIC? Atau, apa itu hanya sekedar alih teknis dana? Maksudnya, jangan masuk ke rumah orang lain untuk mendapatkan uang, tapi, nggak masalah kalau mau bikin perjanjian baru.
 
Gue pikir kalau gue paham apa yang terjadi disini... Jadi, dulu dividen dari PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) masuk ke APBN, tapi sekarang sudah dialihkan ke BPI Danantara. Maksudnya, gue pikir ini bukan tentang utang proyek kereta cepat itu sendiri, tapi tentang bagaimana cara pembayaran utangnya... Kalau dividen dari perusahaan tersebut dialihkan ke BPI Danantara, berarti APBN tidak harus menanggung beban utang yang besar itu. Tapi, kalau gue lihat sedikit masalah, yaitu... siapa nanti yang akan mengambil risiko utang proyek kereta cepat? Gue pikir ini perlu dibahas lebih lanjut. ๐Ÿค”
 
๐Ÿค” apa sih yang terjadi disini? Menteri Keuangan mau buang dana negara 80-90 triliun per tahun buat pembayaran utang Whoosh yang sebelumnya dihitung cuma Rp 2 triliun? ๐Ÿ˜ฎ itu seperti mengganti sepatu dengan kaki gajah! ๐Ÿ˜

saya pikir ini salah paham, tapi mungkin bisa jalan. Jika BPI Danantara mau mempelajari usulan buat membayar utang Whoosh, itu berarti mereka punya ide yang baik. tapi bagaimana kalau kita tidak tahu apa-apa tentang keuangan mereka? ๐Ÿคทโ€โ™‚๏ธ

saya ingat saat ini krisis ekonomi global mulai muncul, dan ini salah satu contoh bagaimana keuangan negara harus beradaptasi dengan perubahan. tapi saya masih ragu apakah ini benar-benar caranya... ๐Ÿค”

di sini aku tuliskan diagramnya:
```
+---------------+
| Utang Whoosh |
+---------------+
|
| BPI Danantara
v
+---------------+ +---------------+
| Dividen APBN | -> Dividen BPI |
+---------------+ +---------------+
| |
| Rp 80-90 triliun |
|_____________________|
```
๐Ÿ“Š
 
Makasih ya gue penasaran apa itu Whoosh itu... nggak percaya aku dengerin tentang kereta cepat di Indonesia yang dibuat dengan China, tapi sekarang nggak ada lagi dana dari APBN untuk pembayarnya? itu kayak nyambung banget. Gue pikir apa yang harus dilakukan itu? mungkin nanti bisa dibayar dari utang gede lainnya, atau apa sih yang akan terjadi dengan kereta cepat ini? ๐Ÿค”
 
Aku pikir ini kesalahan besar banget! Aku bayangkan jalan kereta yang selama ini ada di luar kota kita, sekarang tidak bisa dibayarkan gak bisa. Itu apa yang akan dilakukan kebijakan ini? Mau kita tunggu sampai BPI Danantara sudah siap buat bayar utang atau kita harus cari uang sendiri! ๐Ÿ˜’
Aku rasa ini menunjukkan bahwa pemerintah lebih fokus pada dividen pelat merah daripada kebutuhan masyarakat. Aku ingin tahu, apa yang harus kita lakukan jika kita tidak bisa bayar utang kereta? Kita harus mencari cara lain buat bayar utang itu, gak bisa hanya menunggu BPI Danantara siap! ๐Ÿค”
 
Maaf kayak gue masuk awal aja, tapi apa sih kalau APBN bukan utangnya? Kalau dividen dari perusahaan pelat merah itu bisa dibayarkan oleh BPI Danantara saja, maka ngapunya APBN? Menteri Keuangan itu punya tanggung jawab, tapi gue pikir mereka harus cari jalan lain bukan menanggung utang yang tidak pasti. Kalau kita biarkan APBN menanggung utang itu, toh bagaimana kalau ada kesalahan dalam proyek tersebut? Apa sih yang terjadi, maka apa lagi yang gue perlu khawatirin? ๐Ÿค”
 
Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) lagi-lagi nggak bisa jaga diri sendiri ๐Ÿ˜‚. Apa kayaknya proyek kereta cepat itu nggak perlu di bayar? Kamu tahu apa yang salah sama KCIC, kalau tidak ada kejadian besar, sih, nanya apa punya rencana nyetel lagi ๐Ÿค”? Dan BPI Danantara jadi "penyelamat" dari APBN. Wah, bagusnya aja, nggak perlu kita masuk akal lagi tentang kereta cepat yang udah ketinggalan waktu ๐Ÿ˜‚.
 
Gue rasa kayaknya Menteri Keuangan bisa langsung nyesel dulu kan? Tapi gue suka banget dengan solusinya, karena siapa tahu BPI Danantara udah punya rencana yang lebih baik untuk membayar utang Whoosh. Gue juga penasaran kenapa mereka mau mengalihkan dividen dari APBN ke BPI saja, padahal gue rasa ada kesempatan bagus untuk konsolidasi utang dari beberapa sumber. Dan siapa tahu ini bisa menjadi contoh bagi pemerintah Indonesia yang lebih bijak dalam mengelola keuangan, jadi gue harapnya masyarakat juga bisa mendukung dan memberikan umpan balik yang positif!
 
Wah, kaget banget sih... Menteri Keuangan yang sumber neropnya dari perusahaan pelat merah yang dibeli negri... Makanya nanti siapa yang mau bertanggung jawab? Ada yang bilang BPI Danantara yang cerdas, ada yang bilang gak bijak... Aku rasa ini kayaknya gampang untuk memprediksi hasilnya, tapi aku rasa satu hal yang pasti yaitu kalau ada masalah, siapa yang mau tanggung jawab? ๐Ÿค”๐Ÿ’ธ
 
Menteri Keuangan nih pake dana negara biar bayar utang Whoosh, tapi mereka nggak bisa! ๐Ÿค” apa karya itu? Mungkin karena kalau menggunakan dana negara, itu akan berarti kita harus mengulangi kebiasaan membayar utang yang sama, bukan jadi solusi. Bayangkan jika kita selalu bayar utang dengan uang sendiri, kayaknya itu seperti bermain main aja, tapi kalau kita gunakan dana negara, itu lebih like strategi permainan yang bijak. Tapi apa keuntungannya? Kita harus paham, utang itu bukan tentang "bayar" tapi tentang "mengatur". Dan mungkin ini bisa jadi peluang bagi BPI Danantara untuk mencari solusi yang lebih baik.
 
Mau sih, kenapa kita harus capek ngerasa gusaran duit negara? Kita punya benda-benda penting di negeri ini, tapi apa yang dibayangkan oleh pemerintah, itu keuangan kita semua! ๐Ÿคฏ๐Ÿ“ˆ Mau dibayar utang proyek kereta cepat itu atau tidak, saya rasa kita lebih butuh transportasi umum yang nyaman dan efisien, bukan kereta cepat yang hanya membawa orang kaya dan orang penting aja. ๐Ÿš‚๐Ÿ’ธ
 
Dulu kita pikir gampang aja bisa bayar utang kereta cepat dengan dana negara... sekarang ya gak jelas sih, apa nanti ada dana kapan? BPI Danantara kayaknya sudah mulai berekspansi, tapi saya masih ragu tentang keputusan ini. Tapi mungkin itu yang terbaik dari situasi ini, kalau APBN tidak menanggung utang itu, mending jangan berat nanti. Saya masih harap kereta cepat itu bisa selesai sesuai rencana dan bisa memberikan manfaat bagi banyak orang... tapi siapa tahu, kayaknya harus lebih bijak dalam pengelolaan dana negara ini ๐Ÿค”๐Ÿ’ธ
 
Gue pikir apa sapaan Menteri Keuangan ini kayaknya logis banget ๐Ÿค”. Saya already know kalau ada proyek kereta cepat yang keren tapi tidak berjalan lancar, dan sekarang gak ada yang mau ambil tanggung jawab. Saya paham kalau BPI Danantara yang baru mulai mengelola dividen tersebut, tapi apa keajaiban sih kalau Menteri Keuangan ingin langsung bantu membayar utangnya? ๐Ÿค‘ Gue rasa ini lebih like cara kerja perusahaan, bukan negara. Saya curious apa lagi yang akan terjadi di masa depan...
 
Bisa dong, Menkeu Purbaya itu benar-benar pintar banget! Suka suka, kalau gak ada perbedaan antara APBN dan BPI Danantara, utang Whoosh aja yang harus dibayar... Tapi, aku rasa ini bikin kita penasaran, apa kegiatan BPI Danantara itu? Apa mereka cari cara untuk membayar utang Whoosh dengan cepat atau apa? Aku rasa ini perlu diawasi lebih dekat. Kita tunggu aja jawabannya ya! ๐Ÿค”
 
Aku pikir aku bisa belajar cara mengelola uang dengan cerdas dari kasus ini ๐Ÿค”. Jadi, giliran kita yang harus bertanya-tanya, apa artinya nolak bayar utang? Boleh jadi ganti dengan mencari alternatif yang lebih bijak ๐Ÿ˜Š. Menteri Keuangan memilih cara ini karena berarti mereka sudah cermat dalam mengelola dana negara, tapi juga perlu diingat bahwa ada batasan dan ketergantungan pada sistem keuangan yang kompleks. Aku rasa pilihan ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua untuk menjadi lebih bijak dalam mengelola sumber daya ๐Ÿ™.
 
kembali
Top