Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel yang bertahan di jabatan terlama sejak 1996, mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan diri kembali dalam pemilihan umum Israel 2026. Menurut laporan dari Tirto.id, Netanyahu berharap puncakannya kali ini tidak akan membawa hasil buruk seperti yang telah terjadi selama masa jabatannya sebelumnya.
Pada Minggu (19/10/2025), Netanyahu membenarkan keputusan untuk mencalonkan diri kembali di sebuah acara di Channel 14. Ketika ditanya apakah ia berharap menang dalam pemilihan umum tersebut, Netanyahu jawab dengan "ya". Ini menunjukkan bahwa ia masih percaya dirinya dapat meraih kembali kekuasaan setelah masa jabatan terlama sejak 1996.
Mengenai pilihan partainya, Netanyahu memegang rekor sebagai perdana menteri Israel dengan masa jabatan terlama sejak 1996. Partai Likud, di bawah pimpinannya, telah mengamankan kursi-kursi 32 di Knesset dalam pemilu terakhir.
Namun, masa jabatannya saat ini dimulai dengan rencana perombangan peradilan yang kontroversial, yang memicu protes massa selama berbulan-bulan. Selain itu, Netanyahu juga menghadapi kritik yang semakin meningkat dari keluarga sandera atas penanganannya terhadap perang yang dipicu oleh serangan Hamas dari Gaza.
Kemarahan masyarakat dunia atas pembantaian lebih dari 67.000 warga Palestina oleh Israel dan pemandangan kelaparan di Gaza juga terus meningkat. Selain itu, isolasi ekonomi dan diplomatik Israel telah semakin nyata, dan nilai shekel merosot tajam terhadap mata uang lainnya.
Dengan mengutarakan visinya untuk masa depan 'Super Sparta', Netanyahu tampaknya sedang mempersiapkan diri untuk kejadian yang tidak terduga. Namun, apakah ini akan membantu ia muncul kembali sebagai pemenang pemilihan umum Israel 2026? Hanya waktu yang bisa memberitahu kami.
Pada Minggu (19/10/2025), Netanyahu membenarkan keputusan untuk mencalonkan diri kembali di sebuah acara di Channel 14. Ketika ditanya apakah ia berharap menang dalam pemilihan umum tersebut, Netanyahu jawab dengan "ya". Ini menunjukkan bahwa ia masih percaya dirinya dapat meraih kembali kekuasaan setelah masa jabatan terlama sejak 1996.
Mengenai pilihan partainya, Netanyahu memegang rekor sebagai perdana menteri Israel dengan masa jabatan terlama sejak 1996. Partai Likud, di bawah pimpinannya, telah mengamankan kursi-kursi 32 di Knesset dalam pemilu terakhir.
Namun, masa jabatannya saat ini dimulai dengan rencana perombangan peradilan yang kontroversial, yang memicu protes massa selama berbulan-bulan. Selain itu, Netanyahu juga menghadapi kritik yang semakin meningkat dari keluarga sandera atas penanganannya terhadap perang yang dipicu oleh serangan Hamas dari Gaza.
Kemarahan masyarakat dunia atas pembantaian lebih dari 67.000 warga Palestina oleh Israel dan pemandangan kelaparan di Gaza juga terus meningkat. Selain itu, isolasi ekonomi dan diplomatik Israel telah semakin nyata, dan nilai shekel merosot tajam terhadap mata uang lainnya.
Dengan mengutarakan visinya untuk masa depan 'Super Sparta', Netanyahu tampaknya sedang mempersiapkan diri untuk kejadian yang tidak terduga. Namun, apakah ini akan membantu ia muncul kembali sebagai pemenang pemilihan umum Israel 2026? Hanya waktu yang bisa memberitahu kami.