Ledakan di SMA Negeri 72 Kelapa Gading, Jakarta Pusat, kemarin malam (7/11/2025) terjadi dalam keadaan yang tidak terduga. Ledakan itu terjadi saat sejumlah siswa sedang melaksanakan salat Jumat di masjid dalam area sekolah.
Saat ledakan terjadi, sekitar pukul 12.15 WIB, kepanikan mengalir di antara siswa-siswi yang ada di sekitar masjid itu. Tak hanya itu, beberapa saksi melaporkan bahwa ledakan tersebut tidak hanya terjadi sekali, tapi ada dua ledakan lagi setelah pertama kali terjadi.
"Ada tiga ledakan yang terdengar oleh beberapa saksi," kata seorang saksi.
Kejadian ini kemudian ditekankan oleh Kepala Polda DKI Jakarta Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, yang menyatakan bahwa polisi sudah memperoleh terduga pelaku ledakan tersebut.
"Terduga pelaku perlu menjalani operasi," ujarnya.
Pemutusan hubungan dengan terduga pelaku tersebut ditunjukkan setelah penemuan senjata mainan di lokasi kejadian yang kemudian menjadi motivasi utama untuk melakukan penanganan kasus ini.
Penelitian lebih lanjut dari polisi juga menunjukkan bahwa korban perundungan dan tidak kuat mental. Korban tersebut, bernama Ilham, mengakui bahwa dia sangat suka menyendiri dan menyukai video yang berbau ekstremisme.
"Serigapi nonton tembak-tembakan gitu," kata ilham.
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Kapolri, polisi masih mengumpulkan sejumlah bukti untuk mengetahui motif sebenarnya.
Saat ledakan terjadi, sekitar pukul 12.15 WIB, kepanikan mengalir di antara siswa-siswi yang ada di sekitar masjid itu. Tak hanya itu, beberapa saksi melaporkan bahwa ledakan tersebut tidak hanya terjadi sekali, tapi ada dua ledakan lagi setelah pertama kali terjadi.
"Ada tiga ledakan yang terdengar oleh beberapa saksi," kata seorang saksi.
Kejadian ini kemudian ditekankan oleh Kepala Polda DKI Jakarta Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, yang menyatakan bahwa polisi sudah memperoleh terduga pelaku ledakan tersebut.
"Terduga pelaku perlu menjalani operasi," ujarnya.
Pemutusan hubungan dengan terduga pelaku tersebut ditunjukkan setelah penemuan senjata mainan di lokasi kejadian yang kemudian menjadi motivasi utama untuk melakukan penanganan kasus ini.
Penelitian lebih lanjut dari polisi juga menunjukkan bahwa korban perundungan dan tidak kuat mental. Korban tersebut, bernama Ilham, mengakui bahwa dia sangat suka menyendiri dan menyukai video yang berbau ekstremisme.
"Serigapi nonton tembak-tembakan gitu," kata ilham.
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Kapolri, polisi masih mengumpulkan sejumlah bukti untuk mengetahui motif sebenarnya.