Negosiasi Tarif Ditargetkan Rampung Desember Akibat AS Shutdown
Bulan Oktober ini, Amerika Serikat menutup operasionalnya selama 20 hari. Keadaan ini memberi dampak pada proses negosiasi tarif antara Indonesia dan AS. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa perundingan ditargetkan rampung di akhir tahun nanti, bulannya Desember.
Negosiasi saat ini berada di tahap penyusunan dokumen hukum. Keadaan shutdown yang terjadi membuat lobi yang berlangsung membutuhkan waktu lebih lama. Airlangga menyatakan bahwa negosiasi sedang membicarakan detail, karena sekarang tahapannya adalah legal drafting. Tentu ini akan membutuhkan waktu.
Komunikasi bilateral dilakukan secara daring. Tim negosiasi berunding melalui Zoom. Shutdown di Amerika sempat membuat negosiasi terhenti sementara.
Pemerintah AS menutup operasionalnya sejak Rabu, 1 Oktober lalu. Operasional disetop sementara setelah Kongres atau lembaga legislatif AS gagal menyetujui undang-undang alokasi anggaran belanja federal sebelum tahun fiskal baru dimulai. Sejumlah layanan publik di negara tersebut pun terhenti.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto memaparkan negosiasi masih terus dilakukan. Pembahasan akan terus berlanjut di tingkat teknis melibatkan kementerian dan lembaga terkait.
Haryo berharap keadaan ini tak berlarut dan memengaruhi finalisasi perundingan. "Kami berharap kondisi politik dalam negeri AS segera selesai dan tidak menghambat penyelesaian negosiasi," ucapnya.
Pada Juli lalu, Presiden Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif impor sebesar 19 persen atas produk-produk asal Tanah Air yang masuk ke AS. Namun pemerintah Indonesia sampai saat ini masih melobi penurunan tarif hingga nol persen untuk beberapa komoditas seperti minyak sawit mentah, kakao, kopi dan karet.
Bulan Oktober ini, Amerika Serikat menutup operasionalnya selama 20 hari. Keadaan ini memberi dampak pada proses negosiasi tarif antara Indonesia dan AS. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa perundingan ditargetkan rampung di akhir tahun nanti, bulannya Desember.
Negosiasi saat ini berada di tahap penyusunan dokumen hukum. Keadaan shutdown yang terjadi membuat lobi yang berlangsung membutuhkan waktu lebih lama. Airlangga menyatakan bahwa negosiasi sedang membicarakan detail, karena sekarang tahapannya adalah legal drafting. Tentu ini akan membutuhkan waktu.
Komunikasi bilateral dilakukan secara daring. Tim negosiasi berunding melalui Zoom. Shutdown di Amerika sempat membuat negosiasi terhenti sementara.
Pemerintah AS menutup operasionalnya sejak Rabu, 1 Oktober lalu. Operasional disetop sementara setelah Kongres atau lembaga legislatif AS gagal menyetujui undang-undang alokasi anggaran belanja federal sebelum tahun fiskal baru dimulai. Sejumlah layanan publik di negara tersebut pun terhenti.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto memaparkan negosiasi masih terus dilakukan. Pembahasan akan terus berlanjut di tingkat teknis melibatkan kementerian dan lembaga terkait.
Haryo berharap keadaan ini tak berlarut dan memengaruhi finalisasi perundingan. "Kami berharap kondisi politik dalam negeri AS segera selesai dan tidak menghambat penyelesaian negosiasi," ucapnya.
Pada Juli lalu, Presiden Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif impor sebesar 19 persen atas produk-produk asal Tanah Air yang masuk ke AS. Namun pemerintah Indonesia sampai saat ini masih melobi penurunan tarif hingga nol persen untuk beberapa komoditas seperti minyak sawit mentah, kakao, kopi dan karet.