Maulana Izzat, Calon Praja IPDN Meninggal Dunia Tanpa Kenyataan Kekerasan
Di dalam kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), terjadi sebuah kejadian yang membawa rasa kesedihan bagi seluruh civitas akademi. Maulana Izzat, seorang calon praja asal Maluku Utara, meninggal dunia pada Rabu malam tadi setelah melakukan apel malam rutin yang dimulai pukul 22.00.
Menurut Wakil Rektor Bidang Administrasi IPDN, Arief M. Edie, kejadian ini terjadi tanpa ada unsur kekerasan dalam meninggalnya Maulana. "Peristiwa terjadi Rabu malam sekitar pukul 23.00 setelah apel malam rutin yang dimulai pukul 22.00," kata Arief saat ditemui di kampus IPDN, Jumat lalu.
Menurut Arief, Maulana mengalami kelelahan dan meninggal dunia akibat henti detak jantung sekitar pukul 23.50 WIB di RS Unpad. Hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa saturasi oksigen masih pada level 70, detak jantung juga 70, sehingga tidak ada indikasi kelelahan maupun penyakit bawaan.
Sejak Maulana sakit, IPDN sudah berkoordinasi dengan keluarganya dan keluarga menerima dengan ikhlas. "Sejak almarhum sakit kami sudah berkoordinasi dengan orang tua. Keluarga menerima dengan ikhlas," ujar Arief.
Arief juga menegaskan bahwa kegiatan diksar IPDN yang dilaksanakan di dalam area kampus hanya berfokus pada latihan Peraturan Baris Berbaris (PBB) dan tidak ada aktivitas lari-lari berlebihan. "Kami semua tinggal di mes. Tidak ada kegiatan di luar, tidak ada aktivitas lari-lari berlebihan, hanya lari pagi dan sore seperti biasa," katanya.
Terkait evaluasi program diksar ini, Arief menyebut bahwa kegiatan akan tetap berjalan tanpa ada permintaan visum maupun autopsi dari pihak keluarga meski IPDN telah menawarkan. "Kami tawarkan untuk visum atau autopsi, tapi keluarga menolak," katanya.
IPDN juga memberikan santunan kepada keluarga Maulana sebagai bentuk tanggung jawab sosial lembaga. "Jenazah diantar langsung ke rumah duka sesuai permintaan orang tua. Saat ini proses pemakaman sudah selesai," tambahnya.
Arief juga membantah keras tudingan kekerasan dalam kegiatan diksar IPDN. Menurutnya, calon praja belum memiliki interaksi sama sekali dengan senior sehingga tidak mungkin ada kontak fisik. "IPDN sudah zero kekerasan. Untuk calon praja pun belum bertemu dengan senior karena masih dalam tahap diksar yang ditangani tim khusus. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban," kata Arief.
Seluruh civitas IPDN menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga Izzat. "Kami sangat berduka. Semoga almarhum husnul khatimah. Ia adalah anak yang semangat dan tekun. Ini menjadi pengingat bagi semua calon praja agar selalu menjaga kesehatan dan tidak memaksakan diri," ujarnya.
Di dalam kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), terjadi sebuah kejadian yang membawa rasa kesedihan bagi seluruh civitas akademi. Maulana Izzat, seorang calon praja asal Maluku Utara, meninggal dunia pada Rabu malam tadi setelah melakukan apel malam rutin yang dimulai pukul 22.00.
Menurut Wakil Rektor Bidang Administrasi IPDN, Arief M. Edie, kejadian ini terjadi tanpa ada unsur kekerasan dalam meninggalnya Maulana. "Peristiwa terjadi Rabu malam sekitar pukul 23.00 setelah apel malam rutin yang dimulai pukul 22.00," kata Arief saat ditemui di kampus IPDN, Jumat lalu.
Menurut Arief, Maulana mengalami kelelahan dan meninggal dunia akibat henti detak jantung sekitar pukul 23.50 WIB di RS Unpad. Hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa saturasi oksigen masih pada level 70, detak jantung juga 70, sehingga tidak ada indikasi kelelahan maupun penyakit bawaan.
Sejak Maulana sakit, IPDN sudah berkoordinasi dengan keluarganya dan keluarga menerima dengan ikhlas. "Sejak almarhum sakit kami sudah berkoordinasi dengan orang tua. Keluarga menerima dengan ikhlas," ujar Arief.
Arief juga menegaskan bahwa kegiatan diksar IPDN yang dilaksanakan di dalam area kampus hanya berfokus pada latihan Peraturan Baris Berbaris (PBB) dan tidak ada aktivitas lari-lari berlebihan. "Kami semua tinggal di mes. Tidak ada kegiatan di luar, tidak ada aktivitas lari-lari berlebihan, hanya lari pagi dan sore seperti biasa," katanya.
Terkait evaluasi program diksar ini, Arief menyebut bahwa kegiatan akan tetap berjalan tanpa ada permintaan visum maupun autopsi dari pihak keluarga meski IPDN telah menawarkan. "Kami tawarkan untuk visum atau autopsi, tapi keluarga menolak," katanya.
IPDN juga memberikan santunan kepada keluarga Maulana sebagai bentuk tanggung jawab sosial lembaga. "Jenazah diantar langsung ke rumah duka sesuai permintaan orang tua. Saat ini proses pemakaman sudah selesai," tambahnya.
Arief juga membantah keras tudingan kekerasan dalam kegiatan diksar IPDN. Menurutnya, calon praja belum memiliki interaksi sama sekali dengan senior sehingga tidak mungkin ada kontak fisik. "IPDN sudah zero kekerasan. Untuk calon praja pun belum bertemu dengan senior karena masih dalam tahap diksar yang ditangani tim khusus. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban," kata Arief.
Seluruh civitas IPDN menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga Izzat. "Kami sangat berduka. Semoga almarhum husnul khatimah. Ia adalah anak yang semangat dan tekun. Ini menjadi pengingat bagi semua calon praja agar selalu menjaga kesehatan dan tidak memaksakan diri," ujarnya.