Pandji Pragiwaksono, komika yang suka membuat orang tertawa, ternyata telah menyinggung adat Toraja. Ia menyebut banyak warga Toraja jatuh miskin karena memaksakan diri menggelar pesta kematian dan menggambarkan jenazah keluarga yang belum dimakamkan dibiarkan terbaring di ruang tamu, tepat di depan televisi.
Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) mendesak Pandji meminta maaf atas tindakannya yang dianggap melecehkan budaya Toraja. Menurut Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia, Amson Padolo, praktik menyimpan jenazah dalam tradisi Toraja tidak dilakukan sembarangan. Ia menutupkan bahwa banyak pihak luar yang sering salah menafsirkan prosesi tersebut karena hanya melihat sisi lahiriahnya.
Amson juga menyinggung adat dan budaya Toraja bukan hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga telah mendunia. Upacara Rambu Solo dan arsitektur rumah adat Tongkonan menjadi daya tarik wisata budaya yang dikagumi wisatawan mancanegara. UNICEF bahkan menempatkan kawasan Toraja sebagai warisan budaya takbenda dunia, karena nilai-nilai spiritual dan sosialnya yang unik.
Masyarakat Toraja melihat Rambu Solo bukan pesta kemewahan, melainkan bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal. Upacara ini mencerminkan nilai kekerabatan, gotong royong, dan kasih sayang.
Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) mendesak Pandji meminta maaf atas tindakannya yang dianggap melecehkan budaya Toraja. Menurut Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia, Amson Padolo, praktik menyimpan jenazah dalam tradisi Toraja tidak dilakukan sembarangan. Ia menutupkan bahwa banyak pihak luar yang sering salah menafsirkan prosesi tersebut karena hanya melihat sisi lahiriahnya.
Amson juga menyinggung adat dan budaya Toraja bukan hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga telah mendunia. Upacara Rambu Solo dan arsitektur rumah adat Tongkonan menjadi daya tarik wisata budaya yang dikagumi wisatawan mancanegara. UNICEF bahkan menempatkan kawasan Toraja sebagai warisan budaya takbenda dunia, karena nilai-nilai spiritual dan sosialnya yang unik.
Masyarakat Toraja melihat Rambu Solo bukan pesta kemewahan, melainkan bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal. Upacara ini mencerminkan nilai kekerabatan, gotong royong, dan kasih sayang.