Arus modal asing kembali masuk ke pasar finansial Indonesia, mencatat net inflows sebesar 1,8 miliar dolar AS hingga akhir November. Hal ini menunjukkan perbaikan signifikan pada arus investasi portofolio dibanding periode sebelumnya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa peningkatan arus modal asing ini ditopang oleh aliran masuk investasi ke saham, sehingga investor global mempercayai potensi investasi di Indonesia. Hal ini berkontribusi pada penguatan posisi cadangan devisa Indonesia, yang tercatat naik menjadi 149,9 miliar dolar AS.
Posisi cadangan devisa berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Namun, Perry juga mengakui bahwa pada kuartal III 2025, investasi portofolio sempat mengalami net outflows akibat meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Sementara itu, transaksi berjalan pada kuartal-III 2025 diperkirakan mencatat surplus didukung kenaikan ekspor nonmigas, seperti minyak kelapa sawit (CPO) ke India, logam mulia dan perhiasan ke Swiss, serta batu bara ke Tiongkok.
Untuk outlook 2025 secara keseluruhan, transaksi berjalan diprakirakan berada pada kisaran surplus 0,1 persen hingga defisit 0,7 persen dari PDB. Sedangkan untuk tahun 2026, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan tetap baik didukung defisit transaksi berjalan yang rendah dan sehat, serta aliran modal yang meningkat sejalan dengan prospek ekonomi Indonesia yang lebih baik.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa peningkatan arus modal asing ini ditopang oleh aliran masuk investasi ke saham, sehingga investor global mempercayai potensi investasi di Indonesia. Hal ini berkontribusi pada penguatan posisi cadangan devisa Indonesia, yang tercatat naik menjadi 149,9 miliar dolar AS.
Posisi cadangan devisa berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Namun, Perry juga mengakui bahwa pada kuartal III 2025, investasi portofolio sempat mengalami net outflows akibat meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Sementara itu, transaksi berjalan pada kuartal-III 2025 diperkirakan mencatat surplus didukung kenaikan ekspor nonmigas, seperti minyak kelapa sawit (CPO) ke India, logam mulia dan perhiasan ke Swiss, serta batu bara ke Tiongkok.
Untuk outlook 2025 secara keseluruhan, transaksi berjalan diprakirakan berada pada kisaran surplus 0,1 persen hingga defisit 0,7 persen dari PDB. Sedangkan untuk tahun 2026, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan tetap baik didukung defisit transaksi berjalan yang rendah dan sehat, serta aliran modal yang meningkat sejalan dengan prospek ekonomi Indonesia yang lebih baik.