Ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara tidak hanya memukul hati warga tetapi juga membuat masyarakat terkejut karena pelaku tersebut adalah salah satu siswa SMA itu sendiri. Bengkel sepeda, pos ronda, dan bahkan rumah warga menjadi tempat perbincangan tentang kejadian yang mengejutkan itu.
Terduga pelaku dianggap anak yang tumbuh dari keluarga "broken home" ini. Sebelumnya ia dikenal sebagai pribadi yang pendiam, remaja kelas 12 tersebut memiliki wajah ceria dan aktif sejak usia enam tahun. Ia hidup bersama keluarganya di daerah Cilincing, Jakarta Utara, sampai mereka memutuskan untuk pindah.
Keluarga terduga pelaku ini dikenal bekerja sama dalam menjalankan kegiatan bisnis yang saling bergantung. Ayah dan ibunya bekerja sama memasok kue di sejumlah restoran, namun keharmonisan itu tidak bertahan lama setelah rilis surat percerain.
Sekilas, sumber informasi ini masih merasa bingung tentang kejadian dua hari lalu. Ayah yang masih mengingat bunyi dentuman keras akibat ledakan tersebut berbagi pengalaman saat mendengarnya di komplek warga tempat beliau tinggal.
Ketika ditemui di rumahnya, ayah dan terduga pelaku hanya menumpang di sebuah bangunan dua lantai dengan tujuh orang yang dihuni. Warga setempat masih merasa bingung tentang adanya anak berusia 17 tahun ini yang jarang keluar dan hidup dalam keadaan tertutup.
Terduga pelaku dianggap anak yang tumbuh dari keluarga "broken home" ini. Sebelumnya ia dikenal sebagai pribadi yang pendiam, remaja kelas 12 tersebut memiliki wajah ceria dan aktif sejak usia enam tahun. Ia hidup bersama keluarganya di daerah Cilincing, Jakarta Utara, sampai mereka memutuskan untuk pindah.
Keluarga terduga pelaku ini dikenal bekerja sama dalam menjalankan kegiatan bisnis yang saling bergantung. Ayah dan ibunya bekerja sama memasok kue di sejumlah restoran, namun keharmonisan itu tidak bertahan lama setelah rilis surat percerain.
Sekilas, sumber informasi ini masih merasa bingung tentang kejadian dua hari lalu. Ayah yang masih mengingat bunyi dentuman keras akibat ledakan tersebut berbagi pengalaman saat mendengarnya di komplek warga tempat beliau tinggal.
Ketika ditemui di rumahnya, ayah dan terduga pelaku hanya menumpang di sebuah bangunan dua lantai dengan tujuh orang yang dihuni. Warga setempat masih merasa bingung tentang adanya anak berusia 17 tahun ini yang jarang keluar dan hidup dalam keadaan tertutup.