Mensos Tegaskan Penguatan Data Kunci Utama Pelaksanaan Program Kemensos

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (dikenal sebagai Gus Ipul), telah menegaskan pentingnya penguatan data sebagai kunci utama dalam pelaksanaan program-program Kementerian Sosial (Kemensos). Menurut dia, seluruh unit kerja di Kemensos tidak hanya bergantung pada Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) tetapi juga harus memanfaatkan data dari berbagai kementerian dan lembaga lain.

Dalam pertemuan dengan pimpinan jajaran Kemensos, Gus Ipul menekankan pentingnya pemetaan penerima bantuan sosial, layanan rehabilitasi, dan program pemberdayaan harus berbasis pada data yang terverifikasi dan dilengkapi dengan pemeriksaan lapangan. Ia juga mengingatkan tentang pentingnya integrasi antarprogram di Kemensos, yaitu rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, dan pemberdayaan sosial.

Menurut Gus Ipul, 2026 harus dimulai dengan data yang valid, solid, dan terverifikasi. Data yang sudah melalui Ground Check, kata dia. Selain itu, ia juga meminta agar capaian kinerja setiap tahun dapat diukur secara jelas berdasarkan data valid, baik jumlah penerima bantuan sosial maupun tingkat keberhasilan pemberdayaan.

Salah satu program Kemensos yang telah mengedepankan penggunaan DTSEN dan Ground Check adalah Bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Anak Yatim Piatu (YAPI). Hingga September 2025, program ini telah menjangkau 271.111 dari target 294.000 penerima manfaat, atau sekitar 92,25 persen.

Dalam program YAPI, seluruh data penerima divalidasi melalui pendamping rehabilitasi sosial yang turun langsung ke lapangan. Menurut Direktur Rehabilitasi Sosial Anak, Mas Kahono Agung Suhartoyo, semua asesmennya ada di lapangan.
 
Gus Ipul lagi-lagi memikirkan dirinya sendiri aja, udah ngeluarin program yang bagus dan masih diuji coba apakah benar-benar efektif atau apa sumbernya bisa dipertanyakan nih? Kalau benar-benar mau meningkatkan kinerjanya, maka harusnya nggak ragu-ragu lagi utk memanfaatkan data dari berbagai sumber. Siapa tahu data yang dia dapat sekarang ini udah salah karena sudah diperiksa lapangan nih.
 
aku pikir penting banget ngelacak data yang benar sebelum program Kemensos mulai dilaksanakan, gak bisa dipungut hasil yang positif kalau data itu salah. tapi apa sih yang bikin aku penasaran adalah bagaimana caranya Kemensos bisa mengintegrasikan data dari berbagai kementerian dan lembaga? misalnya bagaimana caranya mereka bisa memanfaatkan data dari Kemenko Pekerjaan Umum atau Kemenko Perencanaan Pembangunan? kalau bisa diprediksi, aku yakin hasilnya akan lebih baik dr jg kalau hanya bergantung pada DTSEN saja 😊
 
Data memang sangat penting dalam pelaksanaan program-program Kemensos. Jika data tidak valid, maka program tersebut tidak akan efektif, apalagi jika targetnya sudah banyak. Nah, saya rasa program YAPI yang menggunakan Ground Check dan DTSEN benar-benar baik. Mereka telah menunjukkan bahwa dengan data yang terverifikasi, mereka dapat mencapai kesuksesan yang signifikan dalam membantu anak yatim piatu. Jika 92,25 persen sudah bisa dicapai, berarti program tersebut benar-benar memperhatikan kualitas data dan tidak hanya fokus pada jumlah penerima bantuan. Itulah yang membuat saya percaya bahwa dengan data yang baik, Kemensos dapat meningkatkan efektivitas program-programnya. 📊💡
 
aku pikir itu bagus banget kalau data kemensos bisa terverifikasi dan dilengkapi dengan pemeriksaan lapangan, nanti kinerjanya bisa jadi lebih akurat dan efektif. aku penasaran dengan capaian 92,25 persen di program YAPI, itu bagus sekali... tapi aku ingin tahu apakah ada yang salah atau kurangnya dalam data asal, karena kalau tidak dipantau dengan baik, nanti hasilnya bisa berubah aja...
 
Gaduh! Data itu penting banget, tapi aku pikir 2026 belum cukup lama lagi. Kamu bisa mulai dari hal-hal sederhana, seperti memeriksa data penerima bantuan sosial di setiap unit kerja Kemensos. Lalu, gantilah dengan penggunaan teknologi digital, jadi nanti bisa ngatur capaian kinerja yang lebih baik. Aku rasa 92,25 persen dari program YAPI itu masih kurang. Mau tahu apa yang bisa dilakukan? Mungkin kita harus memperbaiki infrastruktur data yang ada di lapangan. Itu penting banget!
 
data kemenso kayaknya penting banget buat program-program yang dijalankan mereka. tapi gampang sih kalau data salah atau tidak akurat, maka hasil dari program jg akan salah 😐. aku rasa perlu dilakukan pengecekan dan verifikasi lagi sebelum merilis data ke publik. kayaknya penting juga untuk memastikan bahwa data yang digunakan itu benar-benar mencerminkan kondisi lapangan. siapa tahu ada kesalahan atau kerusakan dalam proses pengumpulan data, maka bisa menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan 🤔.
 
Gue rasa kalo program ini harus dipertahankan dan diimpurnakan agar semakin efektif. Karena program ini telah membantu banyak orang yang membutuhkan. Jadi gue sarankan agar data yang digunakan harus akurat dan terverifikasi sebelum digunakan untuk pengambilan keputusan. Ini agar kita tidak salah menilai, misalnya mengira bahwa penerima bantuan sudah terlayani dengan baik. Padahal ada beberapa yang tidak terlayani secara adil.
 
Si pengamat bola ini pikir program Kemensos seperti tim sepak bola yang harus memiliki strategi yang tepat untuk mengalahkan lawan, yaitu kemiskinan dan kesulitan hidup masyarakat. Jika data yang mereka gunakan tidak valid atau terverifikasi, maka strategi mereka akan salah dan tidak efektif.

Seperti bagaimana tim sepak bola yang ingin menang harus memiliki pemain yang berbakat dan fokus, Kemensos perlu memiliki data yang berbakat dan akurat untuk mengatasi kesulitan sosial. Jika data sudah melalui Ground Check seperti program YAPI, maka itu seperti pemanahan lawan di pertahanan tim sepak bola.

Tapi, si pengamat bola masih khawatir, apa jika ada kekurangan data atau informasi yang tidak lengkap? Seperti bagaimana ada player yang salah tempat, Kemensos perlu memastikan bahwa semua data yang mereka gunakan sudah benar dan lengkap. Jadi, program Kemensos harus seperti tim sepak bola yang fokus dan bersatu dalam menangani kesulitan sosial.
 
Gus Ipul siapa lagi yang ingin mengatur Indonesia dengan benar! 🙌 Tapi apa yang dibahas disini? Ada yang bilang 92,25 persen dari penerima bantuan sosial sudah berhasil dan ada yang bilang kurangnya, tapi gak ada yang bilang tentang efeknya terhadap penerima itu sendiri. Apakah mereka bisa hidup dengan nyaman karena penerimaan sosial? Atau apakah masih harus khawatir untuk kehidupan sehari-hari? 🤔
 
Gampangnya aja, program kemensos harus dijalankan dengan data yang benar, bukan hanya nggak salah aja. Kalau mau maksimal, harus ada Ground Check juga. Bisa lihat langsung ke lapangan siapa yang asesmenya ada atau tidak. Jangan nggak pernah ada kesalahan dalam penggunaan data, itu bisa bikin program kurang efektif.
 
Dengerin cerita Gus Ipul tentang pentingnya data dalam pelaksanaan program Kemensos, aku pikir ini benar-benar penting. Jika data yang digunakan sudah terverifikasi dan solid, maka kita bisa yakin bahwa program-program Kemensos benar-benar efektif. Tapi, aku masih ragu apa asalnya banyak kesalahan dalam penggunaan data di kemensos. Mungkin perlu dilakukan audit yang lebih baik lagi agar semua data yang digunakan sudah benar-benar akurat 😐.

Aku juga senang mendengar bahwa program YAPI sudah berhasil menjangkau sebanyak 92,25 persen dari targetnya. Ini bermakna besar bagi anak-anak yatim piatu yang membutuhkan bantuan rehabilitasi sosial. Aku harap Kemensos dapat terus meningkatkan kinerjanya dan memastikan bahwa semua program yang diluncurkan sudah efektif dalam memberikan manfaat kepada masyarakat 🤞
 
Kalau gini penting banget penguatan data dalam pelaksanaan program kemensos, tapi siapa tahu nggak semuanya berjalan dengan benar. Lihat aja program YAPI, 92,25 persen sudah selesai, tapi apa bawa artinya? Artinya masih ada 7,75 persen yang belum terjangkau. Maksudnya masih banyak penerima manfaat yang belum mendapatkan bantuan.

Dan apa dengan Ground Check, kalau data sudah melalui Ground Check berarti artinya sudah akurat? Tapi nggak ada yang menjamin bahwa semua asesmen sudah benar di lapangan. Jadi, apakah program YAPI benar-benar berhasil atau masih ada kesalahan-kesalahan kecil yang belum terdeteksi?

Dan lain-lain, apa dengan capaian kinerja setiap tahun? Apakah itu hanya sekedar angka-angka saja, tanpa ada penilaian yang lebih mendalam tentang keberhasilan program kemensos.
 
Mau banget aja siapa lagi program Kemensos yang mau dipastikan data-nya bagus 🤔. Nah, dari segi itu, Bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Anak Yati Piatu (YAPI) udah jalan mulut, 92,25% penerima manfaat udah terdaftar dan divalidasi di lapangan. Tapi, kalau mau jadi benar-benar bagus, kemudian data itu harus bisa dipercaya siapa tahu ada kecurangan atau kesalahan. Maka dari itu, perlu disadap kembali dari segi sumber dan validitasnya 📊💯.
 
Maksudnya kalau program-program kemensos itu nggak bisa berjalan dengan baik kalau data yang digunakan nggak tepat, kan? Mereka pasti butuh data yang akurat dan terverifikasi, seperti apa aja keadaan lapangan. Kita harus percaya bahwa kemensos punya rencana yang bagus untuk menghadapi masalah sosial di Indonesia, asalkan data yang digunakan itu benar-benar tepat.
 
kembali
Top