Pemulung yang gagal menghindari ledakan saat memotong mortir di Bekasi. Korban Hidayatullah, 27 tahun, meninggal setelah mortir aktif meledak saat dipotong dengan gerinda. Pertama kali korban berusaha memotong mortir untuk diambil kuningannya atau logamnya dan menjualnya. Namun, saat dia memotong bagian depan tepat pada logamnya, mortir itu meledak. Korban meninggal setelah melihat ledakan tersebut.
Menurut Kapolsek Babelan Kompol Wito, korban berupaya memotong mortir itu hingga menimbulkan ledakan. Wito menyebutkan bahwa mortir itu diduga ditemukan saat korban memulung. Korban ingin memotong mortir untuk diambil logam atau kuningannya dan menjualnya.
Wito mengatakan bahwa korban adalah pemulung yang bekerja malam hari, karena gantian sama bapaknya karena papa itu menggunakan sepeda motor dengan gerobak belakang. Korban membawa mortir itu ke rumah mertuanya dan memutuskan untuk memotong bagian depannya untuk diambil logam atau kuningannya.
Namun, saat korban memotong bagian pucuk mortir, yang sebenarnya adalah logam yang isinya kuningan, maka ledakan terjadi. Wito menyebutkan bahwa korban pertama kali memotong mortir itu tidak meledak, tapi setelah memotong bagian depan tepat pada logamnya, maka meleduk.
Saat ini lokasi bekas ledakan sudah dinyatakan aman oleh tim gegana. Wito mengatakan bahwa tim tersebut telah melakukan sterilisasi di lokasi dan aktivitas kembali normal tanpa ada sisa serpihan yang membahayakan.
Menurut Kapolsek Babelan Kompol Wito, korban berupaya memotong mortir itu hingga menimbulkan ledakan. Wito menyebutkan bahwa mortir itu diduga ditemukan saat korban memulung. Korban ingin memotong mortir untuk diambil logam atau kuningannya dan menjualnya.
Wito mengatakan bahwa korban adalah pemulung yang bekerja malam hari, karena gantian sama bapaknya karena papa itu menggunakan sepeda motor dengan gerobak belakang. Korban membawa mortir itu ke rumah mertuanya dan memutuskan untuk memotong bagian depannya untuk diambil logam atau kuningannya.
Namun, saat korban memotong bagian pucuk mortir, yang sebenarnya adalah logam yang isinya kuningan, maka ledakan terjadi. Wito menyebutkan bahwa korban pertama kali memotong mortir itu tidak meledak, tapi setelah memotong bagian depan tepat pada logamnya, maka meleduk.
Saat ini lokasi bekas ledakan sudah dinyatakan aman oleh tim gegana. Wito mengatakan bahwa tim tersebut telah melakukan sterilisasi di lokasi dan aktivitas kembali normal tanpa ada sisa serpihan yang membahayakan.