Kronologi Calon Praja IPDN Meninggal Dunia Diduga karena Henti Jantung

Meninggal Dunia Calon Praja IPDN Masa Diksar, Tidak Ada Unsur Kekerasan

Dalam sebuah peristiwa yang menghantui, calon praja asal Maluku Utara, Maulana Izzat, meninggal dunia di akhir dari pelatihan Peraturan Baris Berbaris (PBB) di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Menurut wakil rektor IPDN, Arief M. Edie, tidak ada unsur kekerasan dalam meninggalnya Maulana.

Menurut Arief, peristiwa ini terjadi pada Rabu malam sekitar pukul 23.00 WIB, setelah apel malam rutin yang dimulai pukul 22.00. Izzat mengeluh lemas dan petugas kepolisian langsung memberikan pertolongan pertama sebelum membawanya ke Klinik Kesehatan untuk pemeriksaan awal.

Hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa Maulana meninggal akibat henti detak jantung, dengan saturasi oksigen masih 70 dan detak jantung juga 70. Arief menyatakan bahwa hasil ini menunjukkan tidak ada indikasi kelelahan atau penyakit bawaan.

Arief membantah keras tudingan kekerasan dalam kegiatan diksar IPDN, menambahkan bahwa calon praja belum memiliki interaksi sama sekali dengan senior sehingga tidak mungkin ada kontak fisik. Ia juga menyatakan bahwa IPDN sudah zero kekerasan dan hasil pemeriksaan medis menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

Dukungan dan tanggung jawab sosial lembaga ini dituangkan dalam proses pemakaman yang selesai, dengan jenazah Izzat dipulangkan ke rumah duka sesuai permintaan orang tua. Arief juga menyampaikan doa cita mendalam kepada keluarga Maulana.

"Kami sangat berduka. Semoga almarhum husnul khatimah. Ia adalah anak yang semangat dan tekun. Ini menjadi pengingat bagi semua calon praja agar selalu menjaga kesehatan dan tidak memaksakan diri," ujarnya.

Evaluasi program diksar IPDN diharapkan dapat terus berlangsung dengan baik, meskipun ada pertimbangan dari keluarga yang tidak ingin melakukan visum atau autopsi.
 
Kalau mau ngaruh-aruhi, siapa tahu mau jadi kenyataan? Kalau tadi adegan Maulana lemas dan langsung diambul, mungkin ada sesuatu yang salah. Malah hasil pemeriksaan medis menunjukkan tidak ada indikasi kelelahan atau penyakit bawaan. Itu kayaknya kenyataan yang jujur. Tapi apa sih yang sebenarnya terjadi?
 
kira-kira perlu diatur kembali pelatihan diksar ipdn ya... sering2 mengakibatkan korban koma jantung atau waktunya habis terlalu lama... biar kalau mengeremkan waktu belajar juga bisa menjaga kesehatan 🤕
 
😕 kalau aku nonton kabar ini aku rasanya sedih sekali, Maulana Izzat itu anak muda yang bermimpi dan ambisius, tapi ternyata hidupnya singkat banget... menurutku IPDN harus lebih berhati-hati dalam pengerjaannya, khususnya dalam pelatihan diksar 🤔. kalau ada kesempatan aku akan meminta informasi lebih lanjut tentang apa yang terjadi sebenarnya, tapi kabar ini memang membuatku merasa sedih dan tidak percaya bahwa kalau dikejar kekerasan itu bisa terjadi di tempat kerja.
 
Meninggalnya Maulana Izzat, calon praja IPDN Maluku Utara, memang sangat menghantui. Tapi apa sebenarnya yang terjadi? Menurutku, ini bukan kejadian biasa. Seorang calon praja sudah bisa merasa lemas dan petugas kepolisian langsung memberikan pertolongan pertama? Mungkin ada sesuatu yang tidak beres di balik kecelakaan ini 🤔

Dan apa dengan hasil pemeriksaan medis, 70 persen oksigen dan detak jantung masih 70? Ini bisa berarti adanya sesuatu yang tidak normal. Dan wakil rektor IPDN Arief M Edie benar-benar menyangkal tudingan kekerasan, tapi aku rasanya masih ada sesuatu yang tidak jelas di balik ini 🤷
 
Saya rasa ini sangat memprihatinkan sekali kalau pengajar atau staf yang bekerja di institusi seperti IPDN bisa jadi mengalami hal serupa. Saya berharap IPDN bisa meninjau kembali kebijakannya tentang pelatihan dan pastikan semua alat pemantauan kesehatan di tempat kerja berfungsi dengan baik. Dan saya harap calon praja juga bisa lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan saat bekerja atau berlatih. 🤕
 
Pernah liat cerita Maulana Izzat, calon praja yang meninggal dunia saat lulus PBB di IPDN? Ini benar-benar mengejutkan. Aku pikir ada tudingan kekerasan dalam kegiatan diksar itu, tapi ternyata tidak ada. Maksudnya apa kalau serius mengadakan pelatihan yang sepekan dan orang sudah lemas? Kekalahan emosional bisa menjadi hal yang sama sekali berbeda dengan kekerasan fisik.

Tapi aku pikir ini bisa menjadi kesempatan untuk memperbaiki sistem kesehatan dan keselamatan di kalangan calon praja. Bagaimana kalau kita buat program latihan yang lebih luas, seperti perjalanan atau pengalaman kerja sambil belajar? Maka nanti tidak akan ada "lemas" saat mereka harus menghadapi tantangan baru.

Dan aku senang melihat bahwa IPDN punya proses pemakaman yang baik dan menghormati keinginan keluarga. Kita perlu selalu waspada dengan keselamatan dan kesehatan diri, tapi kita juga perlu belajar dari kesalahan lalu menyelesaikannya agar tidak terulang lagi. 🤔💡
 
Mau kapan kalau korban buleh ngerjain pelatihan diksar? Tapi malah meninggal dunia karena henti detak jantung, gini aja nggak terang apa yang terjadi di dalam ruangan. Semoga korban bisa menjadi contoh bagaimana pentingnya menjaga kesehatan dan tidak memaksakan diri. Program diksar IPDN itu harus tetap berlangsung dengan baik, tapi juga harus ada penilaian yang lebih matang tentang hal ini.
 
Makasih kalau mau cerita tentang Maulana Izzat, bro... Kira-kira apa yang bisa dipikirkan sih? Meninggal dunia di akhir pelatihan PBB, tapi tidak ada tanda kekerasan... Mungkin kita harus lebih bijak lagi dalam memahami situasi ini. Kalau bukannya, mau kita pikir bahwa Izzat lemas aja dan petugas langsung memberikan pertolongan? Tapi apa yang bisa dipikirkan sih kalau ada yang benar-benar tidak nyaman sama sekali? Mungkin perlu ada penelitian lebih lanjut tentang ini... 😕🤔
 
Kalau mau tahu nih bagaimana cara menghindari kematian karena kelelahan saat diksar di IPDN... harusnya sudah termasuk pelatihan tentang kesehatan dan teknik pertolongan pertama ya 🤔. Aku bayangkan kalau senior yang mengajar diksar itu tidak punya pengalaman yang cukup sehingga tidak bisa mengidentifikasi tanda-tanda kelelahan pada mahasiswa seperti Maulana. Dan tentu saja harus ada kontrol yang lebih ketat di akhir pelatihan, gak usah berarti ada kekerasan jika korban mengeluh lemas 🚑.
 
Meninggalnya Maulana Izzat begitu mengejutkan, tapi sih kayaknya tidak bisa duga. Kalau tadi malam senang-senang aja di IPDN, kemarin pagi almunya sudah lemas dan mati 😔. Apa yang harus dibicarakan sini adalah pentingnya kesehatan mental dan fisik bagi calon praja. Mereka harus berhati-hati dengan dirinya sendiri dan tidak memaksakan diri, ya? 🤕

Kita juga harus menghargai peristiwa ini sebagai pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua. IPDN yang dianggap memiliki reputasi zero kekerasan ini malah mengejutkan kita semua dengan kenyataannya. Mungkin ini bisa menjadi kesempatan bagi mereka untuk memperbaiki proses diksar-nya dan membuatnya lebih baik lagi 🤓.

Dukungan dari keluarga Maulana juga sangat berarti, tapi sih kita harus juga mengingat bahwa ini adalah kehilangan yang sangat nyata bagi mereka. Semoga almarhum bisa ditemukan dalam doa kita semua 💕.
 
Maulana Izzat yang meninggal dunia itu jujur kematianya bukan karena kekerasan tapi karena tekanan mental dari diksar IPDN 😔. Aku pikir ini perlu diinvestigasi lebih lanjut. Bagaimana kalau ada masalah psikologis yang menyebabkan Maulana melelahkan? 🤔
 
ini kebuntuan kapan saja 😱. kematiannya dibawa ke rumah duka begitu saja, tanpa adanya pengecekan lebih lanjut. apa salahnya jika kita mau tahu apa penyebabnya kematian itu? sebenarnya ada yang bilang ada kontak fisik dengan senior, tapi sepertinya ada penipuan 😒. saya masih berharap evaluasi program diksar IPDN akan menjadi pelajaran bagi kami semua untuk selalu berhati-hati dan menjaga kesehatan diri.
 
kembali
Top