Saat ini, di Jabodetabek tidak ada satu pun sungai yang dapat dikatakan bersih. Menurut data dari Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, total 13 sungai besar yang mengalir melalui kawasan Jabodetabek tersebut memiliki kadar polusi air yang terlalu tinggi. Hal ini membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.
Menurut Hanif, kondisi air di Jabodetabek semakin memburuk seiring dengan perkembangan teknologi dan kemajuan ekonomi. Kondisi udara juga terus memburuk, sehingga keanekaragaman hayati di kawasan tersebut menurun secara signifikan.
Sungai-sungai besar di Jakarta, seperti Ciliwung, Bakauhenipa, dan Batang Sunda, telah menjadi sumber kerusakan lingkungan hidup. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi kebersihan air, tetapi juga menyebabkan penurunan biodiversitas yang signifikan.
Selain itu, fenomena hujan di Jakarta dan beberapa daerah lain juga mengandung mikroplastik, yang merupakan bukti nyata dari kerusakan lingkungan. Menurut Hanif, hal ini tidak hanya disebabkan oleh perubahan iklim, tetapi juga oleh kerusakan-kerusakan lainnya yang terjadi di Indonesia.
Menteri Lingkungan Hidup menekankan bahwa triple planetary crisis (krisis tiga planet) telah mempengaruhi Indonesia secara signifikan. Udara yang terpolusi, perubahan iklim, dan kehilangan biodiversitas adalah tiga faktor utama yang memicu kerusakan lingkungan hidup di tanah air kita.
Dalam upaya mengatasi masalah ini, pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan melakukan upaya yang lebih efektif dalam mengelola sumber daya lingkungan.
Menurut Hanif, kondisi air di Jabodetabek semakin memburuk seiring dengan perkembangan teknologi dan kemajuan ekonomi. Kondisi udara juga terus memburuk, sehingga keanekaragaman hayati di kawasan tersebut menurun secara signifikan.
Sungai-sungai besar di Jakarta, seperti Ciliwung, Bakauhenipa, dan Batang Sunda, telah menjadi sumber kerusakan lingkungan hidup. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi kebersihan air, tetapi juga menyebabkan penurunan biodiversitas yang signifikan.
Selain itu, fenomena hujan di Jakarta dan beberapa daerah lain juga mengandung mikroplastik, yang merupakan bukti nyata dari kerusakan lingkungan. Menurut Hanif, hal ini tidak hanya disebabkan oleh perubahan iklim, tetapi juga oleh kerusakan-kerusakan lainnya yang terjadi di Indonesia.
Menteri Lingkungan Hidup menekankan bahwa triple planetary crisis (krisis tiga planet) telah mempengaruhi Indonesia secara signifikan. Udara yang terpolusi, perubahan iklim, dan kehilangan biodiversitas adalah tiga faktor utama yang memicu kerusakan lingkungan hidup di tanah air kita.
Dalam upaya mengatasi masalah ini, pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan melakukan upaya yang lebih efektif dalam mengelola sumber daya lingkungan.