Komdigi Blokir 8.320 Konten Radikalisme, Paling Banyak di Meta

Komdigi Blokir 8.320 Konten Radikalisme di Meta, Paling Banyak

Dalam periode 1 tahun terakhir, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah melakukan penindakan hukum terhadap konten radikalisme di media sosial yang berlebihan. Menurut data yang dikeluarkan oleh Komdigi, platform Meta menjadi tempat yang paling banyak konten radikalisme dengan jumlah 8.320 konten tersebut.

Penindakan ini dilakukan berdasarkan aduan sebanyak 8.275 dan dipantau oleh Densus 88 Antiteror, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), intelijen, TNI, serta Pusat Sandi dan Siber Angkatan Darat. Komdigi juga melakukan verifikasi terhadap aduan tersebut dan kemudian melakukan pemblokiran situs yang berlebihan.

Selain itu, Komdigi juga telah melakukan pencegahan terhadap keterpengaruhan anak di ruang digital dengan upaya perekrutan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok teroris ataupun kelompok-kelompok kekerasan. Pihaknya membangun ketahanan dan literasi digital bagi anak-anak untuk mencegah mereka dari menjadi korban.

"Peran konteks pencegahannya adalah bagaimana keluarga, orang tua, itu membangun ketahanan dan literasi digital bagi anak-anak mereka," kata Brigjen Alexander Sabar, Plt. Dirjen Pengawasan Ruang Digital Komdigi.

Alexander juga mengingatkan pentingnya deteksi dini di lingkungan terdekat anak untuk mencegah kelompok radikal merekrut korban baru. Selain itu, penguatan literasi digital juga dilakukan sebagai bentuk pencegahan untuk mencegah keterpengaruhan anak di ruang digital.

"Mendorong peran serta semua pihak, termasuk para penyelenggara sistem elektronik itu sendiri untuk bersama-sama dengan kita pemerintah dan segenap stakeholder untuk bisa memberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat kita ada risiko di ruang digital yang perlu kita waspadai," kata Alexander.
 
Maaf nggak sapaan, aja nih, soalnya saya lebih fokus pada apa yang perlu dibicarakan. Tapi saya pikir pencegahan radikalisme di media sosial itu wajib diprioritaskan. Mungkin karena banyak yang merasa tidak aman di dunia digital, tapi sebenarnya bisa jadi bisa cara untuk memperkuat komunitas dan menghindari kekerasan. Yang penting adalah kita harus lebih bijak dalam menangani isu ini, bukan hanya dengan mblokir konten saja.
 
ini cerita gampangnya, meta banget, konten radikalisme kayak tidak ada lagi 🤯. tapi aku rasa ini bukan soal privasi aja, tapi juga bagaimana cara mengatasi masalah ini. aku pikir pihak kementerian harus lebih serius lagi dalam menangani isu ini, tapi gampangnya buat siapa pun kayak pengawas online 🚔.

dan apa yang terjadi dengan konten yang diblokir? apakah itu hanya sekedar blokir aja, atau ada cara lain untuk mengatasi konten tersebut? aku rasa perlu ada strategi yang lebih matang dalam menangani isu ini, bukan hanya sekedar menghentikan semuanya 🤔.
 
Oke banget aja si Komdigi bikin blokir 8.320 konten radikalisme di Meta! Saya senang sekali ya, kalau bukan nanti semuanya akan jadi makin parah dan membahayakan masyarakat kita 🤯. Saya percaya siapa yang mau memasukkan konten radikalisme ke dalam media sosial itu adalah orang yang tidak berhati baik, dan Komdigi pasti sudah melakukan yang tepat untuk mencegah semuanya 😂.

Saya juga setuju dengan Brigjen Alexander Sabar, Plt. Dirjen Pengawasan Ruang Digital Komdigi, kalau kita perlu membangun ketahanan dan literasi digital bagi anak-anak agar mereka tidak jadi korban keterpengaruhan di ruang digital 📚. Saya harap pihaknya bisa membuat program yang lebih baik lagi untuk mencegah semuanya itu 🤞.

Saya rasa si Komdigi sudah melakukan yang tepat, dan saya percaya siapa yang peduli dengan konten radikalisme di Meta pasti akan jadi makin aman 🙏.
 
8.320 konten radikalisme di Meta, itu ngga kecil banget kan? Nah, aku pikir lebih baik buat sistemnya yang semuanya bersama-sama bisa mengontrol konten-konten seperti itu, jangan hanya satu komdigi aja yang harus ambil tahu siapa aja yang punya niat sombong bikin konten radikalisme.
 
omg bro! ini gak kecil banget ya! 8.320 konten radikalisme di meta? itu berarti ada banyak orang yang masih terpengaruhi oleh ide-ide radikal di media sosial. kita harus lebih berhati-hati dan waspada terhadap isu-isu ini, bro!

saya pikir pencegahan terhadap keterpengaruhi anak-anak di ruang digital sangat penting, kita harus membangun ketahanan dan literasi digital bagi mereka agar tidak terkena dampak negatif dari media sosial. dan saya setuju dengan Brigjen Alexander Sabar yang mengatakan bahwa deteksi dini di lingkungan terdekat anak sangat penting untuk mencegah kelompok radikal merekrut korban baru.

saya berharap pihak kerajaan bisa bekerja sama dengan platform-platform media sosial dan masyarakat umum untuk meningkatkan kesadaran dan kesetaraan dalam menghadapi isu-isu radikalisme di ruang digital. kita harus bisa menangani masalah ini dengan serius dan proaktif, bro! 🤯💻
 
hebat ya kan? komdigi akhirnya bertindak apa yang diharapkan! 😊 selain itu, sangat penting pencegahan terhadap keterpengaruhan anak di ruang digital, kita harus serius dalam membangun ketahanan dan literasi digital bagi mereka 🤓. saya senang melihat komdigi bekerja sama dengan Densus 88 Antiteror, BNPT, intelijen, TNI, serta Pusat Sandi dan Siber Angkatan Darat untuk mengatasi masalah ini 💪.
 
Aku pikir ini bukan hanya tentang blokir konten radikalisme, tapi juga bagaimana kita harus berani menghadapi realita bahwa di internet ada banyak koneksi antara kelompok-kelompok teroris dan anak-anak muda yang masih sangat bergantung pada digital. Aku tidak bisa tidak merasa sedikit khawatir tentang efeknya bagi generasi muda kita yang akan menjadi penerus dunia ini 🤔
 
Maksudnya, blokir konten radikalisme di Meta itu sengaja? Apakah tujuannya buat mencegah seseorang dari membaca sesuatu yang salah atau sebaliknya? Sepertinya terlalu banyak pemblokiran nih. Bagaimana caranya kita tahu apa yang benar dan apa yang salah? Mungkin kita harus lebih fokus pada mempelajari konten tersebut daripada sekadar melakukannya. Saya rasa kalau kita membiarkan orang-orang membaca apa saja yang mereka inginkan, mungkin akan membuat mereka lebih pintar dan bisa berpikir sendiri. Tapi apakah itu benar?
 
Konten radikalisme di Meta itu gampang banget diblokir, tapi kenapa ada yang masih bisa masuk? Mungkin karena banyak lagi konten yang bikin orang terganggu, sih 🤔
 
kaya nggak seru dulu kan? konten radikalisme di meta udh diblokir 8k, tapi masih banyak lagi yang bisa diblokir lagi ya 😂. aku pikir pencegahan anak dari keterpengaruhan itu harus dilakukan dengan lebih serius, seperti membuat program edukasi digital yang lebih lengkap dan efektif, bukan hanya sekedar membangun literasi digital aja 🤔.
 
ini news nyerinya, komdigi serius banget sama konten radikalisme di meta, 8.320 konten itu terlalu banyak, aku bayangkan gini nih, ada org yang terlalu aktif berbagi konten radikalisme di instagram, dan akhirnya komdigi harus banter dengan dia 😂. tapi serius, ini penting banget, karena kita semua tahu bahwa online bisa menjadi tempat yang sangat berbahaya jika tidak kita waspadai.

aku pikir itu baik kalau komdigi dan pihak meta bisa bekerja sama lebih baik lagi untuk mencegah konten radikalisme di media sosial. aku juga setuju dengan pencegahan terhadap keterpengaruhan anak, karena itu penting banget kita harus membangun literasi digital bagi anak-anak agar mereka tidak terluka oleh konten yang berbahaya.

aku juga ingin tahu, bagaimana cara kita bisa mencegah orang tua tidak terlalu aktif berbagi konten radikalisme di media sosial? aku sendiri sering melihat orang tua saya yang tidak sadar sekali berbagi konten yang berbahaya, dan aku khawatir itu bisa menjadi masalah besar di masa depan 😕.
 
Saya pikir itu gampang banget buat pihak Komdigi memblokir konten radikalisme di Meta, tapi sebenarnya masih sumber daya yang cukup banyak untuk mencegah semuanya, ya? Saya ragu-ragu dengan kebijakan ini, terutama ketika mereka punya verifikasi yang parah, tapi saya juga paham pentingnya mengatasi masalah radikalisme di digital.
 
Saya pikir penindakan ini cukup wajar nih, tapi juga harus diingat bahwa media sosial itu bisa digunakan untuk hal baik dan hal jahat. Saya rasa pentingnya kita harus memiliki pendekatan yang seimbang, bukan hanya menindak hukum saja, tapi juga memberikan solusi dan pencegahan agar tidak terjadi keterpengaruhan anak di ruang digital 🤝. Saya harap pihak yang terkait bisa bekerja sama dengan lebih baik nanti, agar kita bisa membuat komunitas online menjadi tempat yang lebih aman dan positif untuk semua orang 🌐💻
 
Aku pikir gini, biar platform media sosial bisa berjalan lancar, harus ada penindakan hukum yang matang terhadap konten radikalisme yang berlebihan. Aku yakin kalau Komdigi already buat tangan-nya sendiri dengan melakukan pencegahan terhadap keterpengaruhan anak di ruang digital. Mereka harus terus meningkatkan literasi digital bagi anak-anak dan keluarga agar bisa memahami risiko yang ada di ruang digital. Aku juga rasa penting sekali deteksi dini di lingkungan terdekat anak agar mereka tidak jatuh ke tangan kelompok radikal. Tapi, aku harap pihak-pihak yang berkepentingan bisa bekerja sama dengan baik agar tidak ada kebohongan dan penipuan yang bisa memancing anak-anak untuk masuk ke dalam kekerasan atau ide-ide radikal. Aku juga ingin lihat komunitas online bisa menjadi tempat yang positif bagi semua orang, bukan hanya konten negatif. 🤝
 
Wah, gak sabar aja kagum dengerin kabar ni... Komdigi blokir 8.320 konten radikalisme di Meta, itu seperti keberanian banget! Mereka sih selalu bilang bahwa mereka peduli dengan keamanan online, dan sekarang akhirnya mereka tiba-tiba lakuin. Itu juga kayaknya bagus nih, kalau kita semua bersama-sama melawan keterpengaruhan anak-anak di ruang digital, maka semakin aman online kita aja.

Saya suka betah banget dengerin Brigjen Alexander Sabar bicara tentang pentingnya deteksi dini dan pencegahan keterpengaruhan. Kalau kita semua bisa bekerja sama, seperti keluarga, guru, dan penyelenggara sistem elektronik, maka semakin baik hasilnya. Itu kayaknya bagus banget! 🤩👍
 
kembali
Top