Ledakan di SMAN 72 Jakarta, tergolong aksi sosial. Pernyataan Hamidin Aji Amin menunjukkan dia tidak percaya dengan teori konspirasi yang menyebut aksi ini adalah serangan ideologi terstruktur. Ia yakin pelaku hanya remaja yang kehilangan ruang aman dan mencoba menyalurkan amarahnya melalui cara paling tragis.
Banyak mengkhawatirkan, terduga pelaku bisa jadi korban perundungan di lingkungan sekolah. Jika pelaku memang korban perundungan, maka aksi ledakan ini menjadi sesuatu yang lebih dari insiden kriminal.
Pada saat yang sama, dugaan aksi terduga pelaku didasari ideologi ekstrem atau lone wolf terrorism. Namun, menurut Hamidin, kemungkinan proses radikalisasi konvensional di Indonesia terlihat sangat kecil. Ia percaya program sejumlah pihak seperti Densus 88 dan BNPT sudah mampu menekan angka radikalisme.
Di tengah-tengah itu, pengamat terorisme Harits Abu Ulya mengatakan insiden SMAN 72 Jakarta juga berpeluang tidak terkait dengan jaringan terorisme. Menurut dia, aksi ledakan ini bisa jadi dilatarbelakangi terduga pelaku yang diduga merupakan korban perundungan.
Banyak mengkhawatirkan, terduga pelaku bisa jadi korban perundungan di lingkungan sekolah. Jika pelaku memang korban perundungan, maka aksi ledakan ini menjadi sesuatu yang lebih dari insiden kriminal.
Pada saat yang sama, dugaan aksi terduga pelaku didasari ideologi ekstrem atau lone wolf terrorism. Namun, menurut Hamidin, kemungkinan proses radikalisasi konvensional di Indonesia terlihat sangat kecil. Ia percaya program sejumlah pihak seperti Densus 88 dan BNPT sudah mampu menekan angka radikalisme.
Di tengah-tengah itu, pengamat terorisme Harits Abu Ulya mengatakan insiden SMAN 72 Jakarta juga berpeluang tidak terkait dengan jaringan terorisme. Menurut dia, aksi ledakan ini bisa jadi dilatarbelakangi terduga pelaku yang diduga merupakan korban perundungan.