Megatsunami Setinggi 200 Meter Menghantam Greenland, Ilmuwan Teriak
Megatsunami yang setinggi 200 meter menghantam Greenland beberapa tahun lalu ternyata terjadi karena tanah longsor di wilayah Fjord. Hal ini diketahui setelah tim ilmuwan dari Denmark dan Greenland melakukan survei geologi untuk mengetahui penyebabnya.
Menurut Kristian Svennevig, kepala tim survei tersebut, mereka awalnya bingung karena tidak ada yang tahu apa-apa tentang kejadian ini. Namun, setelah melakukan penelitian, mereka berhasil memecahkan teka-teki ini lewat upaya interdisipliner dan internasional.
"Kami hanya tahu kaitannya dengan tanah longsor," katanya. "Tapi, setelah itu kami berhasil menemukan kemungkinan asal usul penyebab megatsunami itu."
Mengenai akibat perubahan iklim, Svennevig mengatakan bahwa perubahan suhu ekstrem di musim panas dan dingin membuat longsor terjadi pada musim semi. Selain itu, lapisan es yang mencair juga menjadi salah satu faktor utama dalam menyebabkan longsor.
"Kurangnya penopang es juga menjadi salah satu faktor," katanya. "Dan perubahan pola presipitasi juga menjadi salah satu penyebab."
Kejadian ini kembali mengingatkan soal pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi bencana di masa depan.
"Megatsunami itu setinggi 200 meter, itu adalah sesuatu yang sangat berbahaya," katanya. "Kami harus berhati-hati dengan perubahan iklim dan melakukan upaya untuk mencegahnya."
Skenario ini memang menakutkan, namun ilmuwan dari Denmark dan Greenland berhasil menemukan penyebab kejadian tersebut dan memberikan kesadaran bagi kita semua.
Megatsunami yang setinggi 200 meter menghantam Greenland beberapa tahun lalu ternyata terjadi karena tanah longsor di wilayah Fjord. Hal ini diketahui setelah tim ilmuwan dari Denmark dan Greenland melakukan survei geologi untuk mengetahui penyebabnya.
Menurut Kristian Svennevig, kepala tim survei tersebut, mereka awalnya bingung karena tidak ada yang tahu apa-apa tentang kejadian ini. Namun, setelah melakukan penelitian, mereka berhasil memecahkan teka-teki ini lewat upaya interdisipliner dan internasional.
"Kami hanya tahu kaitannya dengan tanah longsor," katanya. "Tapi, setelah itu kami berhasil menemukan kemungkinan asal usul penyebab megatsunami itu."
Mengenai akibat perubahan iklim, Svennevig mengatakan bahwa perubahan suhu ekstrem di musim panas dan dingin membuat longsor terjadi pada musim semi. Selain itu, lapisan es yang mencair juga menjadi salah satu faktor utama dalam menyebabkan longsor.
"Kurangnya penopang es juga menjadi salah satu faktor," katanya. "Dan perubahan pola presipitasi juga menjadi salah satu penyebab."
Kejadian ini kembali mengingatkan soal pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terjadi bencana di masa depan.
"Megatsunami itu setinggi 200 meter, itu adalah sesuatu yang sangat berbahaya," katanya. "Kami harus berhati-hati dengan perubahan iklim dan melakukan upaya untuk mencegahnya."
Skenario ini memang menakutkan, namun ilmuwan dari Denmark dan Greenland berhasil menemukan penyebab kejadian tersebut dan memberikan kesadaran bagi kita semua.