Komet Lemmon Semakin Terang, Siapa yang Gak Pingsin?
Gelombang gelombang cahaya komet Lemmon semakin melewati langit malam Indonesia pada bulan Oktober 2025. Komet ini diperkirakan akan mencapai puncak penampilannya tepat di tengah pertengahan hingga akhir bulan.
Pada beberapa minggu terakhir, kecerahan komet Lemmon semakin meningkat, menandakan bahwa ia sedang mendekati momen terbaiknya untuk diamati. Data dari Comet Observation Database (COBS) yang dikelola Crni Vrh Observatory di Slovenia menunjukkan bahwa kecerahan komet ini sekarang mencapai +5,7, naik drastis dari +21,5 ketika pertama kali ditemukan pada Januari lalu.
Komet Lemmon termasuk jenis komet yang menjadi semakin aktif saat mendekati perihelion, yaitu titik terdekatnya dengan Matahari. Panas dari sinar Matahari membuat lapisan es di permukaannya menguap, menghasilkan koma (selubung gas) dan ekor panjang yang terbuat dari debu halus. Ekor inilah yang memantulkan cahaya dan menjadikan komet tampak seperti bola bercahaya dengan ekor menyala.
Komet Lemmon sendiri pertama kali ditemukan oleh para astronom di Observatorium Mount Lemmon, Arizona, Amerika Serikat, merupakan tempat yang juga menjadi asal nama komet ini. Komet non-periodik ini berasal dari wilayah luar tata surya, diduga dari Awan Oort, yaitu kumpulan objek es yang terletak sangat jauh di luar orbit Pluto.
Jadi siapa nanti yang gak pingsin melihat keindahan Komet Lemmon? Masyarakat umum bisa menyaksikan tamu langit ini dengan sedikit keberuntungan dan kondisi langit yang cerah. Jangan lewatkan kesempatan ini, karena komet ini akan berpindah ke langit barat laut setelah matahari terbenam pada pertengahan hingga akhir Oktober.
Gelombang gelombang cahaya komet Lemmon semakin melewati langit malam Indonesia pada bulan Oktober 2025. Komet ini diperkirakan akan mencapai puncak penampilannya tepat di tengah pertengahan hingga akhir bulan.
Pada beberapa minggu terakhir, kecerahan komet Lemmon semakin meningkat, menandakan bahwa ia sedang mendekati momen terbaiknya untuk diamati. Data dari Comet Observation Database (COBS) yang dikelola Crni Vrh Observatory di Slovenia menunjukkan bahwa kecerahan komet ini sekarang mencapai +5,7, naik drastis dari +21,5 ketika pertama kali ditemukan pada Januari lalu.
Komet Lemmon termasuk jenis komet yang menjadi semakin aktif saat mendekati perihelion, yaitu titik terdekatnya dengan Matahari. Panas dari sinar Matahari membuat lapisan es di permukaannya menguap, menghasilkan koma (selubung gas) dan ekor panjang yang terbuat dari debu halus. Ekor inilah yang memantulkan cahaya dan menjadikan komet tampak seperti bola bercahaya dengan ekor menyala.
Komet Lemmon sendiri pertama kali ditemukan oleh para astronom di Observatorium Mount Lemmon, Arizona, Amerika Serikat, merupakan tempat yang juga menjadi asal nama komet ini. Komet non-periodik ini berasal dari wilayah luar tata surya, diduga dari Awan Oort, yaitu kumpulan objek es yang terletak sangat jauh di luar orbit Pluto.
Jadi siapa nanti yang gak pingsin melihat keindahan Komet Lemmon? Masyarakat umum bisa menyaksikan tamu langit ini dengan sedikit keberuntungan dan kondisi langit yang cerah. Jangan lewatkan kesempatan ini, karena komet ini akan berpindah ke langit barat laut setelah matahari terbenam pada pertengahan hingga akhir Oktober.