Benjamin Netanyahu Konfirmasi Calonkan Diri Jadi PM di Pemilu Israel 2026
Pemerintah veteran Israel, Benjamin Netanyahu, kembali membangun harapan calonnya untuk menjadi Perdana Menteri (PM) dalam pemilihan umum Israel yang akan berlangsung pada tahun 2026. Menurut informasi yang diterima dari tirto.id, Netanyahu telah mengumumkan keputusannya untuk mencalonkan diri lagi dalam pemilu tersebut.
Dalam sebuah program di Channel 14, Netanyahu diminta apakah ia berniat mencalonkan diri untuk masa jabatan berikutnya. Pemimpin veteran itu membenarkan hal itu dan juga menyatakan bahwa ia berharap dapat menang dalam pemilu tersebut.
Namun, perlu diingat bahwa sejarah pemilu Israel telah memberikan contoh mengenai bagaimana partai-partai politik dapat terlibat dalam proses demokrasi. Partai Likud yang dipimpin oleh Netanyahu sendiri memiliki rekor masa jabatan yang panjang dan berkelanjutan, dengan total lebih dari 18 tahun sebagai pemerintah Israel.
Pemilu terakhir yang diikuti oleh partai Netanyahu tersebut masih memiliki banyak kontroversi, seperti perombasan peradilan yang memicu protes massa selama berbulan-bulan. Selain itu, penanganannya terhadap perang yang dipicu oleh serangan Hamas juga menghadapi kritik dari masyarakat internasional.
Menurut sumber, Isolasi Israel yang semakin nyata telah terlihat selama berbulan-bulan ini. Pada September lalu, Netanyahu tampaknya sedang mempersiapkan kelanjutannya dengan mengutarakan visinya untuk masa depan 'Super Sparta'. Namun, hal tersebut tidak berjalan dengan baik seperti bursa saham Israel yang anjlok seketika dan nilai shekel yang merosot tajam terhadap mata uang lainnya.
Dalam konteks ini, perlu diingat bahwa calon wakil rakyat harus mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat, serta tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi atau partai politik.
Pemerintah veteran Israel, Benjamin Netanyahu, kembali membangun harapan calonnya untuk menjadi Perdana Menteri (PM) dalam pemilihan umum Israel yang akan berlangsung pada tahun 2026. Menurut informasi yang diterima dari tirto.id, Netanyahu telah mengumumkan keputusannya untuk mencalonkan diri lagi dalam pemilu tersebut.
Dalam sebuah program di Channel 14, Netanyahu diminta apakah ia berniat mencalonkan diri untuk masa jabatan berikutnya. Pemimpin veteran itu membenarkan hal itu dan juga menyatakan bahwa ia berharap dapat menang dalam pemilu tersebut.
Namun, perlu diingat bahwa sejarah pemilu Israel telah memberikan contoh mengenai bagaimana partai-partai politik dapat terlibat dalam proses demokrasi. Partai Likud yang dipimpin oleh Netanyahu sendiri memiliki rekor masa jabatan yang panjang dan berkelanjutan, dengan total lebih dari 18 tahun sebagai pemerintah Israel.
Pemilu terakhir yang diikuti oleh partai Netanyahu tersebut masih memiliki banyak kontroversi, seperti perombasan peradilan yang memicu protes massa selama berbulan-bulan. Selain itu, penanganannya terhadap perang yang dipicu oleh serangan Hamas juga menghadapi kritik dari masyarakat internasional.
Menurut sumber, Isolasi Israel yang semakin nyata telah terlihat selama berbulan-bulan ini. Pada September lalu, Netanyahu tampaknya sedang mempersiapkan kelanjutannya dengan mengutarakan visinya untuk masa depan 'Super Sparta'. Namun, hal tersebut tidak berjalan dengan baik seperti bursa saham Israel yang anjlok seketika dan nilai shekel yang merosot tajam terhadap mata uang lainnya.
Dalam konteks ini, perlu diingat bahwa calon wakil rakyat harus mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat, serta tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi atau partai politik.