Dirjen Migas Laode Sulaeman mengungkapkan kalau belum ada koordinasi resmi dengan penemu BBN baru BOBIBOS, yang diklaim mampu mengurangi emisi hingga mendekati nol. Meskipun demikian, pihaknya telah menerima usulan dari penemu agar bahan bakar tersebut diuji di laboratorium Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Laode juga mengatakan bahwa untuk bisa dikategorikan sebagai bahan bakar resmi, produk tersebut harus melalui serangkaian tahapan evaluasi dan uji coba yang membutuhkan waktu tidak sebentar. Proses ini melibatkan berbagai lembaga termasus LEMIGAS.
Laode juga menjelaskan bahwa ada banyak BBN baru yang dikembangkan, seperti bensin dari plastik, tapi pihaknya tidak ingin menanggapi satu per satu. Ia ingin menyampaikan prosedur legal bagaimana suatu BBM tersebut disahkan oleh pemerintah untuk menjadi bahan bakar resmi.
BOBIBOS diklaim mampu mengurangi emisi hingga mendekati nol serta memiliki tingkat research octane number (RON) mendekati 98. Bahan bakar nabati ini sebelumnya sudah diluncurkan di Bogor, dan nama singkatan dari BOBIBOS adalah Bahan Bakar Original Buatan Indonesia.
Laode juga mengatakan bahwa untuk bisa dikategorikan sebagai bahan bakar resmi, produk tersebut harus melalui serangkaian tahapan evaluasi dan uji coba yang membutuhkan waktu tidak sebentar. Proses ini melibatkan berbagai lembaga termasus LEMIGAS.
Laode juga menjelaskan bahwa ada banyak BBN baru yang dikembangkan, seperti bensin dari plastik, tapi pihaknya tidak ingin menanggapi satu per satu. Ia ingin menyampaikan prosedur legal bagaimana suatu BBM tersebut disahkan oleh pemerintah untuk menjadi bahan bakar resmi.
BOBIBOS diklaim mampu mengurangi emisi hingga mendekati nol serta memiliki tingkat research octane number (RON) mendekati 98. Bahan bakar nabati ini sebelumnya sudah diluncurkan di Bogor, dan nama singkatan dari BOBIBOS adalah Bahan Bakar Original Buatan Indonesia.