Kisah Waluh Kukus yang Viral di X, Akan Difilmkan
Rumah produksi Falcon Pictures mengumumkan bahwa film adaptasi dari cerita viral yang beredar di platform media sosial Twitter/X, yaitu tentang waluh kukus, akan segera dirilis. Film ini mendapat sambutan sangat positif dari pengguna X.
Saya masih ingat saat-saat itu, ketika muncul cuitan dari pengguna @ainayed yang berisikan cerita kisah waluh kukus. Cerita tersebut berawal dari pengalamannya sendiri saat kecil, di mana ia pernah mengalami trauma karena tidak bisa menikmati labu kukus yang dibawa oleh ibunya untuk dimasukkan sebagai sumbangan ke masjid.
Mereka adalah orang tua keluarga pas-pasan yang hidup di rumah sederhana. Ayah mereka meninggalkan rumah setelah melahirkan anak pertama mereka. Ibu @ainayed bekerja sebagai buruh untuk menghidupi keluarganya, sementara dia sendiri masih bersekolah di jenjang kelas 4 SD.
Setelah dua bulan menunggu labu kukus yang diberikan oleh ibunya itu matang, mereka akhirnya membawanya ke masjid sebagai sumbangan tadarusan. Mereka berharap labu kukus tersebut akan menarik perhatian anak-anak di masjid.
Namun, ketika mereka melihat anak-anak yang sedang makan waluh kukus itu malah mengeluh dan menyebut labu sebagai makanan yang tidak enak. Mereka juga membuat @ainayed tersinggung dengan ucapan anak tertua di acara tadarusan.
Kisah tersebut berakhir ketika @ainayed memutuskan untuk menghabiskan sendirian labu kukus yang ada di ember dan akhirnya menyadapi kehampiran hantu di jalan pulang. Dalam perjalanan pulang, dia salah arah dan terjatuh di sekitar peceren dengan menunggu labu kukusnya untuk habis.
Rumah produksi Falcon Pictures mengumumkan bahwa film adaptasi dari cerita viral yang beredar di platform media sosial Twitter/X, yaitu tentang waluh kukus, akan segera dirilis. Film ini mendapat sambutan sangat positif dari pengguna X.
Saya masih ingat saat-saat itu, ketika muncul cuitan dari pengguna @ainayed yang berisikan cerita kisah waluh kukus. Cerita tersebut berawal dari pengalamannya sendiri saat kecil, di mana ia pernah mengalami trauma karena tidak bisa menikmati labu kukus yang dibawa oleh ibunya untuk dimasukkan sebagai sumbangan ke masjid.
Mereka adalah orang tua keluarga pas-pasan yang hidup di rumah sederhana. Ayah mereka meninggalkan rumah setelah melahirkan anak pertama mereka. Ibu @ainayed bekerja sebagai buruh untuk menghidupi keluarganya, sementara dia sendiri masih bersekolah di jenjang kelas 4 SD.
Setelah dua bulan menunggu labu kukus yang diberikan oleh ibunya itu matang, mereka akhirnya membawanya ke masjid sebagai sumbangan tadarusan. Mereka berharap labu kukus tersebut akan menarik perhatian anak-anak di masjid.
Namun, ketika mereka melihat anak-anak yang sedang makan waluh kukus itu malah mengeluh dan menyebut labu sebagai makanan yang tidak enak. Mereka juga membuat @ainayed tersinggung dengan ucapan anak tertua di acara tadarusan.
Kisah tersebut berakhir ketika @ainayed memutuskan untuk menghabiskan sendirian labu kukus yang ada di ember dan akhirnya menyadapi kehampiran hantu di jalan pulang. Dalam perjalanan pulang, dia salah arah dan terjatuh di sekitar peceren dengan menunggu labu kukusnya untuk habis.