Menteri Kehutanan Siap Dukung Swasembada Pangan 2025 Melalui Perhutanan Sosial
Dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menekankan dukungannya dalam melaksanakan program perhutanan sosial. Program ini akan menjadi jembatan antara pelestarian lingkungan dan pembangunan ekonomi rakyat.
Menurut Raja Juli, sektor kehutanan merupakan upaya mewujudkan swasembada pangan nasional sebagai kekuatan bangsa. "Perhutanan Sosial mendukung swasembada pangan dengan mengoptimalisasi areal perhutanan sosial melalui agroforestri," kata Raja Juli saat penanaman jagung serentak di Desa Bantar Panjang, Kec. Tigaraksa, Kab. Tangerang, Banten.
Dari total 8,3 juta hektare SK perhutanan sosial yang telah diterbitkan, terdapat potensi pengembangan pangan dengan agroforestri. Program ini menjadi solusi bagi masalah kekurangan sumber daya pangan di Indonesia.
"Melalui pendekatan agroforestri dan pemanfaatan areal perhutanan sosial, masyarakat tidak hanya memperoleh manfaat ekonomi dari hasil tanaman pangan seperti jagung, tetapi juga tetap menjaga kelestarian hutan yang menjadi penyangga kehidupan," jelas Raja Juli.
Dengan adanya program perhutanan sosial, masyarakat dapat mendapat manfaat ekonomi dari hasil tanam jagung dan menjaga kelestarian hutan. Program ini juga membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian.
Dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menekankan dukungannya dalam melaksanakan program perhutanan sosial. Program ini akan menjadi jembatan antara pelestarian lingkungan dan pembangunan ekonomi rakyat.
Menurut Raja Juli, sektor kehutanan merupakan upaya mewujudkan swasembada pangan nasional sebagai kekuatan bangsa. "Perhutanan Sosial mendukung swasembada pangan dengan mengoptimalisasi areal perhutanan sosial melalui agroforestri," kata Raja Juli saat penanaman jagung serentak di Desa Bantar Panjang, Kec. Tigaraksa, Kab. Tangerang, Banten.
Dari total 8,3 juta hektare SK perhutanan sosial yang telah diterbitkan, terdapat potensi pengembangan pangan dengan agroforestri. Program ini menjadi solusi bagi masalah kekurangan sumber daya pangan di Indonesia.
"Melalui pendekatan agroforestri dan pemanfaatan areal perhutanan sosial, masyarakat tidak hanya memperoleh manfaat ekonomi dari hasil tanaman pangan seperti jagung, tetapi juga tetap menjaga kelestarian hutan yang menjadi penyangga kehidupan," jelas Raja Juli.
Dengan adanya program perhutanan sosial, masyarakat dapat mendapat manfaat ekonomi dari hasil tanam jagung dan menjaga kelestarian hutan. Program ini juga membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian.