Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan Menko AHY, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hari ini (3 Maret 2025) membahas salah satu isu yang telah menggelitikan masyarakat Bali yaitu garis pantai Kuta-Seminyak yang semakin terangsang oleh abrasi.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pemanasan global merupakan faktor utama penyebabnya. Peningkatan suhu laut menyebabkan es yang ada di dasar laut meleleh, sehingga mengalir ke permukaan laut, menyebabkan garis pantai berubah-ubah.
Abrasi ini juga disertai perubahan iklim lainnya seperti badai, hujan deras dan kerusakan vegetasi, yang pada akhirnya menimbulkan erosi. Pekerjaan yang ada di garis pantai pun semakin sulit karena pasir terlempar ke jalan raya.
"Proses ini tidak dapat ditangguhkan, kita harus beradaptasi dengan perubahan iklim tersebut", kata Menko AHY.
Dengan demikian, kelompok kerja di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan melaksanakan program-program untuk mengelola daerah rawa yang ada di garis pantai tersebut, seperti pembangunan infrastruktur yang lebih baik, serta kegiatan penanaman pohon-pohon sehat untuk mencegah erosi.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pemanasan global merupakan faktor utama penyebabnya. Peningkatan suhu laut menyebabkan es yang ada di dasar laut meleleh, sehingga mengalir ke permukaan laut, menyebabkan garis pantai berubah-ubah.
Abrasi ini juga disertai perubahan iklim lainnya seperti badai, hujan deras dan kerusakan vegetasi, yang pada akhirnya menimbulkan erosi. Pekerjaan yang ada di garis pantai pun semakin sulit karena pasir terlempar ke jalan raya.
"Proses ini tidak dapat ditangguhkan, kita harus beradaptasi dengan perubahan iklim tersebut", kata Menko AHY.
Dengan demikian, kelompok kerja di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan melaksanakan program-program untuk mengelola daerah rawa yang ada di garis pantai tersebut, seperti pembangunan infrastruktur yang lebih baik, serta kegiatan penanaman pohon-pohon sehat untuk mencegah erosi.