Maman Ingin UMKM Kreatif Tiru Produk Buatan Cina

Menteri UMKM Maman Abdurrahman kembali mengungkapkan visinya untuk mendukung industri usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Ia meminta agar pelaku UMKM berani mengadopsi konsep produk Cina tanpa takut harus melanggar hukum. Misalnya, jika ingin membuat tas KW seperti Louis Vuitton, tetapi dengan nama sendiri, seperti "Louis Vuitong".

Tidak hanya itu, Maman menekankan pentingnya inovasi dan strategi bisnis yang baik untuk UMKM, agar mereka bisa bersaing dengan produk impor yang lebih banyak. Ia mengatakan bahwa tidak perlu menjadi replika atau melanggar hukum, tetapi harus menemukan terobosan baru.

Dalam konteks ini, Maman juga menekankan pentingnya adanya payung hukum bagi pelaku UMKM, seperti diberikan perizinan HAKI dari Kementerian Hukum. Ia mengatakan bahwa melindungi secara hukum adalah dasar untuk memberikan perlindungan bagi UMKM.

Selain itu, Maman juga menyoroti masalah maraknya oknum Bea Cukai yang bermain dalam proses masuknya barang impor ilegal ke Indonesia. Ia mengatakan bahwa hal ini menjadi penyebab utama UMKM sulit bersaing dengan produk asing.

Dalam kesimpulan, Maman menekankan pentingnya UMKM untuk memiliki mindset baru dan tidak pasrah dengan kondisi saat ini. Ia memberikan saran agar kita harus membuat produk sendiri dan tidak berpura-pura mengikuti gempuran barang impor.
 
Saya rasa Maman Abdurrahman kayaknya benar-benar ingin membantu UMKM, tapi aja nggak ada jadwal yang tulus ya. Kita lihat banyak sekali produk Cina di Indonesia dan masih banyak lagi yang masuk tanpa perizinan. Saya pikir apa yang dibutuhkan adalah adanya sistem pengawasan yang lebih ketat agar UMKM tidak terjebak dalam keburukan ini.
 
gampang banget, ya! apa yang disuruh oleh Maman adalah benar, tapi kayaknya juga perlu diawasi dengan ketat. kalau UMKM mau bergabung dengan global market, pasti harus bisa menemukan inovasi dan strategi bisnis yang baik. tapi kayaknya kita juga harus memastikan bahwa tidak ada oknum Bea Cukai yang bermain sembelit. apa yang disebut "Louis Vuitong" itu sih? apakah itu masih menjadi merek impor atau bukan?
 
Maksud dari kata-kata Maman itu sifatnya sudah terlalu lama kan? Udah nggak pernah terbawa aliran teknologi baru, udah nggak ingin ikut-ikutan suatu konsep yang sudah lama sekarang. Tapi apa salahnya jika kita buat sendiri produk kita sendiri, misalnya tas KW dengan nama sendiri? Maksudnya kaya-kaya tak terlalu banyak yang nggak paham betapa pentingnya inovasi dan strategi bisnis yang baik untuk UMKM. Bayangkan kalau kita bisa membuat tas KW dengan harga yang lebih murah dari Louis Vuitton, tapi masih asli dan berkualitas!
 
Gue pikir Maman abdurahman kembali lagi ngejelaskan apa yang kudu diubah soal industri UMKM di Indonesia. Saya yakin kalau banyak UMKM yang malu nanggungi diri mereka sendiri karena takut dibelit oleh oknum Bea Cukai. Mereka harus berani buat konsep produk sendiri, jangan sekedar ikut-ikutan barang impor. Kalau mau bikin tas KW aja, gue pikir biar nama-namanya "KW-Tas" aja, jangan "Louis Vuitong". Kita bisa buat produk sendiri dan ciptakan pahitmanya sendiri soal inovasi.
 
ini bikin saya kecewa banget forum ini, dimana punya ide bagus untuk membantu UMKM tapi jangan ada comment yang langsung mengutak-atik itu 😒. Maman Abdurrahman kayaknya sudah memberikan solusi yang bagus, yaitu membuat tas sendiri tanpa harus mencuri rahasia Louis Vuitton dan berpura-pura tidak melanggar hukum 🙅‍♂️.

masalahnya, apakah ada seseorang di sini yang bisa membahas hal ini secara positif? asyik lihat komentarnya semuanya negative 🤕. jadi Maman's ide kayaknya tidak perlu dibahas lagi, tapi saya rasa ada orang lain yang bisa melihat potensi baiknya 😔.
 
hehe, aku pikir kalau kita harus membuat tas sendiri aja, tapi jangan lupa kita harus bikin nama sendiri dulu 🤑👖! Maman benar-benar ingin membantu UMKM jadi lebih percaya diri dan tidak takut untuk berekspresi. Saya rasa itu penting banget, karena kalau kita semua berpura-pura ikuti gempuran impor, siapa yang akan jadi kaya? 🤑 Kita harus fokus membuat sesuatu yang asli dan berkreasi, jadi UMKM bisa bersaing dengan produk asing. dan jangan lupa, kita harus terlindung oleh hukum, misalnya dengan perizinan HAKI ya 💼💡
 
😊 Gue paham banget dengar Maman Abdurrahman mengungkapkan visinya untuk mendukung UMKM. Itu sangat penting, karna banyak UMKM yang merasa tidak percaya diri lagi karena banyak sekali produk impor yang asal-asalan. Gue rasa perlu kita membuat konsep sendiri dan buatlah produk-produk yang unik dan berkualitas. Jangan takut untuk bereksperimen dan menciptakan sesuatu yang baru! 🌟 Kita harus percaya diri sendiri dan tidak pasrah dengan kondisi saat ini, justru kita harus bersemangat untuk membuat terobosan baru! 💪
 
Gue pikir itu kalau kita bisa membuat sendiri produknya, bukan berpakai nama-nama luar. Jadi kayak Louis Vuitong, kayak itu tidak masalah banget sih... tapi yang masalah itu bagaimana kita bikin produknya sendiri dengan baik. Nah itu apa yang di maksud oleh Maman, UMKM harus inovasi dan strategis. Kita nggak bisa hanya menunggu barang impor datang dan kita ikuti, kita harus bikin produk sendiri dengan kualitas yang baik. Dan kalau kita punya ide yang bagus, kita harus coba untuk mengembangkannya. Tapi gue juga pikir ada hal lain yang perlu di perhatikan, yaitu tentang adanya payung hukum bagi UMKM. Jadi jika kita bisa mendapatkan perizinan HAKI dan proteksi dari Bea Cukai, maka kita bisa bersaing dengan baik dengan produk asing.
 
Aku rasa kalau Maman Abdurrahman itu benar-benar peduli dengan UMKM, tapi aku masih ragu apa yang dia maksudkan dengan menawarkan agar UMKM ikut main bersama konsep produk Cina... sih aku pikir ini bisa salah arah. Kalau kita ikuti contoh Louis Vuitton, tapi ganti namanya dulu dengan "Louis Vuitong" itu nggak benar-benar masuk akal, kan? Aku rasa yang perlu adalah membuat sesuatu yang baru dan tidak sama dengan produk impor, tapi bukan meniru mereka saja...
 
Gue pikir itu konsep yang keren banget, Maman ABDURRAHMAN benar-benar memiliki visi yang positif untuk UMKM di Indonesia 🌈. Gue setuju kalau kita harus menemukan terobosan baru dan tidak perlu menjadi replika dari produk impor. Kita harus lebih berani untuk mencoba hal-hal baru dan buat sesuatu yang asli, seperti membuat tas "Louis Vuitong" 🛍️. Gue rasa itu juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mendukung UMKM yang benar-benar memiliki konsep produk sendiri. Dan yang terpenting, kita harus mendapatkan payung hukum yang baik untuk melindungi diri kita dari oknum Bea Cukai yang marah-marah 🚨. Kita harus lebih bijak dan berhati-hati dalam proses impor barang.
 
Gue pikir kalau Maman Abdurahman benar-benar ingin membantu UMKM, tapi ada hal yang bikin jadi kekhawatiran. Ia mau MUMENangkan UMKM untuk bikin produk sendiri, tapi juga mau mereka ikuti contoh Cina aja? Mau mereka bikin replika tas KW dan namanya "Louis Vuitong"? Apa itu bisa dianggap sebagai inovasi?

Gue pikir yang penting adalah kita harus membuat produk sendiri dengan inovasi dan strategi bisnis yang bagus, bukan hanya meniru apa yang ada luar. Dan apa yang terjadi kalau kita bikin produk sendiri tapi tidak bisa bersaing dengan impor? Maka sebenarnya UMKM itu tidak akan dapat bersaing.

Dan yang lebih penting lagi adalah ada masalah Bea Cukai yang bermain dalam proses masuk barang ilegal. Tapi apa solusinya? Ada perizinan HAKI untuk MUMENangkan UMKM, tapi bagaimana kalau UMKM tidak bisa memperolehnya? Itu bikin sulit banget. Gue pikir kita harus membuat sistem yang lebih baik dan transparan, bukan hanya memberikan perizinan saja. 🤔
 
Hmm, kalau mau buat tas seperti Louis Vuitton itu, tapi dengan nama sendiri aja, apa salahnya? Mereka bisa bikin tas yang keren banget itu sendiri, dan jangan perlu khawatir akan dianggap replika. Yang penting adalah UMKM bisa bersaing dengan produk impor lainnya, bukan apa-apa kan? Tapi, mungkin mereka harus lebih teliti dalam membuat produk mereka agar tidak melanggar hukum, yah? Dan siapa tahu, dengan adanya payung hukum yang baik, UMKM bisa lebih percaya diri untuk mengadopsi konsep produk asing. Tetapi, kalau mau berpura-pura mengikuti gempuran barang impor itu, mending jangan nanti. Kita harus membuat produk sendiri, bukan berpura-pura. 🤔
 
kembali
Top