pixeltembok
New member
JAKARTA - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan permasalahan tumpukan roster pekerja migran Indonesia (PMI) yang akan diberangkatkan ke Korea Selatan. Ini disampaikannya setelah menerima audiensi dari perwakilan massa yang menggelar aksi di depan kantornya.
Massa tersebut merupakan calon pekerja migran Indonesia (CPMI) yang menuntut percepatan keberangkatan ke Korea Selatan. Mereka mendesak KP2MI untuk menuntaskan proses program G to G dengan Korea Selatan, yang telah berjalan sejak tahun 2004 dan masih berlangsung hingga tahun 2025.
Mukhtarudin menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan beberapa langkah untuk mengurai permasalahan tersebut. Mulai dari pertemuan dengan delegasi Ministry of Employment and Labor (MOEL) Korea Selatan, sampai dengan bersurat ke MOEL Korea dan Kementerian Luar Negeri RI.
"Kami sangat konstruktif dalam diskusi ini, dan kami menyambut baik aspirasi yang disampaikan," kata Mukhtarudin. "Kami telah melakukan langkah-langkah untuk mengurai permasalahan tersebut, dan kami berjanji akan menindaklanjuti apa yang menjadi tuntutan para CPMI terkait penumpukan roster G to G Korea Selatan."
Mukhtarudin juga menyebutkan bahwa dia akan melakukan kunjungan kerja ke Korea Selatan untuk berdiskusi langsung dengan MOEL Korea Selatan. Harapannya, permasalahan ini bisa terselesaikan secara komprehensif dan cepat.
"Saya mohon doa restu dan dukungan dari semua stakeholders terkait, agar persoalan khususnya soal G to G di Korea dan roster ini bisa kita segera selesaikan," kata Mukhtarudin.
Massa tersebut merupakan calon pekerja migran Indonesia (CPMI) yang menuntut percepatan keberangkatan ke Korea Selatan. Mereka mendesak KP2MI untuk menuntaskan proses program G to G dengan Korea Selatan, yang telah berjalan sejak tahun 2004 dan masih berlangsung hingga tahun 2025.
Mukhtarudin menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan beberapa langkah untuk mengurai permasalahan tersebut. Mulai dari pertemuan dengan delegasi Ministry of Employment and Labor (MOEL) Korea Selatan, sampai dengan bersurat ke MOEL Korea dan Kementerian Luar Negeri RI.
"Kami sangat konstruktif dalam diskusi ini, dan kami menyambut baik aspirasi yang disampaikan," kata Mukhtarudin. "Kami telah melakukan langkah-langkah untuk mengurai permasalahan tersebut, dan kami berjanji akan menindaklanjuti apa yang menjadi tuntutan para CPMI terkait penumpukan roster G to G Korea Selatan."
Mukhtarudin juga menyebutkan bahwa dia akan melakukan kunjungan kerja ke Korea Selatan untuk berdiskusi langsung dengan MOEL Korea Selatan. Harapannya, permasalahan ini bisa terselesaikan secara komprehensif dan cepat.
"Saya mohon doa restu dan dukungan dari semua stakeholders terkait, agar persoalan khususnya soal G to G di Korea dan roster ini bisa kita segera selesaikan," kata Mukhtarudin.