Komisi III Dilaporkan ke MKD soal Isu Ijazah Hakim MK Arsul Sani

Arsul Sani Duga Diri Menggunakan Ijazah Palsu

Kasus Arsul Sani melibatkan tudingan bahwa hakim Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut menggunakan ijazah doktoral palsu. Aliansi Masyarakat Pemantau Konstitusi (AMPK) melaporkan hal ini kepada Komisi III DPR RI, kemudian kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.

Pengakuan dari sumber dekat, Arsul telah membantah tuduhan tersebut. Namun, AMPK mengklaim bahwa ijazah yang diterbitkan oleh Collegium Humanum - Warsaw Management University adalah palsu. Mereka juga menyatakan bahwa Arsul memiliki hubungan dengan universitas tersebut dan mendaftarkan diri sebagai mahasiswa transfer doktoral.

Arsul sendiri menjelaskan bahwa ia mendaftar ke Collegium Humanum - Warsaw Management University karena ingin melanjutkan studi di bidang hukum. Ia telah menyelesaikan program doktoralnya dan mendapatkan gelar Master dari universitas tersebut. Arsul juga menyatakan bahwa ia telah melakukan wawancara dengan berbagai tokoh untuk memperoleh materialisasi riset normatif.

Saat ini, AMPK mengharapkan MKD DPR RI untuk menangani polemik ini. Mereka berharap agar pimpinan DPR RI segera meminta MKD untuk mengecek laporan tersebut dan memberikan penjelasan lebih lanjut tentang tuduhan yang telah dilontarkan kepada Arsul.

Untuk mengatasi kasus ini, Arsul mungkin perlu menjelaskan secara lengkap tentang proses pengambilan ijazah doktoralnya. Selain itu, Arsul juga sebaiknya menjelaskan tentang kejadian dan penemuan yang terjadi selama studi doktoralnya untuk memperkuat perspektif beliau.
 
Apa lagi kasus palsu yang keluar dari pintu Universitas Polandia? 🤦‍♂️ Ngga sih bisa dipercaya banget, kalau Arsul udah lulus doktoral dan ada bukti nyata, tapi apa punya AMPK sih adalah tuduhan palsu ijazah. Aku pikir yang penting adalah kualitas buktinya, bukan siapa siapa yang memperdengar.
 
Gue rasa gak bisa percaya dengerin kasus ini 🤯. Arsul Sani, hakim MK itu ternyata menggunakan ijazah doktoral palsu? Kalau begitu, gue rasa itu bukan hanya kasusArsul aja, tapi juga tentang integritas sistem pendidikan dan hukum di Indonesia. Gue rasa penting banget Arsul menjelaskan proses pengambilan ijazahnya secara lengkap, agar orang bisa tahu benar tidak ada penipuan.

Gue juga pikir ini kasus yang agak berat, tapi gue rasa masih harus ada cara untuk mengatasinya. Jangan sampai kebenaran tersembunyi karena kekhawatiran atau politik 😐. Gue rasa penting banget agar semua informasi terkait kasus ini bisa diakses secara bebas oleh masyarakat, sehingga kita bisa menilai sendiri apa yang terjadi dan siapa yang benar-benar bersalah.
 
Makasih kirim kabar tentang Arsul Sani, tapi aku pikir ini bikin masalah besar deh... Aku rasa apa yang diharapkan oleh AMPK adalah klarifikasi dari Arsul sendiri tentang ijazah doktoralnya, bukan hanya menuduh dia menggunakan ijazah palsu. Aku yakin kalauArsul tidak akan membuang-buang waktu dan energinya jika dia menjelaskan proses pengambilannya dengan jujur, tapi apa yang dia lakukan sekarang? Biar-biar sumbernya menyatakan bahwa Arsul memiliki hubungan dengan universitas tersebut... Aku pikir ini bukan cara untuk menyelesaikan masalah, tapi membuat kekhawatiran semakin besar. Mungkin kalauArsul menjelaskan secara lengkap tentang pengalamannya, kita bisa menemukan jawaban yang jelas apa yang terjadi di sana.
 
Arsul Sani ini kayak apa sih? Beliau mantap deh, tapi apa artinya mantap itu kalau beliau pakai ijazah palsu? Kalau benar-benar punya ijazah doktoral dari universitas Warsaw Management University, maka tidak usah khawatir dugaan yang menyurram. Yang penting adalah hasil kerja beliau sebagai hakim MK, bukan tentang ijazah apa-apa. Kita harus fokus pada pekerjaannya dan jangan biarkan hal ini menjadi perdebatan yang berantai.
 
Pertanyaannya, apa yang salah dengan menggunakan universitas luar negeri? Jika orang itu benar-benar punya ijazah dari sana, kenapa tidak bisa dipuji? Tapi ternyata ada banyak faktor yang membuat kasus ini berantakan... seperti siapa yang bertanggung jawab atas kesalahan pengakuan? Atau mungkin adalah kesalahan orang lain? Apa yang penting adalah Arsul punya keberanian untuk mendaftar ke luar negeri dan belajar di sana. Jangan sampai kita terlalu fokus pada kesalahan kecil-kecilan, tapi lupa tentang hal-hal positif yang bisa kita pelajari dari kasus ini... 💡
 
Apa kabar... aku pikir Arsul benar-benar ngiler kayaknya. Aku lihat laporan ini di Facebook, tapi aku tidak paham apa yang terjadi. Tapi aku pikir dia mungkin bilang benar-benar? Aku tahu ada kalanya orang coba-coba untuk mendapatkan doktoral palsu... tapi apakah itu benar-benar terjadi padanya?

Aku mau tanya, siapa yang bilang dia menggunakan ijazah palsu? Aku pikir itu nanti gak beres. Dan aku rasa Arsul mungkin perlu menjelaskan semua cerita beliaunya tentang doktoralnya... tapi aku juga pikir itu gantung pada bukti-bukti yang dia miliki.
 
Palsu niapa?! Ijazah doktoral dari Universitas Warsaw Management University pasti asli, kan? Tapi apa yang membuat AMPK pikir lain? Mungkin karena Arsul bukanlah orang biasa aja, tapi aku rasa kalau aku masih ingat masa lalu, pengakuan langsung dari sumber dekat itu pasti lebih berharga daripada bukti palsu aja. Dan apa dengan program doktoralnya, kapan ia menyelesaikannya? Aku rasa Arsul tidak perlu menjelaskan tentang hal ini, tapi aku paham kalau AMPK ingin tahu kebenaran. Mungkin saja ada yang salah dalam pengakuan Arsul, tapi kami tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di Universitas Warsaw Management University 😐
 
Arsul Sani lagi-lagi jadi koran, kok! Ia terang-teranga duga diguyang pakai ijazah palsu, tapi apa sih yang benar? Sepertinya masih ada banyak yang tidak jelas. Kalo sebenarnya Arsul mendaftar ke universitas Polandia dan lulus rutek, maka kenapa AMPK lagi-lagi tuding dia? Saya pikir ini masalah keamanan data atau apa aja yang nggak jelas lagi 🤔
 
kembali
Top