Berdasarkan data terbaru dari Bank Indonesia, arus modal asing yang masuk ke pasar finansial Indonesia telah meningkat pesat pada kuartal-IV 2025. Sampai akhir November tahun tersebut, investasi portofolio mencatat net inflows sebesar USD1,8 miliar. Hal ini menjadi bukti bahwa investor global semakin percaya diri dalam menanamkan modal mereka di Indonesia.
Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, peningkatan arus modal asing ini didorong oleh aliran masuk investasi ke saham. Peningkatan ini berkontribusi pada penguatan posisi cadangan devisa Indonesia, yang menunjukkan bahwa negara kita telah memiliki fondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan ekonomi global.
Posisi cadangan devisa Indonesia saat ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Ini merupakan bukti bahwa Bank Indonesia telah berhasil dalam mengelola cadangan devisa kita dengan bijak dan efektif.
Meski peningkatan arus modal kuartal-IV membaik, Perry Warjiyo masih menekankan pentingnya investor untuk tetap berhati-hati dalam menanamkan modal mereka. Hal ini karena ketidakpastian pasar keuangan global dapat menyebabkan net outflows pada beberapa kuartal.
Namun, transaksi pada kuartal-III 2025 diperkirakan masih memiliki surplus didukung oleh ekspor nonmigas yang menopang sektor-sektor strategis seperti minyak kelapa sawit, logam mulia, dan perhiasan.
Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, peningkatan arus modal asing ini didorong oleh aliran masuk investasi ke saham. Peningkatan ini berkontribusi pada penguatan posisi cadangan devisa Indonesia, yang menunjukkan bahwa negara kita telah memiliki fondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan ekonomi global.
Posisi cadangan devisa Indonesia saat ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Ini merupakan bukti bahwa Bank Indonesia telah berhasil dalam mengelola cadangan devisa kita dengan bijak dan efektif.
Meski peningkatan arus modal kuartal-IV membaik, Perry Warjiyo masih menekankan pentingnya investor untuk tetap berhati-hati dalam menanamkan modal mereka. Hal ini karena ketidakpastian pasar keuangan global dapat menyebabkan net outflows pada beberapa kuartal.
Namun, transaksi pada kuartal-III 2025 diperkirakan masih memiliki surplus didukung oleh ekspor nonmigas yang menopang sektor-sektor strategis seperti minyak kelapa sawit, logam mulia, dan perhiasan.