Saat ini, tim SAR gabungan di wilayah terdampak banjir dan tanah longsor di Sumatra Utara, khususnya di Tapanuli Raya, melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan korban dengan intensitas yang meningkat. Operasi ini dilakukan secara ganda untuk menemukan warga yang hilang atau tertimbun banjir maupun longsor.
Tim SAR gabungan terdiri dari pos SAR Sibolga, TNI/Polri, BPBD, Polairud, serta relawan Sumatra Utara. Mereka dilengkapi dengan peralatan lengkap dan profesional, termasuk armada kendaraan SAR darat dan air, peralatan medis, alat komunikasi, serta drone thermal.
Namun, keselamatan tim petugas tetap menjadi tantangan utama karena putusnya akses jalan penghubung utama, peningkatan gelombang air laut, padamnya jaringan listrik dan gangguan jaringan telekomunikasi. Oleh karena itu, upaya pencarian terus dilakukan dengan menyesuaikan kondisi keselamatan petugas.
Menurut Kepala Kantor SAR Nias, Putu Arga Sudjarwadi, data pusat pengendalian operasi memuat sejumlah wilayah di Kabupaten Tapanuli Tengah yang dipengaruhi banjir bandang dan tanah longsor. Di antaranya adalah Kecamatan Badiri, Pinangsori, Lumut, Sarudik, Tukka, Pandan, Sibabangun, Tapian Nauli, dan Kolang.
Sementara itu, di Tapanuli Selatan, banjir bandang dan longsor juga menimbulkan dampak signifikan. Ada enam warga meninggal akibat banjir bandang dan tujuh warga terdampak longsor di Parsariran, Hapesong Baru.
Di Kota Sibolga, mayoritas korban berada di Kecamatan Sibolga Selatan dengan 8 korban meninggal sementara sebanyak 21 orang dilaporkan hilang. Untuk wilayah ini, sedikitnya ada tiga lokasi pengungsian yang disiapkan, seperti GOR Pandan di Tapanuli Tengah, gedung SMPN 5 Parombunan di Kota Sibolga, serta RS Bhayangkara Batang Toru dan lokasi pengungsian desa setempat.
Tim SAR gabungan terdiri dari pos SAR Sibolga, TNI/Polri, BPBD, Polairud, serta relawan Sumatra Utara. Mereka dilengkapi dengan peralatan lengkap dan profesional, termasuk armada kendaraan SAR darat dan air, peralatan medis, alat komunikasi, serta drone thermal.
Namun, keselamatan tim petugas tetap menjadi tantangan utama karena putusnya akses jalan penghubung utama, peningkatan gelombang air laut, padamnya jaringan listrik dan gangguan jaringan telekomunikasi. Oleh karena itu, upaya pencarian terus dilakukan dengan menyesuaikan kondisi keselamatan petugas.
Menurut Kepala Kantor SAR Nias, Putu Arga Sudjarwadi, data pusat pengendalian operasi memuat sejumlah wilayah di Kabupaten Tapanuli Tengah yang dipengaruhi banjir bandang dan tanah longsor. Di antaranya adalah Kecamatan Badiri, Pinangsori, Lumut, Sarudik, Tukka, Pandan, Sibabangun, Tapian Nauli, dan Kolang.
Sementara itu, di Tapanuli Selatan, banjir bandang dan longsor juga menimbulkan dampak signifikan. Ada enam warga meninggal akibat banjir bandang dan tujuh warga terdampak longsor di Parsariran, Hapesong Baru.
Di Kota Sibolga, mayoritas korban berada di Kecamatan Sibolga Selatan dengan 8 korban meninggal sementara sebanyak 21 orang dilaporkan hilang. Untuk wilayah ini, sedikitnya ada tiga lokasi pengungsian yang disiapkan, seperti GOR Pandan di Tapanuli Tengah, gedung SMPN 5 Parombunan di Kota Sibolga, serta RS Bhayangkara Batang Toru dan lokasi pengungsian desa setempat.