Dalam Konferensi Musik Indonesia 2025, diadakan di Jakarta beberapa hari lalu, para narasumber mengungkapkan harapan dan ancaman industri musik. Mereka berbicara tentang topik-topik yang perlu diperhatikan dalam pembangunan ekonomi musik di Indonesia.
Pertanyaan yang paling terasa janggal adalah tentang RUU Permusikan, namun para narasumber juga membahas tentang perubahan paradigma industri musik. Mereka percaya bahwa industri musik tidak hanya digerakkan oleh musisinya, tapi juga oleh banyak faktor lain seperti strategi pasar dan analisis data.
Kementerian Kebudayaan bekerja sama dengan para narasumber untuk mengembangkan konferensi ini. Mereka mencoba keluar dari pola "musisi-sentris" dan lebih fokus pada aspek lainnya yang mendukung bisnis musik.
Di dalam konferensi, ada banyak diskusi yang menyenangkan dan produktif. Para peserta berbagi pandangan tentang bagaimana industri musik dapat menjadi lebih adil, menguntungkan, dan inklusif.
Ternyata ada tiga mesin yang bekerja di balik konferensi ini: orang-orang dari organisasi bersejarah yang telah berjaya di industri musik; mereka yang tidak berafiliasi dengan industri musik namun sudah paham cara kerja modern; dan kelompok baru yang masih menyerap pengetahuan dan belajar dari konferensi.
Kita perlu menghargai para narasumber yang telah berkontribusi dalam pembangunan ekonomi musik di Indonesia. Mereka memiliki visi yang jelas tentang bagaimana industri musik dapat menjadi lebih baik.
Pertanyaan yang paling terasa janggal adalah tentang RUU Permusikan, namun para narasumber juga membahas tentang perubahan paradigma industri musik. Mereka percaya bahwa industri musik tidak hanya digerakkan oleh musisinya, tapi juga oleh banyak faktor lain seperti strategi pasar dan analisis data.
Kementerian Kebudayaan bekerja sama dengan para narasumber untuk mengembangkan konferensi ini. Mereka mencoba keluar dari pola "musisi-sentris" dan lebih fokus pada aspek lainnya yang mendukung bisnis musik.
Di dalam konferensi, ada banyak diskusi yang menyenangkan dan produktif. Para peserta berbagi pandangan tentang bagaimana industri musik dapat menjadi lebih adil, menguntungkan, dan inklusif.
Ternyata ada tiga mesin yang bekerja di balik konferensi ini: orang-orang dari organisasi bersejarah yang telah berjaya di industri musik; mereka yang tidak berafiliasi dengan industri musik namun sudah paham cara kerja modern; dan kelompok baru yang masih menyerap pengetahuan dan belajar dari konferensi.
Kita perlu menghargai para narasumber yang telah berkontribusi dalam pembangunan ekonomi musik di Indonesia. Mereka memiliki visi yang jelas tentang bagaimana industri musik dapat menjadi lebih baik.