Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian, menekankan pentingnya peran inspektorat daerah dalam mengawasi pelaksanaan program prioritas pemerintah yang berdampak langsung pada masyarakat. Program tersebut meliputi Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, Kampung Nelayan Merah Putih, dan program ketahanan pangan.
Menurut Tito, inspektorat daerah tidak hanya bertugas melakukan pengawasan secara reguler, tetapi juga harus menjadi garda terdepan dalam memastikan anggaran daerah digunakan secara efektif dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Ia menyampaikan bahwa inspektur daerah harus tidak hanya mengawasi saja kalau sudah kejadian, tetapi juga melakukan, memberikan masukan, dan memberikan peringatan (dikenal sebagai "foresight").
Tito juga menekankan pentingnya efisiensi belanja pada program-program yang bersifat birokratis. Pemerintah daerah (pemda) harus melakukan efisiensi belanja untuk mengurangi biaya yang tidak perlu, seperti rapat-rapat kegiatan dan perjalanan dinas yang berlebihan.
Ia juga mencontohkan dalam penarikan retribusi pajak restoran dan hotel, pemda dapat membangun sistem sehingga potensi pajak dapat dimasukkan ke kas Pemda sepenuhnya. Selain itu, Tito juga meminta pemda untuk melakukan "exercise" terhadap anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
"Dengan melakukan inovasi, kita dapat menghidupkan UMKM yang hidup pada saat COVID masih bisa survive, pertumbuhannya plus," katanya.
Menurut Tito, inspektorat daerah tidak hanya bertugas melakukan pengawasan secara reguler, tetapi juga harus menjadi garda terdepan dalam memastikan anggaran daerah digunakan secara efektif dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Ia menyampaikan bahwa inspektur daerah harus tidak hanya mengawasi saja kalau sudah kejadian, tetapi juga melakukan, memberikan masukan, dan memberikan peringatan (dikenal sebagai "foresight").
Tito juga menekankan pentingnya efisiensi belanja pada program-program yang bersifat birokratis. Pemerintah daerah (pemda) harus melakukan efisiensi belanja untuk mengurangi biaya yang tidak perlu, seperti rapat-rapat kegiatan dan perjalanan dinas yang berlebihan.
Ia juga mencontohkan dalam penarikan retribusi pajak restoran dan hotel, pemda dapat membangun sistem sehingga potensi pajak dapat dimasukkan ke kas Pemda sepenuhnya. Selain itu, Tito juga meminta pemda untuk melakukan "exercise" terhadap anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
"Dengan melakukan inovasi, kita dapat menghidupkan UMKM yang hidup pada saat COVID masih bisa survive, pertumbuhannya plus," katanya.