Menteri PPPA Dorong Literasi Keuangan untuk Pemberdayaan Perempuan

Perempuan di Indonesia terus menjadi korban kejahatan finansial digital, dengan total kerugian mencapai Rp6 triliun pada 2024. Menurut data Satgas PASTI OJK, modus yang paling sering ditemukan meliputi penipuan jual beli online, fake call, phishing, penawaran investasi palsu, dan love scam.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifatul Choiri Fauzi menekankan pentingnya kemampuan dasar seperti mengenali lembaga keuangan yang terdaftar di OJK, memahami kontrak sebelum menandatangani perjanjian, dan berani menolak tawaran yang tidak logis. "Perempuan adalah tiang negara, dan di balik perempuan yang hebat ada dukungan keluarga," kata dia.

Program Financial Literacy for Women Chapter Jakarta bertujuan meningkatkan literasi keuangan perempuan agar semakin percaya diri mengelola keuangan keluarga. Dalam kesempatan yang sama, Dr. Friderica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, mengatakan bahwa tingkat literasi keuangan yang masih rendah membuat perempuan menjadi kelompok yang paling rentan terhadap kejahatan finansial digital. "Perempuan perlu semakin sadar dan berhati-hati agar tidak menjadi korban," kata dia.

Karin Zulkarnaen, Chief Customer & Marketing Officer Prudential Indonesia menyebutkan bahwa perempuan punya peran besar dalam menjaga stabilitas ekonomi keluarga. "Ketika seorang ibu memahami nilai dan pengelolaan uang, ia tidak hanya melindungi keluarganya, tetapi juga mewariskan pengetahuan finansial kepada anak-cucunya," kata dia.

Dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025, Prudential Indonesia mengajak perempuan untuk memahami prinsip dasar pengelolaan keuangan seperti memisahkan dana darurat dan tabungan harian. "Mereka adalah perintis dan pewaris nilai-nilai keuangan keluarga," kata Dr. Hj. Siti Ma'rifah, S.H., M.H., M.M., Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah.

Prudential berharap semakin banyak perempuan melek finansial dan mandiri, sehingga dapat menciptakan efek domino yang membawa dampak positif bagi keluarga dan masyarakat luas.
 
Aku pikir siapa nih yang udah coba beli barang online? aku suka beli kertas nih πŸ˜‚. Tapi serius, perempuan di Indonesia harus lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan ya. Aku tahu aku sendiri masih kurang ajar tentang investasi dan dana darurat. Bagaimana caranya aku bisa memisahkan dana itu? πŸ€”. Mungkin perlu aku baca buku-buku tentang finansial literacy untuk lebih mengetahui tentang itu. Atau bisa aku bertanya kepada ibu aku yang udah punya pengalaman dalam mengelola keuangan keluarga. 😊
 
![perempuan mandiri](https://i.imgur.com/DnB8gDp.jpg)

Aku pikir salah satu masalahnya adalah perempuan masih banyak yang belum paham cara mengelola keuangan sendiri πŸ€”. Kalau aku coba membuat diagram sederhana, itu seperti ini:


+---------------+
| Keuangan |
+---------------+
|
| Memisahkan dana darurat dan tabungan harian
v
+---------------+ +---------------+
| Dana Darurat| | Tabungan Harian|
+---------------+ +---------------+

Aku ingin perempuan Indonesia bisa lebih mandiri dalam mengelola keuangan sendiri 🀞. Mungkin dengan program-program seperti Financial Literacy for Women Chapter Jakarta, kita bisa membuat perubahan positif 🌈.
 
Saya tidak sabar sekali dengan tren penipuan online yang makin gila di Indonesia 🀯! Kita orang tua harus serius-serius aja, khususnya kita perempuan yang sering jatuh korban. Yang bikin lebih tragis lagi adalah kerugian yang sangat besar, Rp6 triliun! πŸ€‘

Kamu tahu apa yang bisa kita lakukan? Pertama-tama kita harus belajar mengenali lembaga keuangan yang terdaftar di OJK, jadi tidak ada penipuan lagi. Kita juga harus berani menolak tawaran yang tidak logis, seperti itu kita harus bijak sekali πŸ€”

Tapi, apa yang paling penting, kita perempuan harus lebih percaya diri dalam mengelola keuangan keluarga. Jangan biarkan suamimu atau anak-anak kamu memanggil kamu sebagai "ibu sederhana" atau "ibu tidak berpengalaman" πŸ™…β€β™€οΈ

Kita butuh program yang lebih baik lagi untuk meningkatkan literasi keuangan perempuan, seperti itu akan membuat kita lebih mandiri dan tidak terjebak dalam penipuan online. Mari kita mulai sekarang! πŸ’ͺ
 
Gini ya, perempuan di Indonesia terus menjadi korban kejahatan finansial digital πŸ€¦β€β™€οΈ. Kalau gak sabar belajar mengenai keuangan, pasti jadi korban. Belum apa lagi, perempuan yang gak sakinya untuk meminta bantuan dari orang lain jadi korban lebih ya πŸ˜”.
 
Aku penasaran siapa sumber kerugian Rp6 triliun itu πŸ€”. Belum ada tahu siapa yang menjadi korban dan apa modusnya? Aku rasa lebih baik banget kalau pemerintah bisa memberikan edukasi finansial yang lebih serius untuk perempuan, bukan cuma program-program sederhana seperti Financial Literacy for Women Chapter Jakarta. Aku ingin lihat ada langkah-langkah yang lebih serius dari pemerintah agar tidak terjadi lagi kerugian finansial bagi perempuan πŸ€‘.
 
πŸ€” Perempuan di Indonesia harus lebih bijak dalam mengelola uang ya, karena nanti jadi korban kejahatan digital itu πŸ€‘. Mereka harus belajar cara memisahkan dana darurat dan tabungan harian, supaya gak kalahin orang lain πŸ“ˆ. Gue rasa pemerintah sudah banyak yang berusaha untuk meningkatkan literasi keuangan bagi perempuan, tapi masih banyak lagi yang bisa dilakukan πŸ’ͺ. Mereka harus lebih berani mengatakan tidak jika ada tawaran investasi palsu atau love scam 🚫. Dan juga harus memahami kontrak sebelum menandatangani, supaya gak jadi korban yang salah πŸ€¦β€β™€οΈ.
 
ini isu kejahatan digital yang serius kok, terutama afakasi online. perempuan indonesia masih banyak yang kurang jago dalam mengelola uang, sehingga makin mudah untuk dipanjam atau menjadi korban scambal. kita harus meningkatkan kesadaran dan literasi keuangan bagi perempuan di Indonesia, terutama di kalangan muda-mudi yang sering menjadi target afaakasi online πŸ€”πŸ’‘

besarnya kerugian Rp6 triliun itu benar-benar mengkhawatirkan. kita harus bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dasar perempuan dalam mengelola keuangan, seperti memahami kontrak dan tidak tergoda oleh tawaran investasi palsu πŸš«πŸ’Έ

sebagai masyarakat, kita harus lebih berhati-hati saat online, terutama ketika melakukan transaksi atau berbagi informasi pribadi. kita juga harus mendukung program-program yang bertujuan meningkatkan literasi keuangan bagi perempuan di Indonesia πŸ’–πŸ“š
 
Gue pikir gini, kalau kita semua ngerasa lebih bijak tentang keuangan, kita tidak akan terjebak dalam modus penipuan online πŸ™. Mereka bukan cuma korban, tapi juga bisa menjadi sumber inspirasi bagi orang lain 😊. Kita harus mulai dari diri sendiri, dan memahami kontrak apa aja sebelum menandatangani perjanjian, ya πŸ€”. Kalau kita semua punya kemampuan dasar itu, kita tidak akan terluka lagi dari kejahatan finansial digital πŸ’Έ.
 
ini sederhana, kalau gini happen terus, perempuan di indonesia pasti akan menjadi korban kejahatan finansial digital, tapi kalo aku pikir, karena banyak perempuan yang kurang ajar mengelola uang, mereka harus diajari dari awal. seperti apa nih cara mengelola uang yang tepat, kayaknya harus ada program yang lebih baik lagi dari financial literacy for women chapter jakarta. contohnya, ada workshop atau seminar yang membahas tentang bagaimana membuat anggaran, memisahkan dana darurat dan tabungan harian, dan lain-lain. sehingga perempuan bisa menjadi keluarga yang stabil dan mandiri πŸ€‘πŸ’Έ
 
heyyyy, aku jadi bingung nih... di mana semua kita? ya, kita harus lebih berhati-hati banget saat jual beli online, atau akhirnya kita jadi korban fake call dan phishing, apa lagi kalau penipuan investasi palsu!

aku rasa gampang sekali kita bisa mengerti kontrak sebelum menandatangani perjanjian, tapi apa salahnya kita coba tanya orang yang ahli? kan, kita harus lebih percaya diri dalam mengelola keuangan keluarga...

tapi, aku sedih banget kalau masih banyak perempuan yang menjadi korban kejahatan finansial digital. kita harus berhati-hati dan sadar, ya! tapi aku juga rasa, perempuan di Indonesia adalah tiang negara kan? kita harus lebih percaya diri dalam mengelola keuangan keluarga...

aku suka dengar dari Karin Zulkarnaen tentang peran perempuan dalam menjaga stabilitas ekonomi keluarga. itu benar-benar penting! tapi, aku rasa kita juga harus lebih sadar akan tingkat literasi keuangan yang masih rendah di Indonesia...
 
Kalau gini banyak korban kejahatan finansial digital kan? Perempuan kayaknya harus lebih waspada, tapi juga perlu dibantu dengan edukasi dari organisasi yang serius. Kalau kita nggak edukasi, mereka kan terus jatuh dalam trap-tap yang sama. Saya rasa perlu ada langkah-langkah yang lebih efektif untuk mempertahankan keamanan online, seperti konsultasi online gratis oleh OJK.
 
kembali
Top