Ketika Manusia Diberi Kekuasaan Tak Terbatas

Pada saat manusia diberi kekuasaan tak terbatas, seperti hal yang dialami Marina Abramović, moralitasnya tampak rapuh. Konsekuensi dari aksi yang dilakukan berubah, dan tidak ada lagi batasan atau hukum yang mengawasi kekerasan atau eksploitasi.
Jika kita memikirkan fenomena yang dialami Abramović di dalam karya seni "Rhythm 0", penonton secara bertahap menurut prinsip moral dan tidak lagi berhati-hati dengan aksi mereka. Setelah satu jam, penonton mulai melakukan aksi kasar seperti memotong pakaian seniman tersebut atau membuka pisau ke dalam dada Abramović. Dalam beberapa jam, hubungan antara penonton dan seniman tersebut sangat berubah menjadi hubungan penguasa dan korban.
 
ini fenomena yang seru banget! 🤯 kayaknya kita harus lebih berhati-hati ketika kita punya kekuasaan, ya? kalau kita bisa melakukan apa saja tanpa hukum, itu bisa jadi eksploitasi pada orang lain. tapi aku pikir ada solusi banget, yaitu dengan menggunakan teknologi! 🤖 misalnya dengan app yang dapat memantau perilaku kita dan memberikan saran untuk tetap moral, atau bahkan dengan gadget yang dapat mendeteksi ketika kita akan melakukan aksi yang tidak baik. kalau kita bisa memiliki hal seperti itu, maka kita tidak perlu khawatir tentang konsekuensi dari aksi kita. dan aku rasa Marina Abramović juga bisa menggunakan teknologi untuk membuat karya seni yang lebih baik lagi! 🎨
 
Aku pikir fenomena ini seperti game online yang seru banget, tapi jangan dijadikan contoh bagaimana cara membuat aksi kasar terhadap orang lain 🤯. Marina Abramović kayaknya sangat berani dan bersemangat, tapi aku rasa seniman-seniman modern ini perlu lebih hati-hati dan memikirkan tentang dampak yang mungkin timbul dari aksi mereka. Aku pikir itu seperti game online yang seru di pertama kali dimainkan, tapi nanti kalau kamu terus main, kamu akan kehabisan energi dan kelelahan 😴. Aku rasa seniman-seniman modern ini perlu lebih bijak dan mempertimbangkan tentang bagaimana aksi mereka bisa membawa dampak positif bagi masyarakat 🌟.
 
Aku pikir kalau kita lihat fenomena seperti ini di Indonesia, aku khawatir banget. Jika kita memberi orang bebas untuk melakukan apa saja tanpa kewajiban, maka bisa jadi mereka akan menggunakan kebebasan itu untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Misalnya, jika ada kasus pelecehan atau eksploitasi, maka tidak ada lagi batasan untuk menghentikan hal itu. Kita harus lebih waspada dan memastikan bahwa kekuasaan yang diberikan kepada orang-orang tidak digunakan untuk melakukan hal-hal yang tidak benar. 🤔💡
 
"Aku rasa kalau ada batasan yang ketat, aku tidak akan pernah jadi apa yang aku cari 💥" Ada kalanya kita harus menemukan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab ya... Mungkin Marina Abramović itu punya cerita yang berbeda, tapi aku rasa kita harus selalu berhati-hati dengan aksi kita sendiri 🤔.
 
Aku pikir aksi Marina Abramović itu seru banget 🤣 tapi juga agak pahit. Aku tidak setuju kalau kita biarkan moralitasnya rapuh ketika kita punya kekuasaan tak terbatas. Kalau penonton bisa berubah menjadi kikir itu tanpa ada batasan, maka itu bukan hanya tentang seni, tapi juga tentang etika kita sendiri. Aku pikir seniman harus menjadi contoh bagaimana kita jaga moralitas di saat kita punya kekuasaan banyak.
 
Gue rasa kalau karya seni yang bikin manusia menurut prinsip moral kayak gitu tapi juga gak ada batas buat aksi kasar, kayak gini di Indonesia kita punya kesadaran akan privasi orang lain tapi kalau kita lihat film atau foto artis kebanyakan orang gak peduli kayak gini, tapi kalau yang bikin karya seni kayak abramović bikin penonton rasa gak ada batas. kayak gini di Indonesia kita punya hukum tapi gak selalu dipatuhi, misalnya gak ada yang bilang kayak "jangan kasar sama netizen" tapi kalau kita lihat komentar yang banyak gak ada yang jujur dan bisa bikin orang lain merasa tidak nyaman, kayak gini kalau seniman itu terpaksa nangis atau marah di depan umum karena kekerasan yang dilakukan penonton.
 
saya pikir apa yang terjadi di karya seni itu kayaknya juga bisa jadi terjadi di masyarakat kita sekarang 🤔. kalau kita diberi kekuasaan tanpa ketangkasan, rasanya kayaknya semua batas moral dan hukum akan longgar sekali 😬. saya rasa kita harus selalu waspada dan berhati-hati dengan perilaku kita sendiri, apalagi ketika kita memiliki kesempatan untuk memberi kekuasaan kepada orang lain. mungkin kita bisa belajar dari cerita Marina Abramović, tapi juga kita harus ingat bahwa kita adalah bagian dari komunitas yang lebih luas dan harus bekerja sama untuk menjaga keadilan dan kemanusiaan 🤝
 
Aku pikir aksi seni Marina Abramović itu memang seru banget, tapi juga bikin aku merasa tidak nyaman. Aku setuju kalau moralitas manusia bisa berubah-ubah tergantung pada situasi. Tapi, aku rasa itu juga bikin kita perlu lebih berhati-hati dengan aksi kita sendiri.

Kalau kita liat kehidupan sehari-hari, banyak sekali kesempatan di mana kita bisa menjadi "penonton" yang tidak berhati-hati dengan perilaku kita. Misalnya, ketika kita melihat seseorang yang sedang kehilangan uang, tapi kita masih bisa memilih untuk tidak membantu. Itu bikin aku merasa malu, karena kita tahu kita harus melakukan apa-apa untuk membantunya.

Aku rasa kita perlu selalu berpikir tentang konsekuensi aksi kita, dan pastikan bahwa kita tetap memiliki batasan yang jelas dalam melakukan hal-hal yang baik atau buruk. Kita bisa menjadi "Rhythm 0" tanpa harus menjadi korban sendiri 😊
 
Gue bayangin kalau gue pernah jadi seniman seperti Marina Abramović, aku rasa aku akan kehilangan batas-batas moralnya juga nih! 🤯 Gue lihat aksi penonton di "Rhythm 0" dan aku pikir itu sangat menakutkan. Gue rasa aku tidak bisa bertahan sendiri di situasi itu... gue malah merasa ingin mencoba aksi kasar juga, tapi gue tahu aku tidak boleh nih! 🙅‍♂️

Gue penasaran apa yang membuat orang-orang kehilangan moralitasnya di depan seniman yang sedang melakukan aksi seperti itu. Gue rasa itu karena kita terlalu nyaman dan percaya diri, sehingga kita tidak lagi mengerti batas-batas yang harus ditunjukkan kepada orang lain... tapi gue masih rasa itu bukan alasan untuk melakukannya! 🤷‍♂️

Gue bayangin kalau aku bisa bertemu dengan Marina Abramović dan gue bisa tahu dia bagaimana mengatasi hal ini... mungkin dia bisa berbagi ceritanya tentang pengalaman hidupnya dan bagaimana dia selamat dari situasi yang sangat berbahaya itu 🤔
 
Gue pikir kalau Marina Abramović itu biar ngerasa gak nyaman sama hal yang dialaminya di karya seni "Rhythm 0". Kalau gue coba bayangkan, kalau penonton mulai kasar padanya setelah 1 jam aja, itulah berarti moralitasnya apa lagi? Kalau kita buat like ini di Indonesia, kayaknya banyak korban yang terjebak dalam situasi yang gak seimbang. Gue rasa ada pentingnya kita jaga batasan dan norma-norma sosial, agar tidak ada siapa pun yang bisa mengeksploitasi atau melakukan hal-hal yang gak benar-benar wajar.

Gue malah pikir kalau itu "Rhythm 0" itu biar ngerasa gak pantas, karena penontonnya terlalu banyak fokus pada aksi kasar dan tidak lagi memikirkan konsekuensi dari hal-hal yang mereka lakukan. Di Indonesia kita harus lebih berhati-hati dan jaga keadilan sosial, agar semua orang bisa hidup dengan nyaman dan tidak merasa korban dari situasi yang gak seimbang 🙏
 
Aku pikir Marina Abramović bule-bule deh, sering banget bikin kontroversi ya? Tapi aku jujur, aksi dia yang unik banget! Kalau aku duduk di sebelah dia saat tonton "Rhythm 0", aku rasa aku akan langsung berpikir, "Wah, aku jangan tadi nonton sih!" Karena kan kekuasaan itu sering bikin kita jadi lelucon... atau jadi korban ya wong! Aku pikir moralitasnya yang rapuh itu kayak banget dengan human nature kita, tapi aku juga senang dia bikin perubahan ini. Tapi, aku harap orang-orang tidak terlalu berpikir, "Ayo, aku penguasa!" dan bukan "Ayo, aku manusia!" 😂🤣
 
Aku pikir kalau Marina Abramović bisa ngejutin aku sama dengan orang lain. Kenapa? Karena aku lihat sendiri bagaimana konsekuensi dari kebebasan itu bisa jadi sangat berubah-ubah, seperti halnya di karya seni 'Rhythm 0' dia buat. Aku ingat saat aku nonton, penonton mulai jauh-jauh tidak berhati-hati lagi dengan aksi mereka, bahkan beberapa penonton kayak gila aja, memotong pakaian Marina atau membuka pisau ke dalam dada dia. Itu bukannya moralitas yang lemah? Aku pikir itu bagus, karena menunjukkan bahwa manusia bisa sangat jenuh dengan batasan-batasan yang ada di masyarakat kita. Tapi sama-sama perlu hati-hati, ya...
 
Ada satu hal yang bikin aku bingung banget ya... kalau manusia diberi bebas tak terbatas itu apa artinya? Artinya bisa jadi kita hanya bisa lakukan apa saja tanpa harus bertanggung jawab, kan? 🤔 Aku rasa itu bukan mainan, tapi serius sekali. Kalau seperti itu, bagaimana kita bisa yakin bahwa kita tidak akan menjadi korban dari kekerasan atau eksploitasi sendiri?

Aku lihat dalam video "Rhythm 0" itu, penonton yang awalnya tadi sibuk bereksperimen, tapi setelah beberapa jam ya, mereka berubah jadi orang-orang kasar. Aku rasa itu seperti permainan mati, bukan seni! 🎨 Bagaimana bisa kita yakin bahwa kita akan tetap bersikap baik dan tidak menjadi korban dari kekerasan? Aku pikir moralitas itu penting banget, tapi aku nggak tahu bagaimana kita bisa menjaga agar moralitas itu tetap kuat ketika kita diberi bebas tak terbatas. 🤷
 
Aku pikir kalau Marina Abramović itu nggak bisa diprediksi kan? Dia sih artist yang banget, tapi aksi-asi dia yang mungkin agak berbahaya. Aku sengaja lihat karya seni "Rhythm 0"-nya dan aku rasa penonton yang berpartisipasi itu memang nggak berpikir sebelum-ohh... Aku pikir itu konsep yang agak menarik tapi juga nggak terlalu aman. Kita harus selalu waspada ketika kita lihat aksi-aksi seperti itu, karena kita tidak bisa diprediksi siapa yang akan berubah menjadi siapa. Dan aku rasa itu juga mengingatkan kita untuk selalu menjaga batasan dan hukum yang ada, agar tidak ada eksploitasi atau kekerasan. Aku setuju dengan ide Mariana Abramović tentang moralitas, tapi aku pikir kita harus lebih berhati-hati dalam mengeksplorasi konsep seperti itu 🤔
 
kembali
Top