Mensos Tegaskan Penguatan Data Kunci Utama Pelaksanaan Program Kemensos

Menteri Sosial Indonesia, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), menekankan pentingnya data sebagai kunci dalam pelaksanaan program-program Kementerian Sosial Kemensos. Dalam rapat pimpinan di Ruang Rapat Utama Gedung Kemensos, Gus Ipul meminta semua unit kerja untuk menggunakan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai sumber data yang akurat dan lengkap.

"Pastikan by name by address (BNBA). Setelah itu baru dikirim ke DTSEN," kata Gus Ipul dalam keterangan tertulis. Ia juga menekankan pentingnya integrasi antarprogram di Kemensos, yaitu rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, dan pemberdayaan sosial.

Gus Ipul mengingatkan bahwa ketiga aspek tersebut tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Ia juga meminta agar capaian kinerja setiap tahun dapat diukur secara jelas berdasarkan data valid, baik jumlah penerima bansos maupun tingkat keberhasilan pemberdayaan.

"Data yang sudah Ground Check," kata Gus Ipul. Dia juga menekankan pentingnya menggunakan data yang terverifikasi dan dilengkapi dengan pemeriksaan lapangan (ground check).

Misalnya, program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Anak Yatim Piatu (YAPI) telah mengedepankan penggunaan DTSEN dan ground check. Hingga September 2025, program ini telah menjangkau 271.111 dari target 294.000 penerima manfaat, atau sekitar 92,25 persen.

Gus Ipul juga meminta agar semua data yang dikumpulkan dapat divalidasi melalui pendamping rehabilitasi sosial yang turun langsung ke lapangan. Dia juga menekankan bahwa kinerja setiap tahun harus diukur secara jelas berdasarkan data valid, baik jumlah penerima bansos maupun tingkat keberhasilan pemberdayaan.

"Jadi kami meminta dari Dinas sosial, kemudian kami lakukan validasi (melalui) pendamping rehsos. Asesmennya ada semua," kata Direktur Rehabilitasi Sosial Anak, Mas Kahono Agung Suhartoyo.

Dengan demikian, Gus Ipul berharap bahwa 2026 dapat dimulai dengan data yang valid, solid dan terverifikasi.
 
Haha aku rasa gus ipul benar2 peduli sama data... kayaknya dia juga mau 'nyanyi' sama program-program kemensoan yang banyak banget di sini... sih aku rasa capaian kinerja harus diukur dengan matang, tidak cuma ngerasain dari awal apa lagi aq sebenarnya penerima bansos ya...
 
Pengamat transportasi juga perlu ngobrol tentang kemampuan infrastruktur di kota besar πŸš—πŸ’¨. Saya pikir kalau kita fokus pada pembangunan sistem transportasi yang baik, maka kinerja program sosial juga akan lebih baik. Misalnya, jika kita punya sistem transportasi yang efektif, maka pekerja sosial dapat lebih mudah mengakses tempat-tempat kebutuhan masyarakat πŸ“. Tapi kayaknya masih banyak hal yang perlu diatasi dalam pengembangan infrastruktur transportasi di Indonesia...
 
Data yang akurat itu seperti film yang sudah selesai dipotong, tidak ada potongan lagi sih πŸŽ₯. Jadi, kalau kita mau lihat hasil dari program-program kemensos, kita harus gunakan data yang benar-benar akurat dan lengkap. Tidak bisa hanya nonton aja, perlu diukur juga berdasarkan data yang valid. Seperti program YAPI itu, yang sudah lama dijalankan dan menunjukkan hasilnya. Jadi, kalau 2026 ingin dimulai dengan solid, kita harus gunakan data yang sudah Ground Check sih 🚧.
 
aku pikir kayaknya penting buat kita menggunakan data yang akurat banget supaya program-program kemensos bisa berjalan dengan baik πŸ“Š. kalau gak datang dari data yang benar, gak bakal bisa dipercaya lho πŸ˜…. aku yakin dengan menggunakan DTSEN dan ground check, kita bisa meningkatkan keefektifan program-program kemensos, apalagi kalau digabung dengan pendamping rehabilitasi sosial yang turun langsung ke lapangan πŸ’ͺ. itu cara yang jujur dan transparan banget! πŸ‘
 
Data yang akurat itu penting banget ya! Kalau punya data yang benar, gak mau salah dalam mengambil keputusan atau mengalokasikan dana untuk program-program yang dibangun oleh kementerian sosial. Masipun kalau nggak ada data yang jelas, bagaimana caranya nonton apakah program yang dibuat itu benar-benar membantu siapa?
 
Gus Ipul jujur banget, dia orang yang peduli sama data. Kalau data akurat, program kemensos bisa berjalan lebih baik. Aku setuju sama dia, penting kita memiliki data yang valid dan lengkap agar kita bisa memantau kinerja program kemensos dengan jelas. Gus Ipul benar-benar memilih cara yang tepat dalam mengumpulkan data, yaitu menggunakan DTSEN dan melakukan ground check. Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) YAPI di Kemensos juga menjadi contoh yang baik, program itu sudah bisa menjangkau 92,25 persen penerima manfaat. Aku harap tahun 2026, Kemensos bisa melanjutkan kesuksesan ini dengan data yang lebih akurat lagi! πŸ’―
 
Saya pikir penggunaan DTSEN sebagai sumber data yang akurat dan lengkap oleh Kementerian Sosial Indonesia itu benar-benar penting. Nah kira-kira bagaimana caranya nih? Misalnya aku coba buat program musik untuk anak-anak di daerah pedesaan, tapi aku butuh data yang akurat tentang kemampuan mereka agar bisa memilih lagu-lagu apa yang paling cocok. Dan kalau data itu sudah ada, aku bisa lihat hasilnya di lapangan dan buktikan keberhasilan program itu kepada siapapun yang peduli. Nah, itu kayaknya apa yang ingin dilakukan Kementerian Sosial Indonesia dengan menggunakan DTSEN dan ground check. πŸŽ΅πŸ“Š
 
aku setuju dengan keterkaitan gus ipul pada penggunaan data sebagai kunci dalam pelaksanaan program-program kemensos. aku pikir itu penting untuk mengukur kinerja setiap tahun dan membuat keputusan yang lebih tepat. aku juga senang melihat contoh dari program asistensi rehabilitasi sosial (atensi) anak yatim piatu yang telah menggunakan data terverifikasi dan dilengkapi dengan pemeriksaan lapangan. itu pasti bisa meningkatkan efisiensi dan efektifitas program tersebut πŸ’‘
 
🌎 data pasti penting banget ya... tapi gimana kalau kita harus memasang ground check juga? 😐 mau ngak mau kayak program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Anak Yatim Piatu (YAPI). 271.111 orang sudah dipanjatui karena program itu. Maksudnya, apa benar atau tidak kan? πŸ€”
 
Data kayak apa aja? Menteri sosial ini selalu ngegarin tentang data apa lagi. Kalau nggak ada data yang akurat, bagaimana caranya ngerjain program-program Kemenso?. Saya rasa mereka lebih fokus pada ground check daripada hal lainnya. Aku tahu kalau Ground Check penting, tapi gimana kalau ground check di luar ruangan? Tidak berarti semua penerima bantuan sosial itu punya data yang lengkap? Tapi, aku rasa menteri ini ingin ngajak kita percaya bahwa program-program Kemenso. kayak apa aja?
 
Data pasti kunci, tapi aku pikir juga pentingnya buat kita memahami konteks sosial yang terkait ya... misalnya kalau pemberdayaan sosial hanya fokus pada number saja tanpa nalar bagaimana cara bikin keberhasilan itu tercapai, maka apa lagi hasilnya? πŸ€”

Maksudnya, data harus diintegrasikan dengan penelitian lapangan dan analisis yang lebih mendalam. Jangan hanya mengandalkan data untuk mengukur kinerja, tapi juga harus ada penelitian yang lebih mendalam tentang bagaimana program-program sosial itu berfungsi dalam prakteknya.

Misalnya, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program pemberdayaan sosial? Apakah program tersebut efektif bagi target khusus yang dimaksudkan? Jika jawabannya tidak sama dengan yang diharapkan, maka aku pikir kita harus kembali lagi dan re-evaluasi strategi-program tersebut. πŸ“Š
 
Data adalah kunci di era digital ini... πŸ€” apa itu lagi kalau tidak data? Nah, kayaknya Menteri Sosial Indonesia Gus Ipul benar-benar peduli dengan data akurat untuk mengatur program-program Kementerian Sosial Kemensos. DTSEN (Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional) harus menjadi sumber yang diandalkan buat meringkas data mana yang benar dan mana yang tidak... πŸ“Š

Aku pikir pentingnya integrasi antarprogram juga serasa dianggapkan, yaitu rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, dan pemberdayaan sosial. Kita harusnya bisa memandang dari keseluruhan buat mengatur program-program tersebut agar tidak berjalan sendiri-sendiri... seperti kayaknya ada sistem yang terintegrasi ya... 🀝

Dan aku rasa penting juga agar data yang digunakan diukur secara jelas dan valid. Misalnya, program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) yang sukses menjangkau 271.111 penerima manfaat dari target 294.000... itu kayaknya seru dan bisa jadi contoh buat program-program lain di Kemensos... πŸ‘
 
Data pasti penting sekali di bidang sosial kemensos, tapi gak cuma datanya aja, tapi bagaimana kita bisa memastikin kinerjanya apakah benar-benar efektif atau tidak πŸ€”. Gak bisa dipungut hasil bila data cuma untuk ngisi spreadsheet saja, harus ada pengevaluasi yang masuk akal dan jelas apa kemudian dilakukan dengan data tersebut πŸ“Š.
 
Kalau mau tahu benar-benar kinerja program sosial, pasti harus pakai data yang akurat, bukan? Kalau nanti keluar kebanyakan penerima bantuan tidak mendapatkan asesmen, maka apa lagi tujuan dari program-program itu?

Misalnya di YAPI, mereka menemukan bahwa kurang dari 92% anak yatim piatu yang direncanakan untuk menerima asilitas sudah menerima. Artinya masih banyak yang belum bisa masuk ke sistem ini. Jadi, kalau ingin program tersebut berhasil, harus ada penanganan yang lebih serius dan akurat dari data yang dikumpulkan.
 
ini gini, aku pikir pentingnya menggunakan data sebagai kunci dalam pelaksanaan program-program kemensos, tapi ternyata masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penggunaan data... contohnya seperti target tidak mencapai yang diinginkan, atau data yang dikumpulkan tidak valid πŸ˜•. dan aku pikir ini penting untuk diperhatikan agar kinerja kemensos bisa lebih baik dan efektif. apalagi saat ini masih banyak program yang belum berhasil dalam mengatasi masalah sosial seperti rehabilitasi sosial, perlindungan sosial, dan pemberdayaan sosial. kayaknya kita perlu fokus pada penggunaan data yang akurat dan lengkap agar bisa menemukan solusi yang tepat πŸ€”.
 
kembali
Top