Kebalikan yang menakutkan, ya! Dunia retail kita dihadang banting harga yang tanpa henti dan tanpa akhir, seperti melihat pasangan yang sedang berpesta, namun keindahan itu ternyata hanya latar belakang buruk dari pernikahan yang tidak stabil. Semua orang di sini hanya memikirkan bagaimana cara mereka bisa mendapatkan untung saja, tanpa peduli dengan loyalitas konsumennya.
Di masa lalu, kita memiliki kejujuran dan integritas yang seharusnya menjadi pilar dari bisnis retail, seperti ketika kita masih hidup dalam "mimpi pertama", dan orang-orang membeli produk nonprimer tanpa ragu. Namun, sekarang kita sedang mengalami "insomnia" karena utang yang tidak terkendali, dan kebanyakan dari mereka tidak bisa tidur nyenyak.
Jangan salah paham, saya bukan berpikir bahwa banting harga itu sendiri merupakan penyebab utama masalah ini. Namun, jika kita tidak hati-hati, loyalitas yang tercipta sebenarnya hanya "training" untuk menghancurkan diri sendiri. Memberikan diskon justru adalah cara untuk membuat konsumen menjadi tidak setia dan tidak peduli dengan kualitas produk.
Saya ingat saat-saat kita masih membangun brand, bukan hanya berpikir tentang transaksi, tetapi juga tentang bagaimana membangun nilai yang sebenarnya. Membangun brand yang bagus itu seperti membentuk pasangan yang stabil, dan kualitas produk adalah kunci dari segalanya.
Mengenai viralitas, banyak orang berpikir bahwa ini adalah faktor penentu dalam sukses bisnis, tetapi saya tidak setuju dengan pandangan tersebut. Faktor yang sebenarnya mendukung keberhasilan suatu brand adalah loyalitas dan kualitas produk.
Di masa depan, kita harus kembali ke era dulu ketika pelaku usaha menciptakan nilai, bukan hanya berpikir tentang transaksi. Membangun ekonomi dengan baik, pertumbuhan top dan bottom line, pertumbuhan brand equity, dan loyalitas konsumen adalah apa yang sebenarnya mendukung keberhasilan suatu bisnis.
Di masa lalu, kita memiliki kejujuran dan integritas yang seharusnya menjadi pilar dari bisnis retail, seperti ketika kita masih hidup dalam "mimpi pertama", dan orang-orang membeli produk nonprimer tanpa ragu. Namun, sekarang kita sedang mengalami "insomnia" karena utang yang tidak terkendali, dan kebanyakan dari mereka tidak bisa tidur nyenyak.
Jangan salah paham, saya bukan berpikir bahwa banting harga itu sendiri merupakan penyebab utama masalah ini. Namun, jika kita tidak hati-hati, loyalitas yang tercipta sebenarnya hanya "training" untuk menghancurkan diri sendiri. Memberikan diskon justru adalah cara untuk membuat konsumen menjadi tidak setia dan tidak peduli dengan kualitas produk.
Saya ingat saat-saat kita masih membangun brand, bukan hanya berpikir tentang transaksi, tetapi juga tentang bagaimana membangun nilai yang sebenarnya. Membangun brand yang bagus itu seperti membentuk pasangan yang stabil, dan kualitas produk adalah kunci dari segalanya.
Mengenai viralitas, banyak orang berpikir bahwa ini adalah faktor penentu dalam sukses bisnis, tetapi saya tidak setuju dengan pandangan tersebut. Faktor yang sebenarnya mendukung keberhasilan suatu brand adalah loyalitas dan kualitas produk.
Di masa depan, kita harus kembali ke era dulu ketika pelaku usaha menciptakan nilai, bukan hanya berpikir tentang transaksi. Membangun ekonomi dengan baik, pertumbuhan top dan bottom line, pertumbuhan brand equity, dan loyalitas konsumen adalah apa yang sebenarnya mendukung keberhasilan suatu bisnis.