Kemenbud Gelar Konferensi Musik Indonesia, Fadli Zon Pastikan Musik Jadi Penggerak Ekonomi
Jakarta - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengutip konferensi musik di Ambon 2018 dan Bandung 2019 sebagai contoh keberhasilan upaya penguatan ekosistem musik Indonesia. Menurut beliau, Konferensi Musik Indonesia (KMI) tahun ini akan menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi, diplomasi budaya, serta kesejahteraan para musisi.
"Musik Indonesia hari ini tidak bisa dipandang sebelah mata, Indonesia memiliki potensi besar," kata Fadli dalam keterangan tertulis Kamis (9/10/2025). Musik merupakan kekuatan pemersatu, pendidikan, bahkan penggerak ekonomi. Tahun 2025 ini, pendapatan dari pasar musik digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD 231,64 juta dan akan tumbuh dengan laju rata-rata 3,57% per tahun hingga 2030, menembus USD 276 juta.
Dalam kesempatan ini, Fadli juga menyampaikan pertumbuhan industri musik yang dibangun oleh semangat para pelaku kreatif yang membangun ekosistem dari bawah. Musik Indonesia makin hidup di ruang digital, namun denyut nadi industrinya tetap berdetak di panggung-panggung nyata, di tangan para pekerja musik yang mencipta dan menampilkan karya dengan sepenuh hati.
KMI 2025 bertajuk "Satu Nada Dasar". Acara ini berlangsung selama empat hari mulai tanggal 8 hingga 11 Oktober 2025 di The Sultan Hotel & Residence, Jakarta. Sebanyak 700 peserta yang terdiri dari musisi, pencipta lagu, promotor, label rekaman, hingga regulator akan berpartisipasi pada acara ini.
Pembukaan KMI 2025 juga dimeriahkan dengan pembunyian alat musik daerah. Menurut Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo, momentum KMI 2025 mengingatkannya atas kiprah Glenn Fredly yang telah mempelopori upaya nongkrong bareng musisi.
"Musik adalah suara hati rakyat, musik bisa kita ekspresikan, bisa kita perjuangan. Saat ini yang perlu kita lakukan adalah meneruskan perjuangan Bung Glenn," katanya.
Dalam sekapur sirih yang merefleksikan apresiasi tinggi kepada Bung Glenn, Giring dan Raffi pun sepakat musik tak hanya berbicara tentang lagu yang menjadi kenangan, tetapi legacy yang menyatukan.
Jakarta - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengutip konferensi musik di Ambon 2018 dan Bandung 2019 sebagai contoh keberhasilan upaya penguatan ekosistem musik Indonesia. Menurut beliau, Konferensi Musik Indonesia (KMI) tahun ini akan menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi, diplomasi budaya, serta kesejahteraan para musisi.
"Musik Indonesia hari ini tidak bisa dipandang sebelah mata, Indonesia memiliki potensi besar," kata Fadli dalam keterangan tertulis Kamis (9/10/2025). Musik merupakan kekuatan pemersatu, pendidikan, bahkan penggerak ekonomi. Tahun 2025 ini, pendapatan dari pasar musik digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD 231,64 juta dan akan tumbuh dengan laju rata-rata 3,57% per tahun hingga 2030, menembus USD 276 juta.
Dalam kesempatan ini, Fadli juga menyampaikan pertumbuhan industri musik yang dibangun oleh semangat para pelaku kreatif yang membangun ekosistem dari bawah. Musik Indonesia makin hidup di ruang digital, namun denyut nadi industrinya tetap berdetak di panggung-panggung nyata, di tangan para pekerja musik yang mencipta dan menampilkan karya dengan sepenuh hati.
KMI 2025 bertajuk "Satu Nada Dasar". Acara ini berlangsung selama empat hari mulai tanggal 8 hingga 11 Oktober 2025 di The Sultan Hotel & Residence, Jakarta. Sebanyak 700 peserta yang terdiri dari musisi, pencipta lagu, promotor, label rekaman, hingga regulator akan berpartisipasi pada acara ini.
Pembukaan KMI 2025 juga dimeriahkan dengan pembunyian alat musik daerah. Menurut Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo, momentum KMI 2025 mengingatkannya atas kiprah Glenn Fredly yang telah mempelopori upaya nongkrong bareng musisi.
"Musik adalah suara hati rakyat, musik bisa kita ekspresikan, bisa kita perjuangan. Saat ini yang perlu kita lakukan adalah meneruskan perjuangan Bung Glenn," katanya.
Dalam sekapur sirih yang merefleksikan apresiasi tinggi kepada Bung Glenn, Giring dan Raffi pun sepakat musik tak hanya berbicara tentang lagu yang menjadi kenangan, tetapi legacy yang menyatukan.