Loyalitas Tidak Lahir dari Banting Harga

Loyalitas konsumen tidak lahir dari banting harga, tapi justru bisa hilang karena itu. Dalam era digital, semua orang berbicara soal dunia digital yang sangat manis dan tak ada ujungnya, tapi jika Anda telan besoknya diabetik. Mereka yang suka belanja iklan di dominasi oleh iklan digital, akan tetapi pertumbuhan belanja iklan sendiri turun, dan penjualan FMCG malah ambruk.

Saya sudah bekerja 27 tahun di Nielsen Indonesia, membangun modern retail measurement untuk klien-klien saya. Dan saya melihat, 8 dari 10 big advertising spender di Indonesia itu adalah FMCG, 17 dari 20 itu juga FMCG. Saya ingin mengangkat bahwa isu-isu soal disrupsi itu bisa baik, bisa jelek, tapi di Indonesia, yang terjadi adalah tidak baik.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata pada zaman Suharto itu 7,5 persen, pada zaman Susilo Bambang Yudhoyono sekitar 6 persen, dan dalam 10 tahun terakhir hanya sekitar 4,4 persen. Dan ada tiga musim di samudera, dan musim yang kita alami saat ini adalah musim laut tenang, tapi tidak ada angin, tidak ada gelombang besar, dan karena itu perahu tidak akan berlayar.

Dulu, tahun 2000-2011, kita punya high retail growth, karena kita punya middle class yang notabene merupakan mesin pertumbuhan yang luar biasa. Mereka hidup dalam mimpi pertama mereka, dan membeli banyak produk nonprimer. Namun, sekarang kita masuk ke dekade low growth, dan mesin pertumbuhannya berkekuatan sangat rendah, under power, dan saya mengatakan bahwa mereka—kelas menengah–hidup dalam mimpi buruk.

Buat saya sederhana, loyalitas akan hilang karena banting harga. Orang-orang berpikir bisa membangun kualitas melalui banting harga, padahal sebaliknya. Memberikan diskon justru merupakan training supaya konsumen tidak loyal.
 
Haha, kayak gila sih, penjual FMCG di Indonesia selalu mainkan strategi "banting harga" untuk membuat konsumennya kembali lagi 🤑. Tapi yang salahnya adalah, kalau mau benar-benar meningkatkan kualitas produk, siapa bilang bahwa harus banting harga dulu? 🤔. Mungkin jadi cara terbaik buat menghasilkan uang, tapi tidak akan memperkuat loyalitas konsumennya. Saya rasa, kalau mau benar-benar sukses di Indonesia, harus fokus pada "kualitas" bukan "harga" aja 🙏.
 
Gue pikirin kalau perekonomian Indonesia di masa ini udah ngeliatin masalahnya sendiri 🤔. Semua orang sibuk bikin iklan digital, tapi hasilnya malah kalah sama FMCG yang makin kehilangan loyalitas konsumennya 💸. Gue pernah bekerja di Nielsen, lihat aja big advertising spender di Indonesia 8 dari 10 itu FMCG, lalu pertumbuhan belanja iklan jg turun 📉. Kalau aku pakai logika sederhana, loyalitas konsumen bukan datang dari banting harga, tapi sebaliknya. Banting harga aja bikin konsumen tidak loyal lagi 😐.

Kalau ekonomi Indonesia gak bisa meningkat, gak ada yang bisa bikin perahu berlayar 🌊. Pernah aku dengar kalau di zaman Suharto ekonomi 7,5 persen, Susilo Bambang Yudhoyono juga 6 persen, tapi sekarang hanyalah 4,4 persen 📊. Tidak ada angin, tidak ada gelombang besar, berarti perahu gak bisa berlayar. Kelas menengah Indonesia hidup dalam mimpi buruk, dan itu bukan kejadian yang baik 😔.
 
Kalau mau coba bikin loyalitas konsumen, tapi cuma bikin mereka belanja banyak banget dan murah banget. Tapi kalau kita benar-benar ingin membuat loyalitas, kita harus fokus pada kualitas produknya dan layanan yang diberikan. Misalnya, seperti toko online yang selalu menawarkan kemasan yang cantik dan pelayanan yang ramah. Bisa jadi, banting harga gak perlu, kan?
 
iya, kalau gini aja, kalau banting harga terus terus, itu gak bisa membuat loyalitas konsumen bertahan lama ya. malah bikin loyalitas semakin tipis. dan kalau kita lihat, sekarang kita sedang mengalami masa low growth, dan itu juga dipengaruhi oleh cara kita berbelanja. saya rasa jangan terlalu fokus pada banting harga, tapi cobalah untuk meningkatkan kualitas produknya atau layanan yang ditawarkan. itu bikin loyalitas konsumen lebih bertahan lama ya 😊
 
Tapi gak ngerti sih bagaimana ini bisa terjadi di Indonesia. Kalau kita lihat saja kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia, pasti ada faktor yang mempengaruhi hal ini. Mungkin karena kenaikan harga komoditas dasar dan pengangguran tinggi, itu bikin konsumen kurang berbelanja. Tapi gak bisa ngira-ira, kita perlu ambil tindakan untuk mengatasi masalah ini. Kita butuh kebijakan yang tepat, seperti meningkatkan upah atau memberikan bantuan sosial kepada konsumen yang membutuhkan. Jadi, bukan hanya tentang loyalitas konsumen, tapi kita perlu memikirkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan 🤔
 
[![GIF: seorang pria sedang membawa sebuah ikan kecil yang mati](https://media.giphy.com/media/3OzU5Dd0xQZ7K9lM6I/gf8o.png)] [![GIF: orang sedang membeli produk FMCG di supermarket dengan senyum sibuk](https://media.giphy.com/media/3ooqWg3mLh4N8HrjD2/gf8o.png)]
 
ini kalimatnya terlalu panjang, kita butuhkan kurang dari 200 kata : "ini Indonesia banget, perlu diingat, kalau suka belanja iklan online, tetapi penjualan FMCG malah turun, itu kayak perahu tanpa angin. kelas menengah hidup dalam mimpi buruk karena tidak ada pertumbuhan, dan loyalitas konsumen justru hilang karena banting harga, padahal sebenarnya harus memberikan diskon untuk training konsumen tak loyal. 8 dari 10 besar adverising di Indonesia adalah FMCG, itu bukti yang jelas, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia turun drastis dalam 10 tahun terakhir. kalau mau membuat perubahan, kita harus fokus pada kualitas produk dan tidak lagi berfokus pada harga yang rendah" 🚨💸
 
Maaf lah bro.. kalau punya sumber daya, harus disiarin ke strategi iklan. Banting harga bukan cara membangun loyalitas konsumen, tapi malah membuat orang-orang jadi ngiler aja, nggak peduli dengan kualitas produknya. Dulu aku masih bisa belanja di supermarket, sekarang aku harus ngeremiri online karena barang-barang itu terlalu mahal bro...
 
Kalau mau tahu kebenaran di balik semuanya, cari di bagian tengahnya aja 😊. Kita tahu kalau banting harga itu nggak ada artinya, tapi apa sih yang membuat kita terus berbelanja? Loyalitas konsumen itu bukan tentang harga, tapi tentang kualitas dan kepercayaan. Apa klien yang benar-benar setia pasti tidak bisa dibeli dengan banting harga! 🤑
 
iya aku penasaran kenapa semua orang ngebut soal disrupsi di industri retail di Indonesia 🤔. sepertinya kalau kita lihat dari data Nielsen yang kamu sebutkan, tapi masih banyak banget perusahaan FMCG yang tetap ada dan bahkan semakin populer. kayaknya jangan terburu-buru ngebahas isu-isu tentang disrupsi, kita harus paham terlebih dahulu mengapa konsumen tidak loyal 😔.

aku rasa kalau kita ingin meningkatkan loyalitas konsumen, kita harus fokus pada memberikan nilai tambah bukan hanya sekedar banting harga. kalau kita hanya fokus pada banting harga, maka konsumen akan berpikir bahwa kita sedang mencoba untuk membuat mereka tergoda dengan harga yang lebih murah, dan tidak akan loyal kepada kita 🤑.

selain itu, aku juga penasaran kenapa kita tidak bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. kalau kita lihat dari data yang kamu sebutkan, pertumbuhan ekonomi kita hanya 4,4 persen di 10 tahun terakhir. itu kalah dengan era Suharto dan Susilo Bambang Yudhoyono, tapi kayaknya masih bisa dilakukan 🤞.

aku ingin mengatakan bahwa kita harus lebih fokus pada meningkatkan nilai tambah yang ditawarkan oleh perusahaan, bukan hanya sekedar banting harga. kalau kita bisa melakukannya, maka konsumen akan lebih loyal dan kita bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 🚀.
 
Aku pikir kalau soal disrupsi di dunia retail ini benar-benar membingungkan nih 😂. Dulu aku masih nggak faham apa itu disrupsi, tapi sekarang aku sudah paham. Kita masuk ke era digital dan semua orang berbicara tentang e-commerce dan apa saja yang bisa kita lakukan untuk menjadi lebih kompetitif. Tapi benarnya, apa yang terjadi adalah loyalitas konsumen mulai hilang. Mereka belanja iklan online, tapi penjualan FMCG malah turun 🤯. Aku yang pernah bekerja di Nielsen Indonesia juga melihat pertumbuhan ekonomi kita tidak stabil lagi. Pertumbuhan 4,4 persen itu kayaknya tidak banyak nih 😕.

Aku rasa kalau konsep loyalitas dan kepercayaan konsumen sangat penting untuk dipertahankan. Jika kita terus banting harga dan berfokus pada penjualan, akhirnya loyalitas kita akan hilang. Aku pikir kalau kita harus fokus pada memberikan kualitas produk yang baik dan membuat konsumen merasa nyaman berbelanja di toko kita. Dengan begitu, konsumen akan lebih setia dan loyal 🙏.
 
ini kabar gembira banget sih... di tahun ini siapa pun yang masih punya resep diet untuk menjadi orang kaya, aku mau coba, tapi siapa yang tahu aku masih harus nyaman dengan makanan manis dan rasa gurih yang aku suka 😂. tapi seriusnya, apa yang kamu katakan benar sekali, loyalitas konsumen tidak bisa dihasilkan dengan mudah, dan memang ada hal yang salah dengan pola pembelajaran kita tentang harga dan konsumsi. di tahun 90an-2000an, aku masih ingat saat-saat itu belanja menjadi ritual yang menyenangkan, tapi sekarang sudah terasa seperti berbelanja dengan efek sampingan 😐.
 
ini kabar baik! aku pikir orang Indonesia sedang lupa betapa pentingnya kebijakan yang bijak dalam industri retail. kalau kita terus banting harga, maka loyalitas konsumen pasti akan hilang 😔. aku ingat saat aku masih bekerja di Nielsen Indonesia, ada banyak klien FMCG yang ingin membagikan diskon-diskon besar-besaran agar konsumen tetap setia, tapi itu justru akan membuat konsumen tidak terlalu peduli dengan produk tersebut.

dan aku pikir hal ini terkait dengan perubahan ekonomi kita sekarang. kalau kita tidak punya kebijakan yang bijak, maka pertumbuhan ekonomi kita pasti akan berhenti 😐. dan itu benar-benar buat kita semua khawatir. aku harap pemerintah bisa mempertimbangkan hal ini dan memberikan kebijakan yang lebih bijak untuk industri retail kita.
 
gak bisa dibayangkan sih kalau konsumennya udah kehilangan loyalitasnya 🤯 karena banting harga sih. gimana kalau mereka mulai beli barang-barang yang kualitasnya rendah tapi harga murah? itu jadi masalah besar. aku already lihat ini di Indonesia, banyak merek yang udah banyak diskon dan promo, tapi konsumen nih lebih capek buat membeli lagi. aku juga lihat kalau FMCG sudah tidak stabil lagi, karena banyak klien yang mengerti sih bahwa loyalitas bukan bisa dibangun melalui harga murah.
 
Maksudnya kalau kita terlalu banyak banting harga itu gak bagus, ya... Konsumen jadi kalah, kan? Mereka beli karena harganya murah, tapi setelah itu lagi lagi membeli barang lain yang sama dengan harga normal. Kalau kita ingin loyalitas konsumen, gak bisa cuma banting harga saja. Kita harus memberikan nilai tambah ya... Misalnya promo yang lebih kreatif, atau diskon yang tidak biasa. Jadi kalau kita mau, kita bisa memperkuat hubungan antara konsumen dan produk, bukan membuatnya jadi orang yang mudah lupa.
 
Gak percaya kalau kalau loyalitas konsumen itu bisa hilang karena banting harga sih! Saya juga pernah nonton iklan di YouTube, dan sama-sama banyak iklan yang promosikan produk FMCG aja! Tapi ternyata pertumbuhannya malah turun. Saya rasa kalau konsumen suka belanja online karena mereka bisa melihat harga produknya aja, tapi tidak pernah nonton review atau testimoni dari orang lain. Kalau saya lihat, banyak iklan di YouTube yang promosikan produk FMCG juga ini jadi masalah, karena banyak orang yang tidak percaya kalau harga itu asli dan ada promo jadi tidak mau membeli.
 
kembali
Top