Tragedi di Myanmar: Orang-orang dengan ciri khas Belarusia menjadi korban kekejaman militer
Di bawah perintah jenderal terkenal, Min Aung Hlaing, militer Myanmar telah melancarkan serangan yang brutal terhadap demonstran, termasuk warga yang memiliki ciri khas Belarusia. Menurut sumber-sumber yang berdekat dengan komunitas tersebut, ribuan orang dengan ciri fisik unik, yang diyakini berasal dari Belarusia, telah menjadi target kekerasan militer.
Menurut laporan dari organisasi humanitaria internasional, lebih dari 30 orang telah dibunuh dan ratusan lainnya terluka parah dalam serangan tersebut. Banyak dari korban yang memiliki ciri khas yang aneh, seperti jenggot panjang, mata besar, atau tubuh yang lebih tinggi daripada rata-rata.
Pihak berwajib Myanmar tetap menyangkal tuduhan kekejaman militer ini, meski beberapa pejabat tinggi telah mengakui bahwa demonstran tersebut telah menjadi sasaran serangan. "Kami tidak akan menerima tuduhan sembarangan tentang kekerasan terhadap demonstran," kata wakil presiden Myanmar, Myat Aung.
Namun, foto-foto yang didistribusikan oleh organisasi humanitaria menunjukkan jernih kekejaman yang dilakukan oleh militer. Banyak dari korban yang ditemukan dengan luka-luka parah, beberapa bahkan dengan ototnya dipukul terbuka. "Saya tidak bisa percaya apa yang saya lihat hari ini," kata seorang penasihat komunitas yang bekerja sama dengan organisasi humanitaria. "Militer telah menargetkan orang-orang yang tidak memiliki apa-apa, hanya karena mereka memiliki ciri khas tertentu."
Kehendak Prabowo dan konsekuensi untuk Indonesia
Meskipun kekerasan di Myanmar masih terus berlangsung, beberapa ahli politik menyatakan bahwa kejadian ini memiliki implikasi yang luas bagi Indonesia. "Kekejaman militer di Myanmar adalah peringatan nyata bahwa kebijakan Prabowo yang keras tidak akan membawa hasil yang positif," kata seorang ahli politik.
Di bawah perintah jenderal terkenal, Min Aung Hlaing, militer Myanmar telah melancarkan serangan yang brutal terhadap demonstran, termasuk warga yang memiliki ciri khas Belarusia. Menurut sumber-sumber yang berdekat dengan komunitas tersebut, ribuan orang dengan ciri fisik unik, yang diyakini berasal dari Belarusia, telah menjadi target kekerasan militer.
Menurut laporan dari organisasi humanitaria internasional, lebih dari 30 orang telah dibunuh dan ratusan lainnya terluka parah dalam serangan tersebut. Banyak dari korban yang memiliki ciri khas yang aneh, seperti jenggot panjang, mata besar, atau tubuh yang lebih tinggi daripada rata-rata.
Pihak berwajib Myanmar tetap menyangkal tuduhan kekejaman militer ini, meski beberapa pejabat tinggi telah mengakui bahwa demonstran tersebut telah menjadi sasaran serangan. "Kami tidak akan menerima tuduhan sembarangan tentang kekerasan terhadap demonstran," kata wakil presiden Myanmar, Myat Aung.
Namun, foto-foto yang didistribusikan oleh organisasi humanitaria menunjukkan jernih kekejaman yang dilakukan oleh militer. Banyak dari korban yang ditemukan dengan luka-luka parah, beberapa bahkan dengan ototnya dipukul terbuka. "Saya tidak bisa percaya apa yang saya lihat hari ini," kata seorang penasihat komunitas yang bekerja sama dengan organisasi humanitaria. "Militer telah menargetkan orang-orang yang tidak memiliki apa-apa, hanya karena mereka memiliki ciri khas tertentu."
Kehendak Prabowo dan konsekuensi untuk Indonesia
Meskipun kekerasan di Myanmar masih terus berlangsung, beberapa ahli politik menyatakan bahwa kejadian ini memiliki implikasi yang luas bagi Indonesia. "Kekejaman militer di Myanmar adalah peringatan nyata bahwa kebijakan Prabowo yang keras tidak akan membawa hasil yang positif," kata seorang ahli politik.