Konsumsi Rumah Tangga Turun karena Libur Panjang Berkurang

Konsumsi rumah tangga di Indonesia mengalami penurunan sebesar 4,91 persen dalam kuartal III 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, pergeseran nilai konsumsi ini bukanlah tanda bahwa konsumen Indonesia tidak lagi memiliki daya beli. Malah, kegiatan-kegiatan besar seperti libur panjang hari raya keagamaan membuat masyarakat lebih bersenang-senang, sehingga mereka keluarkan uang lebih banyak untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan maupun melakukan perjalanan.

"Kalau event-event besar seperti libur lebaran dan Idul Adha-Idul Fitri panjang itu, maka konsumsi rumah tangga akan menambah. Masyarakat juga banyak traveling, sehingga mereka lebih mengeluarkan uang," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar.

Meski demikian, konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh sebesar 5,04 persen di kuartal III 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh beberapa faktor seperti transportasi dan komunikasi yang tumbuh sebesar 6,41 persen.

"Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,89 persen tahunan, tetapi masih menjadi penopang terbesar pertumbuhan ekonomi. Penyebabnya adalah kegiatan-kegiatan besar yang membuat konsumen lebih mengeluarkan uang," kata Amalia.

Jadi, tidak perlu khawatir jika konsumsi rumah tangga turun. Hal ini hanya imbas dari penurunan daya beli masyarakat, bukan tanda bahwa mereka tidak lagi memiliki uang untuk berbelanja atau melakukan aktivitas lainnya.
 
Kasihan banget ya, konsumsi rumah tangga jatuh 4,91% di kuartal III ini. Tapi sebenarnya gampang dipaham, kan? Liburan panjang hari raya juga membuat kita keluarkan uang lebih banyak untuk membeli barang-baru. Kalau kita tidak ada libur panjang seperti itu, mungkin konsumsi rumah tangga tidak akan jatuh begitu banyak. Masing-masing kita harus berusaha untuk mengelola keuangan dengan baik, sehingga kita tidak terlalu bergantung pada uang dan bisa menghemat untuk masa depan 😊
 
iya aja, kalau event-event besar itu banyak, konsumsi rumahtangga pasti naik. aku pikir itu karena banyak orang liburan, sehingga mereka mau beli barang-barang yang dibutuhkan dan juga pergi traveling. tapi konsumsi rumahtangga masih penting banget bagi ekonomi kita, karena itu yang membuat pertumbuhan ekonomi kita cepat. kalau gak ada konsumsi rumahtangga, itu seperti tidak ada napas di Indonesia aja 😊
 
aku pikir kalau konsumsi rumah tangga itu gak masuk akal banget, 4.91 persen penurunan? kayaknya karena banyak orang yang suka beli barang barang yang gak perlu dan kemudian lupa nanti juga 🤑. dan apa sih dengan kegiatan-kegiatan besar seperti liburan panjang hari raya, itu cuma biaya tambahan lagi, kan? malah konsumsi rumah tangga masih banyak membantu pertumbuhan ekonomi, itu kayaknya karena banyak orang yang suka membeli barang-barang yang gak perlu juga 🙄.
 
kira-kira gak jadi masalah kalau konsumsi rumah tangga turun, aku suka liburan panjang-panjangnya, kalau bisa keluar kota dan berlibur ke tempat-tempat baru, tapi harus ada budget yang cukup nih... kalau tidak, aku rasa tidak akan mau berhenti dari kegiatan-kegiatan besar seperti libur lebaran atau Idul Adhi. dan gak bakalan salah, konsumsi rumah tangga masih penting banget bagai penopang pertumbuhan ekonomi kita 🤑
 
Gue pikir kalau itu salah info bro! Konsumsi rumah tangga memang turun, tapi gue masih rasa kehidupan kita sebenarnya tidak berubah terlalu banyak. Kalau event-event besar seperti libur panjang hari raya, konsumen akan lebih banyak mengeluarkan uang lagi, kan? Jadi, gue ragu-ragu kalau itu benar-benar penurunan daya beli masyarakat... :S
 
Gue kira kayak gue, kalau konsumsi rumah tangga di Indonesia turun 4,91 persen itu masih normal. Yang penting adalah pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,04 persen di kuartal III 2025. Gue senang karena pertumbuhan ini tidak tergantung pada kegiatan-kegiatan besar seperti libur panjang hari raya, tapi juga dari transportasi dan komunikasi yang tumbuh sebesar 6,41 persen 🚀

Gue pikir kalau konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang terbesar pertumbuhan ekonomi itu karena masyarakat Indonesia masih memiliki daya beli yang cukup. Jadi, gue tidak khawatir kalau konsumsi rumah tangga turun lagi. Yang penting adalah kita harus fokus pada meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup masyarakat 🏠💼
 
aku pikir kalau ada penurunan konsumsi di kuartal III 2025 itu, masih bisa jadi karena semuanya udah ngeluarin uang sebelum libur panjang seperti Idul Adha dan lebaran, jadi setelahnya mungkin masih banyak yang berbelanja. tapi kalau konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang terbesar pertumbuhan ekonomi, maka itu artinya mereka masih punya daya beli, hanya saja mungkin kualitasnya lebih rendah sekarang daripada sebelumnya.
 
Hmm, kayaknya konsumsi rumah tangga di Indonesia kini sedang mengalami perubahan. Saya pikir itu karena banyak masyarakat yang memilih untuk mengeluarkan uang saat libur panjang hari raya, sehingga mereka bisa melakukan perjalanan dan membeli barang-barang yang dibutuhkan. Misalnya, seperti liburan lebaran atau Idul Adha-Idul Fitri, orang-orang pasti akan keluarkan uang lebih banyak untuk berlibur ke tempat-tempat yang suka dikenal. Maka dari itu, konsumsi rumah tangga masih bisa menjadi penopang terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia 📈
 
Halo duduk... kalau ga salah informasi konsumsi rumah tangga turun 4,91 persen kan? tapi gak ada yang khawatir kok, karena saat libur panjang kayaknya konsumsi aja naik kan? seperti Lebaran dan Idul Fitri sih kalau event besar aja masyarakat keluarkan uang lebih banyak untuk beli-beli maupun traveling...
 
Wow 🤯, aku pikir kalau ada penurunan konsumsi rumah tangga pasti berarti masyarakat Indonesia tidak lagi punya uang, tapi ternyata bukan seperti itu 😅. Mungkin karena mereka lebih banyak liburan dan traveling, sehingga mereka keluarkan uang lebih banyak 🚀. Ini bener-bener membuat aku penasaran, bagaimana caranya mereka bisa melakukan hal ini? 🤔
 
kembali
Top