Kasus meninggalnya Timothy Anugrah Saputra (TAS) yang diduga terjadi karena bunuh diri, berbuntut panjang. Komentar tak pantas dari para mahasiswa Universitas Udayana (Unud), Bali, viral di internet setelah rekaman layar sebuah grup WhatsApp beredar. Di dalam grup tersebut, para pelaku mengolok-olok foto korban yang sudah meninggal.
Seorang mahasiswa berkomentar mengejek tubuh korban yang ia sebut menyusahkan setelah meninggal dunia. Kasus ini kemudian menjadi perhatian publik secara luas usai tangkapan layar sebuah grup WhatsApp menampilkan olok-olokan tak pantas kepada jenazah korban viral di internet.
Para mahasiswa yang terlibat dalam kasus tersebut kemudian menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Keduanya adalah mahasiswa Unud, baik himpunan di tingkat jurusan maupun badan eksekutif mahasiswa (BEM) di tingkat fakultas.
Dalam keseluruhan kasus ini, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiksaintek), Brian Yuliarto, menyebut bahwa Unud kini tengah membuat tim investigasi terkait kasus kematian Timothy. Mendiktisaintek menekankan pentingnya kampus menjadi tempat yang aman dari segala bentuk perundungan.
Tiga mahasiswa kedokteran Unud yang tengah menjalani praktik /koas juga dikembalikan RS ke kampus oleh RS Prof IGNG Ngoerah Denpasar, Bali. Pemutusan hubungan ini dilakukan usai ketiganya diduga melayangkan komentar tak pantas kepada kematian Timothy.
Hal tersebut dilakukan RS Ngoerah usai ketiganya diduga melayangkan komentar tak pantas kepada kematian Timothy. Dinukil dari Antara Bali, Plt. Direktur Utama RS Ngoerah, dr. I Wayan Sudana menyatakan, ketiga dokter koas itu dinilai telah mencoreng nama baik rumah sakit sekaligus almamater mereka sendiri.
Kemungkinan kasus ini terjadi karena adanya kesalahan dalam memahami kondisi mental korban yang diduga meninggal dunia karena bunuh diri. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita semua untuk lebih memahami kondisi mental dan berperilaku dengan lebih empati dan sopan.
Seorang mahasiswa berkomentar mengejek tubuh korban yang ia sebut menyusahkan setelah meninggal dunia. Kasus ini kemudian menjadi perhatian publik secara luas usai tangkapan layar sebuah grup WhatsApp menampilkan olok-olokan tak pantas kepada jenazah korban viral di internet.
Para mahasiswa yang terlibat dalam kasus tersebut kemudian menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Keduanya adalah mahasiswa Unud, baik himpunan di tingkat jurusan maupun badan eksekutif mahasiswa (BEM) di tingkat fakultas.
Dalam keseluruhan kasus ini, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiksaintek), Brian Yuliarto, menyebut bahwa Unud kini tengah membuat tim investigasi terkait kasus kematian Timothy. Mendiktisaintek menekankan pentingnya kampus menjadi tempat yang aman dari segala bentuk perundungan.
Tiga mahasiswa kedokteran Unud yang tengah menjalani praktik /koas juga dikembalikan RS ke kampus oleh RS Prof IGNG Ngoerah Denpasar, Bali. Pemutusan hubungan ini dilakukan usai ketiganya diduga melayangkan komentar tak pantas kepada kematian Timothy.
Hal tersebut dilakukan RS Ngoerah usai ketiganya diduga melayangkan komentar tak pantas kepada kematian Timothy. Dinukil dari Antara Bali, Plt. Direktur Utama RS Ngoerah, dr. I Wayan Sudana menyatakan, ketiga dokter koas itu dinilai telah mencoreng nama baik rumah sakit sekaligus almamater mereka sendiri.
Kemungkinan kasus ini terjadi karena adanya kesalahan dalam memahami kondisi mental korban yang diduga meninggal dunia karena bunuh diri. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita semua untuk lebih memahami kondisi mental dan berperilaku dengan lebih empati dan sopan.