Mengenal Vasektomi: Bongkar Mitos, Pahami Fakta dan Manfaatnya
Vasektomi merupakan metode kontrasepsi yang paling efektif dan aman untuk pria. Namun, masih banyak masyarakat yang memiliki mitos dan kesalahpahaman tentang vasektomi. Salah satunya adalah karena berbagai informasi palsu yang dihantarkan melalui media sosial dan sumber lainnya.
Menurut Dr. Dimas S. Wibisono, dokter spesialis urologi konsultan andrologi dari RS Nasional Diponegoro Semarang, vasektomi memungkinkan pria untuk menghindari kehamilan tanpa perlu menggunakan kondom. "Kondom memiliki angka kegagalan 2-3 persen, sedangkan vasektomi memiliki angka keberhasilan 100 persen," katanya.
Selain itu, masyarakat banyak yang berpikir bahwa vasektomi akan menurunkan libido atau menyebabkan kanker prostat. Namun, ini adalah mitos yang tidak berdasar. "Vasektomi tidak ada hubungannya dengan hasrat seksual. Justru karena faktor psikologis, merasa istri tidak akan hamil, kepercayaan diri meningkat, performa pun lebih baik," ungkap Dr. Dimas.
Vasektomi juga dapat dilakukan oleh penderita HIV/AIDS, diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung dengan pengawasan dokter. Pertanyaan umum masyarakat mengenai vasektomi dan kebiri juga ditepis. "Kebiri itu testisnya diangkat, sehingga laki-laki tidak bisa ereksi. Sedangkan vasektomi hanya memotong salurannya. Hormon tidak terganggu," jelas Dr. Dimas.
Selain itu, vasektomi juga dapat dilakukan tanpa menggunakan pisau bedah dengan metode Vasektomi Tanpa Pisau (VTP). Prosedur ini semakin nyaman karena tingkat nyerinya sangat kecil.
Menurut Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, kesertaan pria dalam program Keluarga Berencana (KB) masih sangat rendah. Hanya 2,45 persen pria yang menggunakan kondom dan 0,16 persen yang memilih vasektomi.
Untuk meningkatkan kompetensi tenaga medis, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN menggelar Pelatihan Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Tahun 2025 di Semarang, Jawa Tengah.
Vasektomi merupakan metode kontrasepsi yang paling efektif dan aman untuk pria. Namun, masih banyak masyarakat yang memiliki mitos dan kesalahpahaman tentang vasektomi. Salah satunya adalah karena berbagai informasi palsu yang dihantarkan melalui media sosial dan sumber lainnya.
Menurut Dr. Dimas S. Wibisono, dokter spesialis urologi konsultan andrologi dari RS Nasional Diponegoro Semarang, vasektomi memungkinkan pria untuk menghindari kehamilan tanpa perlu menggunakan kondom. "Kondom memiliki angka kegagalan 2-3 persen, sedangkan vasektomi memiliki angka keberhasilan 100 persen," katanya.
Selain itu, masyarakat banyak yang berpikir bahwa vasektomi akan menurunkan libido atau menyebabkan kanker prostat. Namun, ini adalah mitos yang tidak berdasar. "Vasektomi tidak ada hubungannya dengan hasrat seksual. Justru karena faktor psikologis, merasa istri tidak akan hamil, kepercayaan diri meningkat, performa pun lebih baik," ungkap Dr. Dimas.
Vasektomi juga dapat dilakukan oleh penderita HIV/AIDS, diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung dengan pengawasan dokter. Pertanyaan umum masyarakat mengenai vasektomi dan kebiri juga ditepis. "Kebiri itu testisnya diangkat, sehingga laki-laki tidak bisa ereksi. Sedangkan vasektomi hanya memotong salurannya. Hormon tidak terganggu," jelas Dr. Dimas.
Selain itu, vasektomi juga dapat dilakukan tanpa menggunakan pisau bedah dengan metode Vasektomi Tanpa Pisau (VTP). Prosedur ini semakin nyaman karena tingkat nyerinya sangat kecil.
Menurut Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, kesertaan pria dalam program Keluarga Berencana (KB) masih sangat rendah. Hanya 2,45 persen pria yang menggunakan kondom dan 0,16 persen yang memilih vasektomi.
Untuk meningkatkan kompetensi tenaga medis, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN menggelar Pelatihan Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Tahun 2025 di Semarang, Jawa Tengah.