Minimnya Pengawasan Internal Polisi Picu Tindakan Abuse of Power

Kurangnya pengawasan internal di Polri bikin korupsi berlebihan. Dedi Prasetyo, Wakapolri, mengakui masih terlalu banyak pelanggaran hak masyarakat oleh polisi. Korupsi seperti ini menimbulkan arogansi yang sering kali memicu kekerasan polisi yang berlebihan.

Menurut Widyopratna, Wakil Ketua Komisi III DPR RI, korupsi di Polri terus berkepanjangan dan mencapai 62 persen. Korupsi ini menimbulkan permasalahan pelayanan publik di tingkat polsek, polres, dan polda yang harus ditangani.

Dedi Prasetyo mengatakan bahwa penyalahgunaan wewenang oleh polisi sering kali berkaitan dengan penggunaan senjata api berlebihan. Penggunaan senjata api ini sering kali menyebabkan korban meninggal dunia.
 
Gak ngerti siapa yang ngerasa kesal sama korupsi di Polri, tapi kalau benar-benar ada kekurangan pengawasan internal, tentu arogansi polisi makin tinggi. Saya setuju dengan Wakil Ketua Komisi III DPR RI bahwa korupsi mencapai 62 persen, itu angka yang bikin kita pikir "apa lagi yang bisa terjadi?" ๐Ÿค”

Saya juga ngerasa takut kalau penyalahgunaan wewenang oleh polisi makin berlebihan, karena itu bisa bikin korban meninggal dunia. Dedi Prasetyo benar-benar harus memperbaiki hal ini, tapi saya rasa dia harus diingatkan juga untuk tidak ngeremehkan isu kekerasan polisi yang berlebihan. ๐Ÿš”
 
Pak Widyopratna udah bilang 62 persen, tapi apa yang dia cari? Jalan keluarnya dari masalah itu masih jauh banget! Mereka harus ambil tindakan nyata, bukan hanya bicara-bicara. Polri harus diubah dari dalam, tidak boleh lagi ada korupsi dan penyalahgunaan wewenang yang berlebihan. Jangan biarkan arogansi polisi memicu kekerasan, itu tidak masuk akal! ๐Ÿšจ๐Ÿ’ช
 
CORRUPTION DI POLRI SEBALIKNYA BANYAK NYALA KAN? ๐Ÿคฏ Maka, aku pikir Widyopratna itu benar-benar salah sasaran jika dia fokus pada korupsi di Polri saja. Korupsi bukan hanya tentang uang, tapi juga tentang arogansi dan keserianya yang sering membawa polisi melakukan tindakan kekerasan berlebihan. ๐Ÿš” Apalagi kalau korupsi itu diikuti dengan kurangnya pengawasan internal, toh siap-siap aja nanti korupsi itu berlebihan lagi! ๐Ÿคฆโ€โ™‚๏ธ
 
ini gampang diakui, korupsi di Polri sudah terlalu lama jadi masalah. kira-kira 62 persen korupsi, itu artinya polisi sendiri yang memanipulasi sistemnya. padahal, mereka yang harus menjaga keamanan masyarakat itu juga yang menjadi penyebab kekerasan yang berlebihan. kenapa tidak ada pengawasan internal yang ketat? semoga Dedi Prasetyo dan Wakil Ketua Komisi III DPR RI bisa melibatkan lebih banyak orang untuk memecahkan masalah ini ๐Ÿ˜•
 
polri kayaknya harus makin transparan, gimana kalau diunggahkannya kasus korupsi yang dialami oleh polisi di media sosial? mungkin bantu banget buat pemerintah untuk menangani hal ini ๐Ÿค”๐Ÿ˜Š
 
Aku pikir korupsi di Polri ini bikin kita ngilu, tapi juga bikin kita sedih banget. Korupsi ini terus berkepanjangan dan mencapai 62 persen! Apa artinya? Artinya ada yang mau menikmati wewenang mereka sendiri, padahal masyarakat Indonesia yang harus menerima hukum mereka ๐Ÿคฆโ€โ™‚๏ธ. Ini bikin arogansi polisi semakin besar, lalu kekerasan pun semakin berlebihan. Kalau tidak diatasi dengan serius, ini bisa bikin korban meninggal dunia. Aku harap pihaknya bisa mengambil tindakan yang tepat dan memperbaiki masalah ini, biar masyarakat Indonesia bisa merasa aman dan percaya terhadap polisi ๐Ÿคž.
 
Kalau kita ngelihat ajarannya Wakapolri Dedi Prasetyo, dia malah justru mengakui korupsi di Polri masih berlebihan. Udah 62 persen, kan? Itu artinya ada banyak lagi yang harus dibuat tuntas. Tapi apa yang dia lakukan? Dia justru mengakui masalahnya sendiri aja ๐Ÿ˜’. Kita harap Wakapolri Dedi Prasetyo bisa buat kerja keras dan tangani masalah korupsi di Polri, nih! ๐Ÿคž
 
Pengawasan internal Polri harus lebih ketat, kan? Korupsi yang begitu parah ini membuatku merasa sedih dan tidak percaya sama sekali terhadap system yang ada. Arogansi polisi dan penggunaan senjata api berlebihan itu seperti binatang liar yang harus dihaluskan, biar bisa menghormati hak-hak masyarakat ๐Ÿ™„. Widyopratna nggak salah banget ketika katanya korupsi ini mencapai 62 persen, itu pengkhianatan terhadap perangkat lunak yang kita buat sendiri. Kita harus benar-benar mengambil tindakan yang tepat untuk menghentikan semuanya ๐Ÿšซ.
 
Pengawasan internal di Polri kayaknya harus lebih ketat biar tidak ada korupsi lagi ๐Ÿšซ๐Ÿ’ธ. Korupsi ini bikin semua polisi jadi konyol dan berbuat jelek, kayaknya bikin korban lebih banyak ๐Ÿค•๐Ÿ‘ฎโ€โ™‚๏ธ. Widyopratna bilang 62 persen korupsi ini, itu sangat parah ๐Ÿ˜ฑ. Jangan sabar-sabaran biar bisa mengubah sistem yang salah, harus ada kerja sama antara semua pihak ๐Ÿค๐Ÿฝ๐Ÿ’ฌ.
 
POLRI NAKSALAH! KORUPSI DI POLRI BANYAK TAHU GA TAU SAYA APA SABAR. MAKA, KERAPAN LAGI POLIS BERLEHAN MENJAWANKAN CORBAN SAAT DIBUTUHKAN. KEMBALIAN, POLRI JANGAN BISA MAKIN AKURAT DAN EFFISIEN! JUGA, TIDAK ADA BANTINGAN YA? KORBAN MENGHARAPKAN POLRI SERTA BAHASA... ๐Ÿš”
 
Makasih bro, tapi saya bingung kan dengan korupsi di Polri. 62 persen? itu artinya masih banyak lagi yang harus berubah ya... aku bayangin keadaan di polsek, polres, dan polda kalau korupsi belum terpecahkan. Arogansi polisi itu bikin rasa tidak aman untuk masyarakat kan... senjata api berlebihan itu kayaknya bukan solusinya bro...
 
Gue rasa semoga Widyopratna dan Dedi Prasetyo bisa ngatur korupsi di Polri dengan baik ya ๐Ÿ˜Š. Korupsi seperti ini sangat berdampak pada keamanan masyarakat. Gue pikir lebih baik jika ada sistem pengawasan yang lebih baik lagi, biar korupsi tidak bisa terlalu berlebihan lagi ๐Ÿค”. Dan gue juga rasa perlu ada aplikasi yang bisa memantau penyalahgunaan wewenang polisi, sehingga korban bisa mendapatkan bantuan yang tepat dan cepat ๐Ÿšจ. Gue percaya bahwa teknologi bisa membantu mengatasi masalah ini, jadi gue harap ada developer yang bisa membuat aplikasi seperti itu nanti ๐Ÿ˜ƒ.
 
Maksudnya korupsi di Polri udah sangat parah, tapi apa yang bisa kita lakukan? Saya pikir kita harus mengakui bahwa korupsi di Polri adalah hasil dari sistem yang tidak adil, bukan hanya masalah dengan individu atau pejabat. Jika kita ingin menghentikan korupsi, kita harus memperbaiki sistemnya dulu, tapi siapa yang mau berani melawan kekuatan ini? ๐Ÿคทโ€โ™‚๏ธ

Dan aku rasa penggunaan senjata api berlebihan itu bukan hanya karena polisi tidak bisa mengontrol diri mereka sendiri, tapi juga karena kita tidak menaiki dari posisi yang benar. Jika kita ingin polisi menjadi lebih baik, kita harus memahami bahwa keamanan tidak bisa dicapai dengan hanya menggunakan senjata api, tapi juga dengan pendidikan dan komunikasi yang tepat ๐Ÿค“.
 
Wah gini nih bro, korupsi di Polri terus bikin kita kecewa ๐Ÿคฆโ€โ™‚๏ธ! 62 persen ya udh punya korupsi, itu aja nggak enak banget ๐Ÿค•. Widyopratna benar-sangat, permasalahan pelayanan publiknya juga terjadi karena korupsi yang bikin polisi jadi tidak tanggung jawab lagi ๐Ÿ˜”. Dan penggunaan senjata api berlebihan? itu gini nih bro, polisi harus lebih bijak dan tidak langsung menyerang aja, kita nggak butuh kekerasan sama sekali ๐Ÿ’ช. Gue rasa korupsi di Polri ini perlu diatasi dengan segera agar pelayanan publiknya bisa kembali normal โœ….
 
Korupsi di Polri terus bikin keterpurukan ya... Semua koruptor itu harus dibawa ke hukum dan buat contoh untuk yang lain. Tapi, kita juga harus ingat bahwa Polri masih adalah institusi yang penting bagai umatnya harus bisa percaya pada keadilan dan keselamatan diri. Maka, kita perlu terus memantau dan mengevaluasi agar korupsi tidak berlebihan lagi. Kita juga harus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengawasan internal yang baik di Polri...
 
Aku pikir kalau korupsi di Polri itu gampang dibatasi aja, tapi ternyata masih banyak pelanggaran hak masyarakat yang dilakukan oleh polisi. Arogansi itu memang sering membuat polisi berlebihan dalam menangani situasi, dan itu bisa berakhir dengan korban meninggal ๐Ÿค•. Aku harap pemerintah bisa melakukan perubahan yang signifikan di Polri agar korupsi tidak terus berlanjut. Mungkin kalau ada kebijakan yang lebih transparan dan akuntabel, maka korupsi bisa diminimalisir ๐Ÿ“ˆ.
 
Pernahkah kita dengar kalau Polri itu kayak banjir? Semua korupsi, semuanya! ๐Ÿคฆโ€โ™‚๏ธ 62 persen? itu berarti ada korupsi yang masih bisa dipakai sebagai contoh bagaimana cara kerja Polri. Wah, aku rasa ini bukan masalah kepolisian lagi, tapi masalah pemerintahan. Kalau tidak diatasi dari dalam, tentu saja akan semakin parah. Aku senang Widyopratna memanggil kebenaran, tapi mungkin harus ada konsekuensi yang lebih serius dulu sebelum bisa berubah.
 
Gue pikir korupsi di Polri itu sangat lama gilanya ya... bikin gue penasaran, kenapa tidak ada yang tahu bagaimana cara mengatasi korupsi itu? Gue punya teman yang kerja di polisi, dia bilang korupsi itu terlalu banyak, trus bikin perbedaan antara mereka yang baik dan jago dengan yang tidak. Gue rasa korupsi itu membuat semua birokrasi seperti polsek, polres, polda, itu semuanya sama-sama lemas...
 
Pernah liat aja kalau Polri kayak gini, selalu ada kasus korupsi dan pelanggaran hak masyarakat yang banyak. Nanti siapa yang harus bertanggung jawab? Tapi kira-kira, Polri masih belum bisa mengontrol diri sendiri... ๐Ÿ˜’๐Ÿ‘ฎโ€โ™‚๏ธ

Mencari korupsi 62 persen di sana-sini, itu sudah kayak bukti bahwa Polri tidak serius dengan pengawasan internal. Nanti arogansi polisi yang banyak jadi masalah, dan tentu saja korban lagi-lagi yang harus menanggung konsekuensi... ๐Ÿคฆโ€โ™‚๏ธ

Tapi, Widyopratna kok masih bisa mengatakan bahwa permasalahan pelayanan publik di tingkat kecil-kecilan itu bisa ditangani. Gimana sih, dengan cara berapa? Belum ada jawabannya juga... ๐Ÿ˜’
 
kembali
Top