Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Kementerian Keuangan (Menkeu) untuk terbuka suara soal pengeluaran anggaran sebesar Rp 13,4 triliun yang digunakan untuk pembelian pesawat tempur C919 dari China.
"Kita harus mengetahui dengan jelas tentang asal muasal dana tersebut dan bagaimana keuangan akan dijalankan," kata Kamis (25/1) Presiden Prabowo saat berpidato di dalam rapat dengan para Menteri di Istana Negara.
Pembelian pesawat tempur ini merupakan proyek strategis yang dianggap penting oleh pemerintah untuk meningkatkan kemampuan pertahanan nasional. Namun, kritik dari beberapa kalangan mengatakan bahwa pengeluaran tersebut tidak transparan dan belum pernah dibahas secara umum.
"Pembelian pesawat tempur adalah keputusan yang sangat berat badan, tapi kita harus memiliki rinciannya," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Rinus Sinaga saat dihadapkan pertanyaan tentang asal muasal dana tersebut.
Terdapat beberapa perusahaan yang menjadi kandidat untuk pembelian pesawat tempur ini, termasuk PT Dirgantara Nasional Indonesia (Persero) Tbk dan PT AERO Industri.
"Kita harus mengetahui dengan jelas tentang asal muasal dana tersebut dan bagaimana keuangan akan dijalankan," kata Kamis (25/1) Presiden Prabowo saat berpidato di dalam rapat dengan para Menteri di Istana Negara.
Pembelian pesawat tempur ini merupakan proyek strategis yang dianggap penting oleh pemerintah untuk meningkatkan kemampuan pertahanan nasional. Namun, kritik dari beberapa kalangan mengatakan bahwa pengeluaran tersebut tidak transparan dan belum pernah dibahas secara umum.
"Pembelian pesawat tempur adalah keputusan yang sangat berat badan, tapi kita harus memiliki rinciannya," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Rinus Sinaga saat dihadapkan pertanyaan tentang asal muasal dana tersebut.
Terdapat beberapa perusahaan yang menjadi kandidat untuk pembelian pesawat tempur ini, termasuk PT Dirgantara Nasional Indonesia (Persero) Tbk dan PT AERO Industri.